tirto.id - Orangtua, kini saatnya mengenalkan aktivitas renang kepada anak Anda. Manfaatnya baik: berenang sejak dini dapat mengasah kemampuan motorik dan kognitif anak.
Anak bisa mulai diajak berenang sejak umur empat bulan. “Anak usia empat bulan sudah punya leher yang kuat,” kata Krizia Alexa, seorang pelatih renang anak di Jakarta, yang telah mendapat sertifikasi khusus guru renang anak pada Februari lalu.
Ia bahkan mengungkapkan renang merupakan stimulan penunjang perkembangan. Hanya saja, ia menekankan bahwa pengajaran renang pada anak perlu dilakukan oleh seorang profesional. Trik renang yang diajarkan pada anak bergantung pada perkembangan fisik mereka. Artinya, pelatih akan menerapkan cara berbeda di tiap anak.
Untuk mengajarkan renang pada anak yang trauma pada air, misalnya, perlu adaptasi lebih lama dibanding anak yang suka bermain air. Krizia biasanya akan memulai dengan bernyanyi bersama sambil bermain cipratan air. Baru setelah anak merasa nyaman, langkah lanjut pengajaran bisa dilakukan.
“Kita buat rencana pengajaran sesuai tahap perkembangan bayi,” katanya.
Penelitian tentang ragam manfaat renang pada anak pernah dilakukan oleh Griffith University di Australia pada 2013 lalu. Sebanyak lebih dari tujuh ribu anak diamati, dan hasilnya menunjukkan mereka yang diajar renang memiliki perkembangan fisik dan mental lebih bagus. Secara khusus, peneliti mengungkapkan renang mengasah keterampilan verbal, matematika, keaksaraan, mengingat cerita, dan memahami arah.
“Hasilnya membuat kita terkejut, renang dapat memberi modal sosial, fisik, kognitif, dan emosional tambahan pada anak,” kata Ketua Peneliti, Profesor Robyn Jorgensen seperti dikutip dalam laman resmi Griffith University.
Manfaat mengajarkan anak berenang juga dipaparkan oleh penelitian lain yang dilakukan H. Sigmundsson pada tahun 2010. Pengamatan pada 19 anak dalam dua kelompok berbeda membuktikan aktivitas ini membawa keuntungan di masa depan berkaitan dengan keseimbangan dan kemampuan beradaptasi. Anak-anak yang tidak diajar berenang dinilai punya kepercayaan diri dan kemandirian lebih rendah dibanding kelompok rivalnya.
Di sisi lain, orangtua perlu memberi pelajaran renang untuk mengurangi risiko tenggelam pada anak. Survei WHO menyebutkan kejadian tenggelam bagi anak di bawah usia 15 tahun menjadi risiko paling mematikan. Terutama bagi anak-anak di 48 dari 85 negara.
Dalam laporannya yang berjudul "Global Report on Drowning: Preventing a Leading Killer", disebutkan setidaknya secara umum ada 372 ribu orang meninggal setiap tahun di seluruh dunia akibat tenggelam. Setiap hari lebih dari 40 orang meninggal akibat tenggelam. Kematian akibat tenggelam merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian anak paling tinggi di berbagai bagian dunia. Kematian ini kebanyakan disebabkan karena kelalaian. Misalnya seperti anak yang terpeleset masuk sumur, ditinggal sendiri di sekitar kolam, atau kecelakaan di air.
Namun, jika Anda memutuskan mengajari anak-anak berenang sejak dini, keputusan tersebut dapat mengurangi angka kejadian tenggelam pada anak. Sebuah studi tahun 2009 menyatakan kelas renang pada anak-anak usia 1–4 tahun dapat mengurangi risiko tenggelam hingga 88 persen.
“Belajar safety itu penting agar anak bisa secara mandiri menyelamatkan diri. Karena orangtua kan tak bisa 24 jam mengawasi mereka,” kata Krizia.
Hindari Pelampung Leher
Mengenalkan aktivitas renang memang lebih baik jika dilakukan sejak dini. Anak sudah mulai bisa diajar berenang sejak usianya menginjak empat bulan. Namun, ada beberapa hal yang harus dihindari orangtua saat mengajar renang, salah satunya hindari memakai pelampung leher.
Mungkin Anda berpikir pelampung leher akan memudahkan bayi untuk mengapung. Faktanya, pelampung leher justru meningkatkan resiko cidera pada anak. Alat ini memberi orangtua rasa aman yang salah: menganggap anak terbebas dari risiko lolos dan tenggelam.
“Tidak ada manfaat yang terbukti saat menggunakan pelampung leher dan dia belum dinyatakan aman,” kata Sarah Denny, MD, seorang dokter anak di Nationwide Children's Hospital, Columbus, Ohio seperti dikutip WebMD.
Pelampung leher juga berpotensi menimbulkan ketegangan di leher bayi dan menyebabkan cedera. Pada 2015, salah satu produsen pelampung leher bayi Amerika menarik produknya setelah mendapat 54 laporan kebocoran. Mereka lalu menebalkan pelampung dan menjual kembali produknya seharga $35 atau seharga Rp450 ribu.
American Academy of Pediatrics bahkan memberi pernyataan tentang pencegahan tenggelam. Orangtua harus menghindari semua alat bantu renang yang ditiup dan berisi udara, termasuk pelampung leher, ban lengan, dan jaket. Alat-alat tersebut dapat mengalami kebocoran, mengempis, dan tidak dirancang bisa menjaga perenang tetap aman. Satu hal yang terpenting, pilihlah pelatih yang profesional dan bersertifikat.
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Maulida Sri Handayani