tirto.id - Apa saja amalan 10 Muharram yang merupakan hari Asyura yang bisa kita lakukan? Hari Asyura jatuh setiap 10 Muharam pada penanggalan hijriah, yang merupakan momen istimewa dalam Islam.
Puasa Ayura dilakukan pada 10 Muharam setiap tahunnya. Pada Muharam 1444 H tahun ini, jadwal puasa Asyura jatuh pada 8 Agustus 2022.
Berbagai peristiwa penting terjadi pada tanggal tersebut, mulai dari taubat Nabi Adam AS diterima oleh Allah SWT, hingga tragedi menyedihkan di padang Karbala saat pembunuhan cucu Rasulullah SAW, Husen bin Ali.
Pada hari Asyura juga, setiap amalan baik dilipatgandakan pahalanya, karena termasuk dalam keutamaan bulan Muharam. Sebaliknya, siapa yang mengerjakan perbuatan buruk, dosanya juga digandakan.
Hal ini dirujuk dari firman Allah SWT dalam surah At-Taubah ayat 36:
"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah [ketetapan] agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu, dan perangilah musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa,” (Q.S At-Taubah [9]: 36).
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya bahkan memaparkan, pahala untuk amal baik pada empat bulan itu (Muharram, Zulkaidah, Zulhijah dan Rajab) akan dilipatgandakan, demikian pula dosa perbuatan buruk. Dikutip dari kitab Tafsir Ibnu Katsir (Juz 4: 89-90), ia menyitir pernyataan Abu Qatadah:
"Sesungguhnya berbuat zalim pada Muharam lebih besar dosanya dibanding dengan kezaliman yang dikerjakan di bulan lainnya, walaupun perbuatan zalim yang dikerjakan pada selain bulan itu tetap besar dosanya, tetapi Allah SWT mengagungkan urusan-Nya sesuai kehendaki-Nya."
Amalan 10 Muharram
Pada Muharam, khususnya pada hari Asyura merupakan momen yang diistimewakan. Pada hari itu, disunahkan berpuasa dan memperbanyak amalan baik lainnya.
Dilansir dari NU Online, berikut ini amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada hari Ayura, dan secara umum dianjurkan untuk dikerjakan pada Muharam:
- Memperbanyak salat sunah
- Berpuasa
- Menyambung silaturahmi
- Bersedekah
- Mandi
- Memakai celak mata
- Berziarah kepada ulama (baik yang hidup maupun yang meninggal)
- Menjenguk orang sakit
- Menambah nafkah keluarga
- Memotong kuku
- Mengusap kepala anak yati
- Membaca Surat al-Ikhlas sebanyak 1000 kali.
Setiap tanggal 10 Muharam atau hari Asyura, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa sunah. Namun, sebenarnya puasa sunah Asyura disyariatkan sebelum kewajiban puasa Ramadan, sebagaimana tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Aisyah RA:
"Bahwasanya orang-orang Quraisy pada zaman Jahiliah melakukan puasa Asyura, kemudian Rasulullah SAW memerintahkan agar melakukan puasa Asyura tersebut sampai diwajibkan puasa Ramadan, dan Rasulullah SAW mengatakan:
'Barang siapa yang ingin melakukan puasa Asyura silahkan, dan barang siapa yang tidak ingin melakukannya silahkan berbuka'," (H.R. Bukhari dan Muslim).
Puasa Asyura juga memiliki fadilah besar karena keutamaannya yang dapat menggugurkan dosa selama setahun.
Dalilnya dirujuk dari hadis Abu Qatadah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
"Puasa di hari Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu," (H.R. Abu Daud).
Tidak hanya itu, puasa Asyura juga dianggap sebagai puasa yang agung karena derajatnya setingkat di bawah puasa Ramadan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
"Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah [puasa] di bulan Allah Muharram. Dan salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam," (H.R. Muslim).
Bacaan niat puasa Asyura
Bacaan niat puasa Asyura adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: "Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati asyûra lillahi ta‘ala."
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”
Sebagaimana niat untuk puasa sunah lainnya, niat puasa Asyura, juga bisa diucapkan ketika fajar sudah terbit, sepanjang belum melakukan semua hal yang bisa membatalkan ibadah puasa.
Jika niat puasa Asyura diucapkan usai terbitnya fajar, bacaannya adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: "Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnati asyura lillahi ta‘ala."
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Tasu’a atau Asyura hari ini karena Allah SWT.
Asyura berasal dari kata
‘asyara, artinya bilangan sepuluh. Adapun pada tanggal 10 Muharram ini, Allah SWT memuliakan 10 Nabi. Penjelasan ini tertuang di Kitab Nazaatul Majalis Wa Muntakhobun Mawaidz karya Syekh Abdurahman Al-Sofuri dan Kitab Al-Nawadzir karya Syekh Sihabuddin bin Salamah Al-Qolyubi.Dikutip dari artikel yang berjudul "Keutamaan Bulan Muharram bagi Para Nabi" di laman NU Online, yang memuat penjelasan KH Djamaluddin Ahmad atas isi dua kitab di atas, salah satu peristiwa istimewa pada 10 Muharram dialami oleh Nabi Adam as.
Pada hari itu, Allah SWT menerima pertaubatan yang dilakukan oleh Nabi Adam setelah ia dikirim ke bumi bersama Hawa dalam kondisi terpisah. Allah SWT menerima taubat Nabi Adam AS, atas kesalahannya memakan buah terlarang di surga.
Nabi lain yang mendapatkan kemuliaan pada 10 Muharram adalah Nabi Ibrahim AS. Ayah dari Nabi Ismail AS ini diangkat oleh Allah SWT sebagai khalilullah atau kekasihnya Allah tepat pada tanggal 10 Muharram.
Selain dua peristiwa tersebut, tanggal 10 Muharram terkait pula dengan kisah Nabi Isa AS. Hari itu merupakan waktu kelahiran Nabi Isa. Pada tanggal yang sama, Nabi Isa juga diangkat ke langit.
Di sisi lain, ada banyak hadis yang menunjukkan bahwa puasa pada 10 Muharram (puasa Asyura) merupakan ibadah sunah yang sangat dianjurkan. Salah satunya adalah hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, sebagai berikut:
"Nabi Muhammad SAW datang ke kota Madinah. Beliau kemudian melihat orang Yahudi puasa pada hari Asyura. Lalu Rasulullah bertanya ‘Ada kegiatan apa ini?’ Para sahabat menjawab ‘Hari ini adalah hari baik yaitu hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka kemudian Nabi Musa melakukan puasa atas tersebut.’ Rasulullah lalu mengatakan ‘Saya lebih berhak dengan Musa daripada kalian’. Nabi kemudian berpuasa untuk Asyura tersebut dan menyuruh pada sahabat menjalankannya," (HR Bukhari: 2004).
Penjelasan mengenai keutamaan puasa Asyura bisa dilihat pula pada hadis lain yang diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas sebagai berikut:
"Aku tidak pernah mendapati Rasulullah SAW menjaga puasa suatu hari karena keutamaannya dibandingkan hari-hari yang lain kecuali hari ini yaitu hari ‘Asyura dan bulan ini yaitu bulan Ramadhan," (HR Muslim).
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Yulaika Ramadhani