Menuju konten utama

Alasan SBY Tak Merapat ke Koalisi Jokowi karena Megawati

"Karena melihat realitas hubungan saya dengan Ibu Megawati dengan saya belum pulih jadi ada jarak," kata SBY.

Alasan SBY Tak Merapat ke Koalisi Jokowi karena Megawati
Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo menjenguk Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono di RSPAD Gatot Subroto di Jakarta, Kamis (19/7/2018). ANTARA FOTO/Biropers/Laily Rachev/wpa

tirto.id - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara alasan partainya tak bergabung dengan partai koalisi pendukung Joko Widodo, salah satunya adalah hubungannya dengan Ketua Umum PDIP Megawati yang belum pulih.

Usai menerima kunjungan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, SBY menjelaskan, Jokowi sudah mengajak Demokrat bergabung dengan pemerintah sejak mantan Gubernur DKI Jakarta itu terpilih dalam Pilpres 2014. Namun, kata SBY, dirinya menolak, sebab Demokrat tidak ikut mendukung Jokowi dalam Pemilu tersebut.

Kemudian, lanjut SBY, Jokowi kembali melobi Demokrat pada tahun 2015. Dan kembali mengajak bergabung pada tahun 2017, tepatnya saat Aksi 411 dan 212. Terakhir, Jokowi juga kembali mengajak untuk bergabung, tepatnya saat pertemuannya dengan Jokowi pada Mei lalu.

Namun, dalam setiap kali kesempatan, SBY selalu bertanya kepada Jokowi mengenai kesediaan partai koalisi menerima kehadiran Demokrat dalam pemerintahan.

"Setiap kami bertanya, setiap kami bertemu dengan Pak Jokowi, selalu saya bertanya Pak Jokowi apakah kalau Demokrat berada dalam koalisi, partai-partai koalisi itu bisa menerima kehadiran kami. Beliau menjawab ya bisa karena presidennya saya, Tapi itu terus terang merupakan pertanyaan saya karena melihat realitas hubungan saya dengan Ibu Megawati dengan saya belum pulih jadi ada jarak, masih ada hambatan di situ," tutur SBY di kediamannya daerah Kuningan, Jakarta, Rabu (25/7/2017).

"Tapi saya pikir karena yang mengajak Pak Jokowi dan kalau Demokrat berada di dalam untuk kebaikan why not?" lanjut SBY.

Namun, Mantan Menkopolhukam era Presiden Megawati itu menyebut ada suara dari petinggi partai koalisi Jokowi yang mendiskreditkan Demokrat.

Di sisi lain, SBY pun menyadari waktu pemilihan sudah dekat dan Demokrat berisiko kehilangan hak mengajukan capres dan cawapres. Oleh sebab itu, mereka membuka pembicaraan dengan kubu Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan partai-partai lain.

Meskipun tidak merapat ke kubu Jokowi, SBY menegaskan tetap menghormati mantan Gubernur DKI Jakarta itu. "Tidak mungkin begitu saja kami tutup buku dengan Pak Jokowi kemudian buka buku, membuka lembaran baru dengan Pak Prabowo. Saya harus mengatakan pada malam hari ini nampaknya ada hambatan bagi Demokrat untuk berada di dalam koalisi [Jokowi]," tutur SBY.

"Sungguh pun saya benar-benar merasakan kesungguhan dan ketulusan Pak Jokowi untuk mengajak kami di dalam [koalisi], Partai Demokrat tetapi saya mengetahui tanpa harus saya sampaikan dari mana sumber-sumbernya memang tidak terbuka jalan bagi Demokrat untuk berada dalam koalisi beliau," kata SBY.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Alexander Haryanto