tirto.id - Kualitas sperma laki-laki ditentukan oleh sejumlah faktor, termasuk juga aktivitas sehari-hari yang rutin dilakukan. Hal ini dijelaskan spesialis obstetri dan ginekologi Perhimpunan Fertilisasi In Vitro (PERFITRI), Prof. Dr.dr. Budi Wiweko, Sp.OG (K), MPH. dalam seminar media di Jakarta, Kamis (31/8/2018).
Ia menjelaskan, terdapat beberapa kegiatan yang berdampak tidak menguntungkan bagi kualitas sperma kaum pria. Menurutnya, bersepeda yang terlalu lama juga memberikan kondisi tak menguntungkan pada sperma.
"Cycling (bersepeda) puluhan kilometer. Posisi jok bisa mempengaruhi buah zakar, buah zakar menjadi panas. Sperma sensitif terhadap panas," tutur Budi dilansir Antara.
Selain itu, berlama-lama melakukan sauna merupakan salah satu kegiatan yang kurang baik bagi sperma karena suhu panas dapat menurunkan kualitasnya.
"Buah zakar (testis) terletak di bawah perut. Ini bukan hanya hiasan, tetapi supaya suhunya lebih rendah dibanding suhu perut. Sperma sensitif pada suhu panas. Nge-gym, abis itu mandi sauna. Ikut matang testisnya--berujung pada kualitas sperma yang menurun," ujar Budi
Kondisi tersebut akan semakin tidak menguntungkan pada pria yang juga mengalami varises di buah zakarnya.
"Buah zakar dilindungi dari aliran darah. Kalau aliran darah masuk, maka akan mengganggu. Kalau ada varises di buah zakar, bisa mengganggu produksi sperma. Apalagi kalau memang bermasalah dengan jumlah spermanya," papar Budi.
Menurut sebuah studi dari China, waktu tidur yang kurang dari jam normal ternyata dapat berdampak buruk terhadap kesehatan sperma.
Aktivitas lainnya adalah durasi tidur. Apabila seorang pria mengalami kurang tidur dari jam biasanya, maka jumlah sperma dan daya tahan spermanya berada dalam keadaan rendah
"Jumlah sperma dan daya tahannya berada dalam kategori rendah pada mereka yang kurang tidur," ujar salah satu peneliti.
Menurut penelitian sebelumnya bahwa menunjukkan, para pria yang tidur enam jam di malam hari jumlah spermanya akan lebih rendah 25 persen dibandingkan dari para pria yang tidur delapan jam sehari.
Dalam studi yang dipublikasikan dalam Medical Science Monitor itu, peneliti menemukan bahwa antibodi antisperma-protein yang dihasilkan sistem imun-akan meningkat pada saat mereka kurang tidur. Hal inilah yang merusak kesehatan sperma.
Kendati demikian, terlalu banyak tidur juga dinilai tidak baik untuk kualitas sperma. Menurut hasil penelitian, tidur selama lebih dari sembilan jam akan memiliki dampak buruk terhadap kualitas sperma, penurunan kualitas itu sama seperti halnya pada pria yang tidur enam jam atau bahkan kurang dari itu.
Antibodi antisperma menghalangi pergerakan sperma, dan menyulitkan sperma membuahi sel telur. Oleh karena itu, pria yang jumlah antibodi antispermanya tinggi cenderung tak subur.
Testosteron diperlukan untuk reproduksi, dan sebagian besar pelepasan testosteron terjadi pada saat tidur. Para pria yang memiliki masalah tidur cenderung tidak mampu menghamili pasangan mereka.
Terkait hal tersebut, Spesialis Obstetri dan Ginekologi, sekaligus SekJen PERFITRI, Dr. Ivan Sini, GDRM, MMIS, FRANZCOG, Sp.OG. menambahkan, perilaku hidup tak sehat seperti merokok juga berkontribusi menurunkan kualitas sperma dan berujung sulitnya mendapatkan keturunan.
"Pada laki-laki, masalah yang mempengaruhi (keberhasilan mendapatkan keturunan) bisa dari kualitas sperma yang sangat rendah, merokok, olahraga yang salah dan stres," papar Ivan.
Editor: Yulaika Ramadhani