Menuju konten utama

Agresivitas Emtek di Ranah Digital

Kerja sama BlackBerry memperpanjang daftar ekspansi bisnis Emtek di dunia digital. Meski sejauh ini belum memberikan hasil signifikan, Emtek tetap percaya masa depan bisnis digital ini.

Agresivitas Emtek di Ranah Digital
CEP PT Kreatif Media Karya (KMK) Adi Sariaatmadja (kanan) dan CEO & co-founder propertyguru Steve Melhuish, saling bertukar naskah kerja sama yang telah ditandatangani, di Jakarta, Kamis (25/9). Keduanya bekerja sama untuk mengelola situs rumah.com yang sudah melayani lebih dari dua juta pembeli properti dan menampilkan lebih dari 15 juta halaman setiap bulan. Antara foto/audy alwi/ed/pd/14

tirto.id - Dalam beberapa tahun terakhir, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau Emtek melakukan ekspansi bisnis digital yang cukup agresif. Terbaru, Emtek baru saja menandatangani kesepakatan aliansi strategis dengan BlackBerry Limited (BB). Dengan kerja sama ini, para pengguna akan memiliki akses untuk beragam konten dan layanan dari Emtek.

KMK akan menggarap bisnis ini melalui anak usahanya, PT Kreatif Media Karya (KMK). Pada 2014, KMK membuat sebuah kesepakatan bisnis yang cukup fantastis dengan membeli Bukalapak.com. Salah satu e-commerce terbesar di Indonesia itu dibeli Emtek secara bertahap. Kini, kepemilikan KMK di Bukalapak mencapai 49 persen. Investasi itu sejauh ini belum memberikan hasil karena Bukalapak masih mencatat rugi hingga Rp229 miliar pada 2015. Angka itu merupakan kerugian terbesar dari investasi Emtek di perusahaan lainnya. Sebesar 81 persen kerugian Emtek muncul dari Bukalapak. Perolehan ini tak sebanding dengan pendapatan Bukalapak yang hanya Rp6 miliar.

Kerugian investasi itu tampaknya tidak membuat Emtek kapok berkutat di bisnis digital. Dua tahun kemudian, mereka melanjutkan aliansinya dengan BB. Sayangnya, tidak diungkap berapa nilai dari kerja sama dan bagaimana detailnya. Dari beberapa sumber nilai investasinya Rp2,7 triliun. Menurut CEO KMK Online Adi Sariaatmadja, investasi itu sebagai hak eksklusif lisensi pengembangan BBM ke depan.

Yang pasti, kerja sama dengan BB menandai langkah besar Emtek di bisnis digital. Mereka ingin memaksimalkan sekaligus memperluas konten-konten yang dimiliki, untuk disalurkan kepada pengguna BBM. Sebuah potensi besar karena pengguna BBM masih menempati angka yang tertinggi kedua di Indonesia dengan jumlah 60 juta. Pengguna BBM hanya kalah dari Facebook yang mencapai 90 juta. Inilah langkah besar dari bisnis milik keluarga Sariaatmadja itu.

Emtek didirikan oleh Eddy Sariaatmadja pada 1983. Awalnya, Emtek hanyalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang usaha peralatan komputer. Nama aslinya adalah PT Elang Mahkota Komputer. Pada 1997, namanya resmi berubah menjadi PT Elang Mahkota Teknologi. Pada 2001, Emtek menguasai PT Surya Citra Media yang memiliki stasiun televisi SCTV. Mereka membelinya dari Grup Bimantara.

Pada 2004, Emtek mendirikan stasiun televisi lokal O Channel. Tak puas punya dua televisi, Emtek membeli Indosiar Karya Media (Indosiar) pada 2011. Setelah itu, ekspansi Emtek semakin tak terbendung, termasuk dengan meluncurkan NexMedia melalui PT Mediatama Anugrah Citra. Emtek juga meluncurkan PT Screenplay Produksi (Screenplay Productions) yang bergerak di bidang rumah produksi.

Pada 2012, Emtek membentuk KMK Online. KMK difokuskan pada upaya pertumbuhan Emtek di industri online. Saat ini, KMK mengoperasiokan Liptan6.com. Pada 2014, KMK membuat gebrakan dengan membeli situs jual beli Bukalapak.com.

Emtek begitu ekspansif di bisnis digital. Mereka membenamkan investasi pada beberapa bisnis startups dan portal terkemuka, baik langsung maupun melalui anak usahanya, antara lain, di bobobobo.com, PropertyGuru Pte., Ltd., Bridestory Pte., Ltd., Hijup.com, Kudo, termasuk juga investasi lanjutan di Bukalapak.com. Divisi media online Emtek, KMK Online, meluncurkan platform video berbasis media sosial, Vidio.com. Bersamaan dengan pertumbuhan industri media online, Emtek melalui anak usahanya, PT Elang Prima Retailindo, meluncurkan kembali Oshop.co.id, situs home shopping, bekerja sama dengan Ochannel.

Pada 2015, sebanyak 68,8 persen pendapatan Emtek disumbang oleh divisi media. Sebesar 26,8 persen dari divisi solusi teknologi informasi, dan 4,3 persen dari divisi konektivitas dan lainnya. Pada 2015, pendapatan divisi media tumbuh 5 persen dari 2014, yang didorong oleh tumbuhnya pendapatan Indosiar yang sebesar Rp 1.579,3 miliar atau tumbuh 11 persen dari 2014.

Emtek berhasil menorehkan laba Rp 1,33 triliun pada 2015, dengan pendapatan Rp 6,43 triliun. Namun, kinerja Emtek pada kuartal I -2016 masih merah dengan kerugian sebesar Rp 65,59 miliar, dengan pendapatan Rp 1,57 triliun.

Bisnis Emtek yang terus membesar menempatkan sang pemilik, Eddy Kusnadi Sariaatmadja dalam jajaran orang terkaya di Indonesia dan dunia. Forbes menaksir kekayaan Eddy Sariaatmadja sekitar 1,54 miliar dolar. Ia ada di peringkat ke 1.121 dalam daftar orang terkaya di dunia dan nomor 10 di Indonesia.

Baca juga artikel terkait BLACKBERRY atau tulisan lainnya dari Nurul Qomariyah Pramisti

tirto.id - Bisnis
Reporter: Sapto Anggoro
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Sapto Anggoro