Menuju konten utama

Alasan Jokowi Luncurkan Taksi Alsintan bagi Petani & Pelaku Usaha

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakin program taksi alsintan akan membuat para petani memiliki alat sendiri di masa depan.

Alasan Jokowi Luncurkan Taksi Alsintan bagi Petani & Pelaku Usaha
Presiden Joko Widodo menyampaikan pemaparan saat peresmian Persemaian Rumpin di Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/6/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan program baru dalam pengadaan alat dan mesin pertanian (Alsintan) yaitu Taksi Alsintan. Program tersebut dilakukan dengan penyediaan alsintan secara mandiri oleh pelaku usaha.

"Untuk Alsintan, alat dan mesin pertanian yang kita harapkan itu sudah tidak memakai pola Lama. artinya pemberian dari Kementerian Pertanian itu kita lihat di lapangan tidak produktif karena begitu rusak sedikit saja pasti ditinggal. Sekarang kita memiliki program Taksi Alsintan. Semuanya lewat banking sistem, lewat perbankan," kata Jokowi setelah meninjau pelaksanaan Food Estate di Gresik, Jawa Timur, Senin (22/8/2022).

Jokowi menuturkan bank akan menjadi penilai dalam setiap langkah pertanian. Sebagai contoh, bank akan memberikan pembiayaan apabila pertanian tersebut layak dan mampu memenuhi kriteria.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu yakin program tersebut akan membuat para petani memiliki alat sendiri di masa depan. Walaupun bukan petani, unit desa bisa menyewakan alat tersebut kepada para petani.

"Saya kira akan banyak sekali daerah-daerah, desa-desa provinsi kabupaten akan banyak para petani yang mau membeli alat dan mesin pertanian, baik itu apa rice mill unit, RMU baik dryer, baik combined harvester, baik traktor dan lain-lain dengan pola taksi alsintan. artinya pemiliknya nanti satu pakai ini UD Pesanggrahan ada UD Dwi Putra Raya dan lain-lain, mereka memiliki alsintannya dan disewakan kepada petani-petani," katanya.

Saat disinggung soal kemampuan petani, Jokowi menuturkan penggunaan modern penting di masa depan. Alasannya, karena Indonesia mengalami kerugian dalam produksi hingga 12-13 persen dalam setiap panen. Penggunaan alat modern bisa mengurangi setengah risiko tersebut.

"Kalau kita mau produktif, food loss dari setiap produksi bisa ditekan karena food loss kita masih tinggi sekali 12-13%. satu-satunya pakai ini combine harvester ini bisa memotong kira-kira 6-7% dari kehilangan di dalam produksi. Harus ke situ," ungkapnya.

Jokowi mengakui bahwa jumlah pelaku yang berkecimpung di dunia pertanian kurang. Masalah tersebut bisa ditangani dengan alat modern.

"Mengenai tenaga kerja di bidang pertanian saya melihat beberapa profesi justru kekurangan. Ya penggantinya ya alat produksi alsintan yang modern, Baik harvesternya, baik apa traktornya baik RMU-nya. RMU itu kalau yang lama kan banyak yang menjadi beras pecahnya Tapi kalau pakai rice mill unit yang modern bisa ditekan 6-7% kehilangan beras yang rusaknya," tutur Jokowi.

"Itu enam persen sudah bisa dipakai untuk mencicil mesin RMU yang ada. saya kira kita pola pikirnya harus mulai kita balik," tegas Jokowi.

Peresmian food estate Gresik dan peluncuran program Alsintan merupakan salah satu rangkaian kunjungan kerja Jokowi di Jawa Timur sejak Minggu (21/8/2022). Jokowi sempat melakukan bagi-bagi bantuan kepada penerima manfaat di Pasar Pucang Anom, Kota Surabaya, Minggu (21/8/2022). Sebelumnya, Jokowi sempat bertemu dengan relawan di Stadion Gelora 10 November, Surabaya.

Pada kegiatan Senin (22/8/2022), Jokowi tidak hanya meresmikan food estate, tetapi juga meluncurkan program taksi alsintan. Ia juga dijadwalkan akan menuju Pasar Larangan, Sidoarjo untuk menyerahkan bantuan sosial bagi para penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan para pedagang. Sebelum kembali ke Jakarta, Jokowi akan menuju GOR Delta Sidoarjo untuk membagikan 3000 sertipikat tanah untuk rakyat yang tinggal di Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten dan Kota Malang dan Kabupaten Gresik.

Baca juga artikel terkait ALAT PERTANIAN atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Intan Umbari Prihatin