Menuju konten utama

Ahok Klaim Normalisasi Sungai Bisa Atasi Banjir

Ahok kembali mengklaim bahwa normalisasi bisa mengatasi banjir di Jakarta. Ia ingin proyek itu terus berjalan.

Ahok Klaim Normalisasi Sungai Bisa Atasi Banjir
Anak-anak bermain di lokasi banjir di kawasan Jl. kemang Utara, Jakarta Selatan, Minggu, (19/2). Tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok kembali mengklaim keberhasilan normalisasi sungai dalam mengatasi banjir di Jakarta. Ia berujar, meski proyek normalisasi sungai Ciliwung baru berjalan 40% dari selama 4 tahun pembangunan, namun sangat berefek terhadap banjir yang biasa melanda Jakarta.

"Ini kan masih ada yang bolong sebenarnya. Dulu kita baru masuk 2200an lokasi banjir. Terus tahun lalu tinggal 400an. Bulan ini sebelum naik lagi, tinggal 80 titik aja. Kalau masih ada satu Cipinang gitu ya mau bilang apa. Nanti saya mau ke sana," ujarnya di Balaikota, Jakarta, Senin (20/2/2017).

Lantaran proyek ini dinilai berhasil, Ahok mengatakan sungai harus tetap dinormalisasi dan harus ada pembebasan lahan di bantaran sungai.

"Kalau ada yang punya lahan, saya kan bilang masyarakat segera buat sertifikat, atau rumah lama usahakan urus sertifikat. Dulu susah bayar BPHTB (Bea Perolehan Hak Tanah Dan Bangunan). Sekarang saya gratiskan. Udah dapat sertifikat, mau gak mau kita bayar harga pasar supaya mereka bisa beli tempat lain," tambah Ahok.

Untuk itu, Ahok mengatakan bakal meninjau warga agar mau menerima normalisasi. Lebih lanjut, ia membandingkan sebelum dan sesudah normalisasi. Kampung Pulo, ungkap dia, sebelum dilakukan nomalisasi sungai luapannya bisa satu atap rumah, namun sekarang genangan bisa surut hanya dalam hitungan jam. Itu pun, kata Ahok, dikarenakan normalisasi yang belum selesai.

"Jadi 4 tahun kita baru berhasil 40 persen. Karena terlalu banyak masalah lahan ini. Masyarakat kan, ya saya harus mohon maaf kan, situasi kaya gitu, kita udah liat ga ada cara lain. Ini udah puluhan tahun dari zaman gubernur yang dulu kok," ungkap dia.

Sebelumnya, Pegiat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rujak Urban Studies Jakarta, Elisa Sutanudjaja menilai bahwa normalisasi sungai hanya akan memperburuk keadaan. Sebab, lanjut Elisa, betonisasi yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menghilangkan proses penyerapan air dan membuat warga tergantung dengan pompa.

"Secepatnya, air dipompa dan dibuang ke laut tapi pas masa kemarau nanti teriak-teriak kekeringan," beber Elisa.

Karena itu, Elisa berharap normalisasi sungai tersebut dihentikan. Sebagai informasi tambahan, proyek normalisasi sungai tersebut telah menghabiskan dana APBD sebanyak 133 miliar untuk kali Ciliwung dan 220.800 juta untuk kali Pesanggrahan

Baca juga artikel terkait BANJIR JAKARTA atau tulisan lainnya dari Chusnul Chotimah

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Chusnul Chotimah
Penulis: Chusnul Chotimah
Editor: Agung DH