tirto.id - Sebuah unggahan Facebook menyebut klaim bahwa sperma pria yang tidak divaksin akan berharga mahal di masa depan.
Sebuah akun Facebook bernama “Ria Alhafidz” menyertakan tangkapan layar yang menunjukan sebuah judul artikel dari situs Sehat Negeriku dengan keterangan ilustrasi foto “Kabar Baik! Pria Yang Tidak Divaksin, Spermanya Akan Berharga Mahal Di Masa Depan” disertai dengan caption unggahan “Benarkah begitu, Selamat buat para Buronan Vaksin”
Unggahan ini dibagikan pada tanggal 1 Februari 2023. Hingga Selasa 28 Februari 2023 atau selama 27 hari tersebar di Facebook, unggahan ini telah memperoleh 106 tanda suka (likes), 116 komentar dan dibagikan ulang sebanyak dua kali.
Lantas, benarkah klaim bahwa sperma pria yang tidak divaksin akan berharga mahal di masa depan?
Penelusuran Fakta
Tim Riset Tirto mula-mula melakukan penelusuran dengan memasukan kata kunci situs yang tertera di tangkapan layar unggahan tersebut.
Setelah dilakukan penelusuran, ditemukan bahwa situs websiteSehat Negeriku merupakan portal berita resmi milik Kementerian Kesehatan RI.
Kemudian, Tirto mencoba memasukan kata kunci judul “Kabar Baik! Pria Yang Tidak Divaksin, Spermanya Akan Berharga Mahal Di Masa Depan” ke mesin pencari Google untuk mengecek asal muasal dan konteks berita.
Hasilnya, tidak ditemukan satupun berita dengan judul tersebut di website Sehat Negeriku milik Kementerian Kesehatan RI maupun di situs lainnya.
Menanggapi hal ini, Kemenkes RI melalui akun twitter resminya @KemenkesRI menyatakan bahwa klaim tersebut merupakan tidak benar dan memastikan bahwa situs Sehat Negeriku tidak pernah menerbitkan artikel dengan judul tersebut.
Lantas, bagaimana informasi sebenarnya terkait vaksin COVID-19 yang dianggap dapat mempengaruhi kualitas sperma pria?
Dalam utas yang sama, Kemenkes RI menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada studi maupun ahli manapun yang menyatakan bahwa vaksin COVID-19 dapat mempengaruhi kualitas sperma bagi pria.
Lebih lanjut, menurut penjelasan resmi Kemenkes RI, kualitas sperma pria justru dipengaruhi oleh gaya hidup kurang sehat seperti merokok, alkohol, pekerjaan yang terekspos radiasi & pakaian yg terlalu ketat.
Terkait hal ini, studi ilmiah terkait yang dipublikasikan di Journal of The American Medical Association (JAMA) pada Juni 2021 berjudul “Sperm Parameters Before and After COVID-19 mRNA Vaccination” meneliti sperma 45 orang pria dewasa yang sebelum menerima vaksin COVID-19 dan 70 hari setelah diberikan dosis vaksin kedua untuk COVID-19.
Adapun jenis vaksin COVID-19 yang diteliti adalah vaksin berjenis mRNA, yakni BNT162b2 (Pfizer-BioNTech) dan mRNA-1273 (Moderna),
Hasil penelitian ini mengungkap tidak melihat adanya efek dua dosis vaksin mRNA terhadap konsentrasi sperma serta volume dan gerakannya pada sampel yang diuji. Walaupun ada peningkatan pada parameter-parameter sperma tersebut, perubahannya masih dinilai dalam batas normal.
Meski penelitian tersebut hanya memiliki jumlah sampel yang cukup kecil, namun peneliti memiliki keyakinan bahwa hasilnya tidak akan berbeda diuji dengan jenis vaksin lain.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, tidak ditemukan satupun artikel terkait yang berjudul “Kabar Baik! Pria Yang Tidak Divaksin, Spermanya Akan Berharga Mahal Di Masa Depan” di situs wesbite Sehat Negeriku milik Kemenkes RI maupun situs lainnya.
Pihak Kemenkes RI selaku pengelola resmi portal berita Sehat Negeriku telah memastikan bahwa isi beserta konteks dalam berita tersebut adalah hoaks, sekaligus menegaskan bahwa belum ada studi maupun ahli yang menyatakan bahwa vaksin COVID-19 dapat mempengaruhi kualitas sperma bagi pria.
Jadi, informasi yang menyebutkan bahwa sperma pria yang tidak divaksin akan berharga mahal di masa depan bersifat salah dan menyesatkan (false & missleading).
Editor: Farida Susanty