tirto.id - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kasus COVID-19 aktif di Pulau Sumatera masih cukup tinggi. Menurut Airlangga, kasus COVID-19 di Sumatera mulai meningkat sejak awal April 2021.
"Kalau kita lihat dibandingkan minggu pertama April, kasus mingguan di Sumatera ada tren meningkat," kata Airlangga dalam konferensi pers, Senin (17/5/2021).
Airlangga pun mengatakan, data kasus COVID-19 Indonesia saat ini masih terkendali. Ia sebut kasus aktif nasional berada di angka 5,2 persen atau lebih rendah dari global 11,09 persen. Kemudian, kasus sembuh Indonesia 92 persen, lebih tinggi daripada angka global 86,83 persen sementara kematian Indonesia 2,8 persen atau lebih tinggi dari global 2,07 persen.
Selain itu, pemerintah juga melihat penurunan kasus hingga 48,6 persen sejak puncak kasus 5 Februari 2021 dan pengurangan 7.595 orang dalam seminggu terakhir. Pemerintah juga melihat adanya perbaikan bed occupancy ratio (BOR) di tingkat nasional, tetapi masih ada masalah di Sumatera.
"Kalau kita lihat secara nasional, BOR relatif rendah, 29 persen. Namun beberapa yang relatif tinggi di Sumatera. Dan kita lihat bahwa Sumatera Utara 57 persen, Riau 52 persen, Kepulauan Riau 49 persen, Sumatera Barat juga 49 persen, Sumatera Selatan 47 persen, Bangka Belitung 45 persen, Jambi 43 persen, Lampung 38 persen," kata Airlangga.
Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo pun memberikan instruksi kepada masyarakat untuk melakukan karantina mandiri bagi warga yang mendatangi zona merah dan oranye. Ia meminta khusus kepada warga dari Sumatera untuk melakukan karantina agar kasus tidak meningkat.
"Pulau Sumatera dalam posisi hampir semuanya berada pada zona merah dan oranye yang relatif meningkat selama satu bulan ini dan kami berharap bahwa kesadaran kolektif dari seluruh komponen masyarakat untuk bisa mengontrol diri masing-masing. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari kalau kita tidak bisa melakukan kontrol," kata Doni.
Doni pun meminta masyarakat tetap mengikuti arahan pemerintah demi mencegah penularan. Ia lantas menyampaikan kalau BOR RSD Wisma Atlet sudah berada di angka 16,22 persen atau terendah selama Wisma Atlet berdiri. Selain itu, rumah sakit lain di Pulau Jawa juga sudah mulai terkendali.
Oleh karena itu, ia mendorong agar masyarakat mau mencegah penularan di masa Idulfitri dengan melakukan karantina mandiri usai mudik. Hal itu perlu agar Juni 2021 nanti kondisi COVID-19 Indonesia bisa terkendali.
"Oleh karenanya momentum pasca Idulfitri ini kita jaga bersama. Masyarakat diharapkan patuh terhadap imbauan yang disampaikan pemerintah daerah dan pemerintah. Lakukan karantina mandiri di tempat masing-masing, posko di desa dan kelurahan bisa efektif," kata Doni.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz