tirto.id - PT Telkom Indonesia Tbk menunda waktu peluncuran Satelit Merah Putih di Cape Canaveral, Florida, AS dari semula tanggal 4 Agustus 2018 menjadi 7 Agustus 2018. Penundaan ini sesuai dengan pemberitahuan SpaceX, selaku perusahaan peluncur satelit yang ditunjuk Telkom.
“Berdasarkan informasi dari mereka [SpaceX] memang ada penundaan. Namun kita belum mendapat info [lengkap]-nya. Bagi Telkom, prioritas peluncuran itu haruslah aman,” kata Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo kepada wartawan di Miami, Florida, Amerika Serikat (AS), Kamis (2/8/2018).
Merujuk pada situs resmi NASA, sangat kompleks permasalahan yang membuat sebuah satelit tertunda diluncurkan. Namun umumnya, alasan penundaan bisa dibagi dua. Pertama adalah problem cuaca. Kedua, masalah teknis.
Masing-masing masalah memiliki banyak komponen. Sebagai ilustrasi, peluncuran tidak akan bisa dilakukan jika kecepatan angin dari arah timur laut lebih dari 19 knot, dan dari arah lain lebih dari 34 knot. Peluncuran juga dipastikan batal, jika suhu di lokasi kurang dari 48 derajat Fahrenheit. Masih banyak parameter lainnya yang berkaitan cuaca. Demikian juga jika ada anomali dalam detail kinerja operasional roket.
Saat ini, teknisi SpaceX dan juga beberapa karyawan Telkom yang terlibat dalam proyek peluncuran satelit ini, masih melakukan ‘finishing’ agar peluncuran Satelit Merah Putih pada 7 Agustus nanti bisa berjalan lancar.
SpaceX ditunjuk sebagai perusahaan peluncur Satelit Merah Putih karena dinilai memiliki kredibilitas yang baik dengan rasio tingkat kesuksesan peluncuran yang tinggi, mencapai 98% dalam proyek-proyek peluncuran sebelumnya. Selain itu, harga yang ditawarkan SpaceX pun dinilai paling ekonomis, berkat teknologi ‘flight proven’ yang disematkan pada Roket Falcon 9. Teknologi ini membuat roket tak hanya sekali pakai setelah diluncurkan, melainkan bisa digunakan kembali.
Business Insider pernah menganalisis biaya peluncuran roket dengan menggunakan Falcon 9 ini dan diperoleh angka sebesar 62 juta dolar AS setiap peluncurannya. Angka itu masih lebih rendah dibandingkan dengan rencana harga peluncuran roket Ariane 6 -yang masih dalam tahap pengembangan untuk merespon dominasi SpaceX- yang mencapai 90-100 juta dolar AS, dikutip dariSpacenews.com.
Biaya penghematan yang dilakukan Telkom untuk Satelit Merah Putih ini mencapai 40 persen, jika dibandingkan dengan peluncuran sebelumnya. Jika Satelit 3S yang diluncurkan 14 Februari 2017, memakan total biaya 215 juta dolar AS, maka untuk proyek peluncuran Satelit Merah Putih hanya menghabiskan 166 juta dolar AS, sudah termasuk bea asuransi sebesar 10 juta dolar AS, seperti dikutip dari CNN.
Satelit Merah Putih diluncurkan guna mengganti fungsi Satelit Telkom 1 yang sebentar lagi akan pensiun. Kapasitas satelit terdiri atas 60 transponder aktif. Sebanyak 36 transponder akan melayani wilayah Indonesia, sedangkan 24 transponder lainnya untuk pasar kawasan Asia Selatan. Satelit Merah Putih akan ditempatkan di atas antariksa Selat Karimata dengan garis orbit 108 Bujur Timur.
Penulis: Teguh Budi Santoso
Editor: Maya Saputri