tirto.id - Dalam bahasa Inggris, ada idiom yang kerap muncul akhir-akhir ini: a hard pill to swallow. Idiom ini dipakai untuk menggambarkan sesuatu yang sulit diterima. Sama seperti arti secara harfiahnya (“pil yang sulit untuk ditelan”), ungkapan ini berkembang dari ide minum obat. Terkadang obat bisa pahit atau terlalu besar sehingga sulit untuk ditelan, meski obat itu penting untuk kelangsungan hidup.
Di sisi lain, untuk mencegah kemungkinan buruk dan menjaga kesehatan, selain melakukan vaksinasi, menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, berolahraga, dan makan yang bergizi, menjaga nutrisi dengan—secara harfiah—mengonsumsi berbagai macam suplemen juga dianjurkan agar kondisi badan dan imun kita tetap terjaga. Suplemen yang dianjurkan dikonsumsi ketika pandemi seperti sekarang adalah zinc, vitamin C, dan vitamin D.
Suplemen zinc bisa mengurangi kemungkinan infeksi saluran pernapasan akut sebesar 35 persen dan memperpendek durasi gejala flu sekitar 2 hari. Saat meminum suplemen zinc, dosisnya dianjurkan berkisar 20 mg/minggu sampai 92 mg/hari meski dosis ini tidak menjadi pendorong utama efektivitasnya.
Kemudian vitamin C—vitamin paling mainstream saat ini—bersifat antioksidan, bisa membatasi peradangan dan kerusakan jaringan, juga mengurangi kejadian infeksi saluran pernapasan. Dosis vitamin C bervariasi, mulai dari 1-3 g/hari. Meski sama seperti zinc, dosis tampaknya bukan jadi pendorong utama efektivitas. Hal yang perlu menjadi catatan adalah, di luar perawatan medis, dosis vitamin C di atas 2 g/hari harus dihindari karena dapat menimbulkan masalah pencernaan, diare misalnya.
Terakhir, ada vitamin D yang bisa menurunkan kemungkinan berkembangnya infeksi saluran pernapasan akut sebesar 12 sampai 75 persen. Di antara mereka yang terinfeksi, gejala flu lebih sedikit dan pemulihan terjadi lebih awal jika mereka menerima dosis vitamin D lebih dari 1000 IU atau 25 μg. Selain meminum suplemen, banyak anjuran untuk berjemur di bawah sinar matahari karena bagaimanapun sinar matahari merupakan sumber vitamin D alami terbaik.
Pertimbangan berikutnya dalam mengonsumsi suplemen, terutama vitamin, adalah pelarutnya. Secara umum, vitamin A, D, E, dan K larut dalam lemak. Sedangkan vitamin B dan C termasuk vitamin yang larut dalam air. Memangnya apa bedanya kedua pelarut ini?
Jadi, untuk bisa dimanfaatkan oleh tubuh, vitamin harus dilarutkan. Vitamin larut lemak adalah vitamin yang diproses bersama lemak melalui sistem pencernaan, melewati sistem limfatik (sistem yang berperan dalam imunitas tubuh).
Setelah larut dalam lemak, vitamin tersebut kemudian disimpan di sel lemak dan organ hati sebelum kemudian dialirkan dalam peredaran darah. Vitamin ini bisa disimpan dalam jangka panjang sebagai persediaan tubuh. Penyerapan vitamin A, D, E, dan K akan terganggu jika zat gizi lemak tubuh tidak mencukupi.
Sementara itu, vitamin larut air adalah vitamin yang diproses bersama air dan diproses dengan lebih mudah. Tubuh akan langsung menyerap vitamin B dan C ke dalam peredaran darah. Vitamin ini tidak bisa disimpan oleh tubuh, sehingga lebih mungkin bagi kita untuk kekurangan vitamin B dan C. Karenanya, selain dengan mengonsumsi makanan, suplemen bisa membantu memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin larut air bila dikonsumsi secara tepat.
Menelan Suplemen dengan Air Mineral
Air yang digunakan untuk menelan suplemen tidak boleh sembarangan. Konsultan apoteker Nargis Ara menyebut jika mengonsumsi suplemen atau obat sebaiknya menggunakan air putih saja karena bersifat netral dan tak mengandung zat-zat yang bisa mengganggu penyerapan.
Lagipula, hampir semua suplemen dan obat memang harus diminum dengan air, kecuali jika dokter atau apoteker menyarankan sebaliknya. Soal berapa banyak air yang harus diminum itu bervariasi, bergantung pada suplemennya. Namun, secara umum, mengonsumsi suplemen atau obat bisa dilakukan sambil minum segelas air, dan bisa sampai sekitar 1,5 liter setiap harinya.
Sebuah artikel di Healthline menunjukkan jika sebenarnya banyak orang, apalagi anak-anak, punya kesulitan menelan pil, baik obat maupun suplemen. Penyebabnya antara lain mulut kering, disfagia (sulit menelan), dan ketakutan akan tersedak—suplemen masuk ke tenggorokan alih-alih kerongkongan.
Orang yang biasa menelan tanpa air punya dua risiko berbahaya. Pertama, tekstur suplemen bisa menempel di lidah atau tenggorokan sehingga meninggalkan rasa pahit di mulut atau tersedak. Kedua, suplemen yang tak dikonsumsi bersama air bisa saja tak larut dan akhirnya keluar lagi dari tubuh tanpa tercerna.
Kembali ke idiom a hard pill to swallow, jangan sampai suplemen yang tersedia tak bisa diminum karena terlalu sulit ditelan. Dari semua saran supaya bisa menelan lebih mudah, mengonsumsi suplemen sambil minum air merupakan cara yang paling manjur. Air adalah “kendaraan” bagi pil atau tablet karena membantu pergerakan suplemen dari mulut ke perut tanpa membiarkannya tersangkut di mana pun, juga mengurangi bahaya tersedak.
Selain membantu dalam menelan suplemen maupun obat, penting untuk minum cukup air mineral sepanjang hari agar terhindar dari dehidrasi. Kebutuhan setiap orang memang bervariasi, tapi kebanyakan membutuhkan 6 hingga 8 gelas per hari, dan bahkan lebih jika cuaca sedang panas atau ketika mereka aktif secara fisik. Jangan juga sembarangan minum air mineral, pastikan minum air mineral yang berkualitas dan jelas mengandung mineral alami.
Le Minerale diambil dari sumber pegunungan terpilih, mengandung mineral alami yang baik untuk tubuh. Kemasannya terproteksi, ditandai dengan botol yang keras sebelum dibuka dan ada seal cap di tutup botolnya, jadi dijamin aman dari pemalsuan dan kualitas mineral di dalamnya tetap utuh sampai ke tangan kita.
Dengan rasa yang lebih segar dan enteng di badan, membuat kita bisa minum lebih banyak air untuk memenuhi kebutuhan cairan dan mineral setiap hari.
Inilah alasan mengapa istilah yang umumnya diucapkan orang adalah “minum obat”, “minum suplemen”, atau “minum vitamin”—bukannya “makan obat”, “makan suplemen”, atau “makan vitamin”. Tanpa minum air mineral, manfaat suplemen, vitamin, maupun obat bisa menjadi kurang optimal karena tak dapat terserap dan dicerna dengan baik oleh tubuh.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis