tirto.id - Melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of 20 (G20) di Riyadh, Arab Saudi pada November 2020, Indonesia telah ditetapkan menjadi tuan rumah G20 tahun ini. Indonesia memegang presidensi G20sejak serah terima dari Italia pada 31 Oktober 2021 di Roma.
Presidensi tersebut berlangsung mulai 1 Desember 2021 hingga serah terima presidensi berikutnya di KTT G20 pada 30 November mendatang di Bali. KTT G20 di Indonesia mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger.” Indonesia berfokus pada 3 isu: penanganan kesehatan yang inklusif, transformasi berbasis digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan, seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet RI.
Adapun mengutip laman resmi G20, G20 adalah platform multilateral strategis yang menghubungkan negara-negara maju dan berkembang terbesar di dunia, yang beranggotakan 19 negara, termasuk Indonesia dan Rusia, plus Uni Eropa. Namun, kehadiran Rusia sebagai salah satu anggota G20 kali ini menjadi kontroversi lantaran invasi negara tersebut di Ukraina sejak 24 Februari 2022.
Di sisi lain, informasi yang dipertanyakan kebenarannya juga tersebar di media sosial. Misalnya akun Facebook bernama Tinta Emas (tautan, arsip) yang membagikan video berdurasi sekitar 3 menit pada 7 Mei 2022. Dalam deskripsi video akun itu menulis, “PAGI INI Amerika Umumkan KTT G20 Indonesia BATAL Digelar! Begini Respon Indonesia.”
Pada durasi awal video, terdapat tulisan “HEADLINES, PAGI INI AMERIKA UMUMKAN G20 BALI BATAL DIGELAR!!” dengan gambar Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di sebuah pertemuan berlatar logo G20 Italia 2021. Setelah narasi video berbunyi “begini respon Indonesia,” video tersebut lalu menunjukkan tangkapan layar berita Warta Ekonomi pada menit 0:22 dan screenshot berita dari portal Detik.com pada menit 1:42.
Isi dari berita Warta Ekonomi intinya adalah bahwa Indonesia mengabaikan tekanan AS dan tekanan negara-negara Barat lain untuk tidak menghadirkan Rusia, utamanya Presiden Vladimir Putin, di KTT G20 di Bali. Indonesia disebut tetap memastikan kehadiran Putin di G20 di Bali yang juga telah dikonfirmasi oleh Putin melalui sambungan telepon pada Kamis, 28 April lalu, seperti dilansir dari berita Warta Ekonomi tersebut.
Sementara berita dari Detik.com, yang mengutip dari kantor berita AFP, yang disebut dalam video, menyebut bahwa AS menentang secara terbuka kehadiran Putin di G20 di Indonesia.
Video itu juga menyampaikan narasi bahwa sebagai respon kedatangan Rusia di KTT G20 di Indonesia, AS mengancam akan mencabut mandat presidensi G20 Indonesia dan menganggap semua keputusan yang diambil di KTT G20 ilegal dan tidak memiliki dasar kesepakatan internasional.
Video ini menjadi viral hingga mendapat sekitar 3 ribu reaksi dan diputar sebanyak 221 ribu kali per 11 Mei 2022.
Lantas, benarkah Amerika membatalkan KTT G20 di Indonesia?
Penelusuran Fakta
Pertama-tama, Tirto menelusuri tangkapan berita yang dikutip pada video tersebut, yakni dari Warta Ekonomi dan Detik.com. Melalui pencarian di Google dengan kalimat-kalimat berita di tangkapan layar di video, ditemukan bahwa berita yang dimaksud adalah berita ini di Warta Ekonomi, dengan judul "Indonesia bakal Cuek ke Amerika, Jokowi Bilang Tuan Putin akan Hadir di KTT G20".
Sementara itu, berita di Detik.com adalah berita ini, dengan judul "Amerika Serikat Merespons Konfirmasi Putin ke Jokowi Hadiri KTT G20".
Pada kedua berita tersebut, tidak ditemukan informasi yang menyebutkan bahwa AS akan membatalkan KTT G20 di Indonesia, ataupun soal ancaman AS untuk mencabut mandat presidensi G20 Indonesia dan menganggap semua keputusan yang diambil di KTT G20 ilegal dan tidak memiliki dasar kesepakatan internasional jika Rusia hadir.
Sementara itu, Tirto juga mengecek asal-usul video yang beredar. Tirto menemukan kanal YouTube KajianOnline yang mengunggah video bersangkutan pada 6 Mei 2022 dengan judul yang sama.
Baca artikel detiknews, "Amerika Serikat Merespons Konfirmasi Putin ke Jokowi Hadiri KTT G20" selengkapnya https://news.detik.com/internasional/d-6058250/amerika-serikat-merespons-konfirmasi-putin-ke-jokowi-hadiri-ktt-g20.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Mengutip deksripsi kanal mereka, KajianOnline menyajikan informasi yang akurat, terkini, dan menarik. Kanal ini pun menyebut dirinya sebagai portal informasi paling update dan telah melakukan validasi sumber atas informasi yang disampaikan. Hingga 11 Mei 2022, kanal KajianOnline telah diikuti oleh 472 orang.
Kendati begitu, perlu diketahui kanal ini pernah membagikan hoaks terkait pencopotan jabatan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas pada Februari lalu. Kanal tersebut mengklaim, Jokowi mencopot jabatan Menag Yaqut akibat menyamakan azan dengan gonggongan anjing.
Seperti pernah diperiksa Tirto, informasi tersebut salah dan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Thobib Al Asyhar telah memberikan keterangan tertulis bahwa Menag Yaqut sedang memberi contoh pentingnya pengaturan kebisingan pengeras suara.
Mengenai video yang beredar, Tirto juga mencocokkan keyframe video dengan foto/video yang ada di internet menggunakan alat telusur video InVid. Hasilnya, kami tidak menemukan berita terkait video itu yang menyatakan Amerika membatalkan KTT G20 di Indonesia.
Amerika bersama dengan Kanada dan Inggris memang melakukan aksi walk out atau meninggalkan ruangan ketika perwakilan Rusia berbicara pada pertemuan menteri keuangan G20 di Washington D.C., AS pada Rabu, 20 April lalu. Aksi itu merupakan wujud protes atas berlanjutnya invasi Rusia di Ukraina utamanya saat bergeser ke wilayah Donbas, merujuk Al Jazeera.
“Kami bersatu dalam kecaman kami atas perang Rusia melawan Ukraina dan akan mendorong koordinasi internasional yang lebih kuat untuk menghukum Rusia,” demikian bunyi cuitan Twitter dalam Bahasa Inggris, Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak pada Kamis (21/4/2022).
Langkah itu didukung pula oleh sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki, seperti dikutip Al Jazeera. Ia menyampaikan bahwa ini adalah indikasi fakta bahwa Presiden Putin dan Rusia telah menjadi negara yang tersingkir (pariah) di panggung global.
Masih dari Al Jazeera, Presiden AS Joe Biden pun bilang Rusia tidak boleh lagi menjadi anggota G20. Sebelumnya Menteri Keuangan AS Janet Yellen juga telah berencana menghindari kontak dengan pejabat Rusia yang akan menghadiri beberapa acara G20 secara virtual.
Menanggapi hal ini, Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani mengaku telah memahami beberapa skenario mengenai sikap negara G7 dalam merespons kehadiran Rusia termasuk intervensi yang mereka lakukan, dilansir kantor berita Antara. Oleh karenanya langkah tersebut tidak mengagetkan, pun tidak menganggu atau menimbulkan masalah terhadap berlangsungnya diskusi.
Terlepas dari hiruk-pikuk itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam tayangan video YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (29/4/2022) memastikan Rusia akan hadir dalam KTT G20. Jokowi juga mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy lewat perbincangan telepon untuk hadir dalam presidensi tahun ini meski tidak menjelaskan kepastian konfirmasinya. Ukraina sendiri bukan termasuk anggota G20.
“Sebagai penutup saya ingin menekankan bahwa Indonesia ingin menyatukan G20, jangan sampai ada perpecahan. Perdamaian dan stabilitas adalah kunci bagi pemulihan dan pembangunan ekonomi dunia,” kata Jokowi, Jumat (29/4/2022).
Biden masih dalam tahap diskusi dengan para penasihatnya merespons konfirmasi kehadiran Rusia. Namun, belum ada keputusan terkait boikot puncak acara G20 yang akan dilaksanakan di Bali November mendatang. Menukil dari CNN, para pejabat AS mengungkapkan kemungkinan tidak adanya keputusan dalam waktu dekat lantaran mempertimbangkan kerugian melewatkan acara tersebut.
Pejabat Gedung Putih memikirkan sejumlah skenario berbeda, termasuk potensi mengirimkan delegasi tingkat rendah atau berpartisipasi dari jarak jauh. Akan tetapi kedatangan Biden secara langsung dianggap masih menjadi opsi yang sangat mungkin kendati Presiden Rusia Vladimir Putin juga turut hadir di sana.
"Presiden telah menyatakan secara terbuka penentangannya terhadap Presiden Putin yang menghadiri G20. Kami menyambut baik kehadiran Ukraina—atau undangan untuk menghadiri G20. Ini masih 6 bulan lagi, jadi kami tidak bisa memprediksi pada titik ini akan seperti apa bentuknya," ujar Psaki dalam keterangan pers, Jumat (29/4/2022).
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, Tirto tidak menemukan adanya berita atau pernyataan resmi bahwa AS membatalkan KTT G20 di Bali seperti diklaim di video yang tersebar di Facebook. Berita-berita yang dikutip di video itu pun tidak memuat informasi tersebut.
Berdasarkan informasi terakhir, para pejabat AS belum memutuskan langkah selanjutnya setelah konfirmasi kehadiran Rusia di KTT G20 November mendatang.
Dengan demikian, unggahan akun Facebook Tinta Emas bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
==============
Tirto mengundang pembaca untuk mengirimkan informasi-informasi yang berpotensi hoaks ke alamat email factcheck@tirto.id atau nomor aduan WhatsApp +6287777979487 (tautan). Apabila terdapat sanggahan atau pun masukan terhadap artikel-artikel periksa fakta maupun periksa data, pembaca dapat mengirimkannya ke alamat email tersebut.
Editor: Farida Susanty