tirto.id - Punya anak yang beranjak remaja bukanlah hal mudah. Mereka mengalami perubahan hormon yang umumnya memengaruhi ayunan perangai dan perilaku.
Anak perempuan bahkan punya kepelikan tersendiri: mulai menstruasi.
Mardiana (48), ibu dua anak perempuan, membantu membereskan kasur yang terkena bercak darah dan mengajarkan cara membersihkan organ kewanitaan saat keduanya haid untuk pertama kali.
Nana, panggilan akrabnya, juga memberi penjelasan biologis soal menstruasi kepada sang putri, selain perubahan fisik yang mereka alami seperti payudara yang membesar.
Dia bahkan tak pernah absen untuk mengingatkan mereka agar membawa pembalut kemana pun mereka pergi dan mewanti-wanti agar pembalut diganti setiap empat jam sekali demi kesehatan.
Ada banyak hal yang perlu dipelajari tentang menstruasi. Namun tak sedikit orang tua yang justru kebingungan menghadapi situasi ini sehingga anak-anak tak mendapat penjelasan memadai tentang tubuhnya sendiri.
Penjelasan soal menstruasi dan masa puber semestinya tak menjadi hal tabu bagi para orang tua untuk mengurangi rasa takut dan cemas anak, juga meminimalkan risiko mereka menyerap informasi keliru.
Mayo Clinic menulis ada baiknya orang tua berbicara sedini mungkin dan sesering mungkin kepada anak soal menstruasi. Orang tua pun wajib menjelaskan saat sang buah hati menanyakan hal tersebut. Obrolan tak hanya dilakukan sekali, tapi secara berkala.
Orang tua bisa mulai dengan menjelaskan hal-hal dasar dan klarifikasi jika ada misinformasi yang dicerna anak-anak. Biasanya, di sekolah mereka sudah mendapat pelajaran tentang kesehatan dan biologi.
Alih-alih cuek, orang tua perlu menindaklanjuti informasi apa yang sudah anak dapatkan dan perlu mereka pahami lebih dalam.
Orang tua, mengutip artikel “Your Daughter’s First Period”, wajib menjelaskan mengapa seorang perempuan memiliki periode menstruasi, bahwa siklus menstruasi adalah siklus alami yang memungkinkan perempuan untuk hamil.
Jika tak terjadi kehamilan, tubuh perempuan akan membuang lapisan rahim yang terjadi selama satu periode. Jelaskan pula bahwa perempuan akan berhenti menstruasi pada rentang usia 45 hingga 55 tahun—dinamakan menopause.
Anak kita perlu tahu kalau tiap orang memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda. Umumnya, siklus datang bulan perempuan antara 25 sampai 30 hari. Beberapa perempuan mengalami menstruasi pada siklus 21 hari, tapi ada yang memiliki siklus 35 hari.
Orang tua juga perlu menjelaskan kepada bahwa ketika datang bulan, anak perlu menggunakan pembalut, tampon atau cangkir menstruasi untuk menampung darah yang keluar. Periode ini umumnya berlangsung 3 sampai 7 hari.
Beberapa tahun pertama setelah seorang anak mulai menstruasi, periodenya mungkin tidak teratur, dan ini wajar.
Penjelasan tentang Pre-Menstrual Syndrome (PMS) dan rasa sakit yang mungkin akan mereka alami seperti kram perut bagian bawah atau punggung, nyeri pada payudara, atau bahkan mengalami sakit kepala, pusing, mual, diare, dan munculnya jerawat juga perlu diberikan.
Gejalanya bakal hilang setelah beberapa hari pertama menstruasi, sehingga tak perlu menghalangi anak berolahraga, bersenang-senang, dan menikmati hidup.
Kemudian, jadilah teman yang membuat anak nyaman untuk bercerita. Apalagi mulainya datang bulan adalah pertanda anak harus lebih hati-hati dalam pergaulan maupun kesehatan.
Kalau merasa tak mampu menjelaskan, situs Good Men Project menyarankan para ayah untuk mengajak anak mengunjungi ginekolog agar lebih mengerti bagaimana cara menjaga diri.
*Artikel ini pernah tayang di tirto.id dan kini telah diubah sesuai dengan kebutuhan redaksional diajeng.
Editor: Maulida Sri Handayani & Yemima Lintang