tirto.id - Sineas Nia Dinata mengungkap alasan dia mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat di Pilkada DKI Jakarta. Dasar dari sikap politik itu tak hanya dimiliki oleh Nia tapi juga sebagian koleganya sesama sineas.
Menurut Nia, Ahok-Djarot telah berhasil merombak mental birokrasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Perubahan mental itu terasa saat Nia membandingkan proses pembuatan filmnya di taman pada 2011 dan 2015 lalu.
Ia bercerita, saat produksi film Arisan 2 berjalan pada 2011 lalu, dirinya mengalami kesulitan mencari lokasi taman untuk digunakan sebagai lokasi syuting. Kala itu, izin untuk menggunakan taman sebagai lokasi perekaman film masih rumit.
"Waktu 2011 aku bikin film Arisan 2. Aku mau cari taman, ada scene taman di Jakarta. Itu yang namanya taman susahnya setengah mati," kata Nia di posko pemenangan Ahok-Djarot, Rumah Cemara 19, Menteng, Jakarta, pada Rabu (22/3/2017).
Pada 2011 lalu, Nia mengaku sempat menjadi korban pimpong ketika mengurus perizinan lokasi syuting.
“Saya pernah dilempar ke Dinas Pertamanan, dari Dinas Pertamanan lama jawabannya kita ke RT/RW saja, bolak-balik sampai deadline akhirnya sudah lock lokasi akhirnya coret deh tamannya,” kata dia.
Kondisi berbeda terjadi di tahun 2015. Saat Nia dan rekan-rekannya mencari lokasi syuting film 3 Dara, mereka bisa langsung memakai taman di Jakarta untuk tayangan dengan proses perizinan yang singkat.
"Itu sehari kelar urusannya sama pengelola RPTRA Amir Hamzah. Itu ada buktinya di film," kata Nia.
Nia pun mendukung program Ahok-Djarot soal pembentukan bioskop rakyat dan kampung perfilman.
Cucu pahlawan nasional, Otto Iskandar Dinata, itu berpendapat keberadaan bioskop rakyat bisa membantu publik menikmati film Indonesia dengan gampang. Sementara konsep kampung perfilman bisa mendorong kemajuan para sineas di Jakarta. Konsep ini berhasil diterapkan sejumlah negara lain.
Nia berharap ke depan agar Ahok-Djarot menyediakan tempat publik lain yang bermanfaat untuk lokasi syuting bagi banyak sineas.
Selain itu, perlu ada layanan perizinan khusus untuk kegiatan perfilman. Keinginan besar Nia ialah Jakarta bisa mempunyai tempat seperti New York Film Council di Amerika Serikat. Tempat seperti itu berguna membantu para sineas untuk perizinan pembuatan film.
"Jadi film council itu bagian lokasinya, ada loketnya tinggal urus atau bahkan mereka punya database foto-fotonya. jadi kita tinggal klik keluar deh fotonya. itu yang diperlukan ke depannya," kata Nia.
Tak hanya soal film, Nia juga kepincut dengan keberhasilan program Kartu Jakarta Sehat (KJS). "Itu tidak hanya di masa pilkada ini tapi sudah dari 2 tahun 3 tahun lalu, banyak yang sudah mengakui dan sudah merasakan manfaat dari KJS,” kata Nia.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Addi M Idhom