tirto.id - Pengamat Komunikasi Politik UNAIR, Suko Widodo menilai alasan warga Madura, Jawa Timur menolak ajakan people power dari Politikus Partai Amanat Nasional, Amien Rais karena patronase terhadap para Kiai.
Meskipun Madura merupakan salah satu daerah yang banyak mendukung capres-cawapres 02, Prabowo-Sandiaga namun mereka menolak ajakan people power.
Hal tersebut menanggapi Sejumlah Tokoh agama di Kabupaten Sumenep Madura yang meminta agar seluruh lapisan masyarakat tidak terpancing atau ikut dalam gerakan people power yang digagas oleh Amien Rais.
"Karakter warga Madura memang bertawadhu [rendah hati] pada kiainya. Maka ketika kiainya tidak memerintahkan apa-apa, ya mereka tak lakukan apa-apa," kata Suko kepada Tirto, Selasa (14/5/2019).
Selain itu menurutnya, people power juga dilakukan jika menyangkut sesuatu yang tingkat urgensi-nya tinggi dan adanya kebutuhan yang mendesak bagi masyarakat Madura.
"Nah masyarakat bawah tak akan lakukan [people power], karena urusan presiden itu “jauh” dari kebutuhan hidupnya," tuturnya.
"Berbeda jika misal, demo soal jalan. Yang setiap hari dilalui, dinikmati. Ini berarti kebutuhan jalan jadi utama. Mereka realistis," tambahnya.
Kemudian juga menurut Suko, karena tidak ada sosok yang berupaya untuk melanjutkan permasalahan pemilu tersebut. Sehingga mereka menganggap pemilu sudah selesai dan tinggal menunggu hasil rekapitulas KPU tanggal 22 Mei nanti.
"Mungkin karena di daerahnya sudah menang [Prabowo-Sandi]. Jadi sudah berhasil dalam pandangan mereka. Di daerahnya sudah memenangkan kandidat yang dijagokan. Ya sudah cukup" terangnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Irwan Syambudi