tirto.id - Polri mengerahkan 2.627 personel guna mengamankan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023 atau ASEAN Summit pada 9-11 Mei di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Rencana personel yang dikerahkan yakni 2.627 orang. berasal dari Mabes Polri sebanyak 947 personel, Polda Nusa Tenggara Timur (ada) 1.660 personel, dan Polda Nusa Tenggara Barat (ada) 20 personel," ucap Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho, dalam keterangan tertulis, Jumat, (28/4/2023).
Sandi menjelaskan seluruh personel yang terlibat dalam pengamanan KTT ASEAN 2023 akan disebar ke sejumlah tempat objek pengamanan, seperti bandara, akomodasi para delegasi atau kepala negara yang hadir, hingga lokasi penyelenggaraan.
Sebelum acara puncak pada 9-11 Mei, Sandi menuturkan akan ada kegiatan sampingan yang digelar pada 7-9 Mei. Untuk pengamanan acara sampingan akan menjadi tanggung jawab Korps Bhayangkara.
"Polri memberikan bantuan BKO personel untuk Ring 1, Ring 2, dan Ring 3. Untuk acara sampingan menjadi tanggung jawab penuh dari Polri," tegas Sandi. Adapun beberapa hal yang diperkuat yakni fasilitas yang ada di Labuan Bajo.
Contohnya, keberadaan kamera pengawas untuk memperkuat pengendalian dari Pusat Komando, dari bandara sampai tempat acara dan akomodasi. "Terkait dengan camera body warm, CCTV statis dan mobile, bisa kami penuhi," kata jenderal bintang dua itu.
Kamera pengawas tersebut akan dilengkapi teknologi pengenalan wajah guna mendeteksi orang-orang yang dicurigai akan melakukan tindak pidana. Dalam pengamanan ini, Polri pun akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan kelancaran acara.
Indonesia kembali menjalankan kepemimpinan internasional dengan memegang tongkat keketuaan ASEAN 2023. Keketuaan tersebut diserahkan dari Kamboja ke Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-42 di Phnom Penh, November 2022.
Periode keketuaan Indonesia di ASEAN akan berlangsung selama satu tahun, dimulai sejak 1 Januari-31 Desember 2023 yang menandakan kepercayaan kawasan regional kepada Indonesia, untuk menavigasi pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan kawasan regional ASEAN di tengah pemulihan dunia usai pandemi COVID-19.
Keketuaan Indonesia ini sekaligus memberikan peluang dan menunjukkan peran strategis Indonesia memperkuat kapasitas dan kapabilitas kelembagaan ASEAN, utamanya dalam membentuk tatanan kawasan yang mendasarkan pada multilateralisme dan nilai-nilai inklusivitas.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Reja Hidayat