tirto.id - Manajemen PT Grand Indonesia memutuskan untuk tutup lebih awal menyikapi aksi 22 Mei 2019 yang terjadi di ibu kota Jakarta.
Keputusan itu menyebabkan jam operasional mal dibatasi hanya sampai pukul 15.00 WIB dari yang semula bisa sampai 22.00 WIB.
Public Relation Grand Indonesia Annisa Hazarini menjelaskan, keputusan manajemen itu merespons inisiatif para tenant yang memilih tutup lebih awal.
Menurut Annisa, awalnya manajemen memutuskan untuk buka seperti biasa, tetapi seiring waktu sejak Rabu (22/5/2019) pagi tadi, secara bertahap tenant yang ada memilih untuk tutup hingga memulangkan karyawannya lebih awal.
"Seiring waktu kami lihat saat buka tadi banyak tenant kami memutuskan untuk tutup setelah berkoordinasi dengan kami. Untuk hari ini kami memutuskan akan tutup mal lebih awal, jam 3 (sore) tutupnya," ucap Nisa saat dihubungi reporter Tirto pada Rabu (22/5/2019).
Mengenai situasi ini, Nisa juga menjelaskan bahwa pengunjung mal pun kali ini memang relatif lebih sepi. Ia menuturkan dari pandangan mata, dapat terasa bila jumlah pengunjung mengalami perbedaan yang cukup signifikan dengan kondisi ketika hari biasa tanpa demo.
"Kami liat dari sisi pengunjung mengalami penurunan. Kami pantau sampai makan siang sangat sedikit sekali pengunjung Grand Indonesia," jelas Nisa.
Kendati demikian, Nisa pun memaklumi situasi ini. Pasalnya ada banyak yang harus dipertimbangkan oleh para tenant sehingga mereka harus memulangkan karyawannya lebih awal.
"Mungkin mereka ada karyawan yang harus dipulangkan. Mungkin mereka berpikir ke arah sana juga," ucap Nisa.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan kerugian pengelola akibat aksi dan penutupan lebih awal ini, Nisa mengaku belum dapat memberi jawaban.
Ia mengatakan, hal itu harus dikoordinasikan dulu dengan divisi terkait mengenai datanya.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno