Menuju konten utama

Agus Yudhoyono Ingin Pastikan Warga Peroleh Keamanan Hakiki

Waktu tindak kriminal yang semakin cepat membuktikan Jakarta masih belum aman dari ancaman kejahatan maupun masalah keamanan lainnya. Agus Yudhoyono, Calon Gubernur DKI Jakarta ingin memastikan warganya memperoleh keamanan yang hakiki, baik secara fisik maupun mental.

Agus Yudhoyono Ingin Pastikan Warga Peroleh Keamanan Hakiki
Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono (tengah) menyampaikan pidato politik di Jakarta, Minggu (30/10). Dalam pidato politiknya, Agus Yudhoyono menyampaikan visi misi dan 10 program kerja yang ia tawarkan apabila terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta 2017. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Keamanan masih menjadi salah satu problematika besar di Jakarta. Meskipun jumlah kriminalitas menurun di tahun 2016, waktu tindak kriminal yang semakin cepat membuktikan Jakarta masih belum aman dari ancaman kejahatan maupun masalah keamanan lainnya.

Nurmansyah (40) mengatakan kejahatan pencurian bermotor sempat terjadi di Kelurahan Utan Panjang. Pria yang tinggal di RT 01 RW 10 Kelurahan Utan Panjang itu mengaku pencurian cukup sering di lingkungannya.

"Seringkali. Cuman jarang-jarang gitu," ujar Nurmansyah kepada Tirto, Selasa (10/1/2017).

Nurmansyah mengaku sudah kehilangan motor selama tinggal di Utan Panjang. Selain dirinya, beberapa warga juga kehilangan barang yang sama. Pencurian ini pun terjadi di waktu yang tidak terduga. Oleh karena itu, ia berharap apabila Agus memimpin Jakarta bisa memperketat keamanan ibu kota.

"Mudah-mudahan dikasih memperketat Jakarta," tegas Nurmansyah.

Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan keamanan menjadi salah satu perhatian penting apabila dirinya menjadi gubernur. Agus mengatakan keamanan menjadi faktor penting untuk perkembangan Jakarta.

"Saya berkali-kali bilang, saya ini mantan militer yang selalu urusannya masalah keamanan stabilitas. Jadi itu menjadi prakondisi utama bagi Jakarta ini untuk bisa tumbuh dan berkembang. Kalau tidak aman maka tidak mungkin mereka akan nyaman hidupnya," ujar Agus di Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2017).

Agus menuturkan keamanan tidak hanya menyangkut jumlah personel Polri maupun TNI dalam menjaga keamanan Jakarta. Menurut mantan perwira TNI ini, TNI dan Polisi Jakarta telah bertugas dengan baik untuk menjaga keamanan ibukota dan negara. Ia menilai mereka telah memberikan rasa aman dari masalah kriminal, tindak teror, dan ancaman lain.

Akan tetapi, pemberian keamanan kepada masyarakat harus lah secara menyeluruh. Keamanan tidak hanya menyangkut masalah kriminal, tindak teror, maupun ancaman lain, tetapi juga keamanan dalam bentuk keadilan, masyarakat bisa hidup tenang, serta aman dalam berinteraksi. Oleh karena itu, masyarakat akan merasa aman jika hidupnya itu juga tenang, dalam arti merasa diperlakukan dengan adil.

"Ini menjadi kekuatan mereka untuk hidup bertetangga, hidup berinteraksi dengan secara sosial dan mencegah hal-hal yang dilakukan sesama warga Jakarta lainnya," tegas Agus.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan sempat mengaku kalau situasi kamtibmas (keamanan ketertiban masyarakat) di wilayah hukum Polda Metro Jaya mengalami penurunan angka kriminalitas. Pada tahun 2015, terjadi sekitar 44.304 kasus sementara tahun 2016 menjadi 42.149 kasus di tahun 2016 atau turun sekitar 3 persen.

Meskipun menurun, sejumlah kenaikan signifikan terlihat dalam masalah kriminalitas. Waktu kejahatan di DKI Jakarta mengalami percepatan selama 8 detik dibanding tahun sebelumnya.

"Untuk crime clock mengalami percepatan selama 8 detik, dari 12 menit 26 detik tahun 2015 menjadi 12 menit 18 detik di tahun 2016 ini," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan di Jakarta, Jumat (30/12/2016).

Iriawan mengatakan, kasus curas (pencurian dengan kekerasan) tahun 2015 sebanyak 641 kasus, sedangkan tahun 2016 sebanyak 719 kasus atau naik 78 kasus atau 12 persen. Kenaikan juga terjadi pada kasus perkosaan. Di mana tahun 2015 mencapai 63 kasus, sedangkan di 2016 meningkat menjadi 719 kasus atau naik sebanyak 4 kasus atau sekitar 6 persen.

"Kenakalan remaja seperti tawuran juga mengalami peningkatan dari 1 kasus di tahun 2015 menjadi 5 kasus atau naik 400 persen, meski kenaikannya cuma 4 kasus," jelas mantan Kapolda Jabar itu.

Baca juga artikel terkait AGUS-SYLVIANA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Mutaya Saroh