Menuju konten utama

Adian Ungkap Alasan PDIP Lama Tentukan Figur di Pilkada Jakarta

Adian mengatakan, PDIP tidak serta-merta mendukung kandidat yang menang di survei, tetapi  melihat juga ideologi dan pemikiran bernegara.

Adian Ungkap Alasan PDIP Lama Tentukan Figur di Pilkada Jakarta
Aktivis 98 Adian Napitupulu menyampaikan pandangannya saat diskusi yang bertajuk "Setelah Menang Mau Apa?" pada syukuran kemenangan pasangan Capres - Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo - KH Ma'ruf Amin berdasarkan hitung cepat Pemilu 2019 di Jakarta, Minggu (21/4/2019). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.

tirto.id - Ketua Tim Pemenangan Pilkada 2024 PDIP, Adian Napitupulu, mengungkap alasan PDIP belum mengumumkan figur yang diusung menjadi bakal calon gubenur di Pilkada Jakarta 2024. Ia mengatakan PDIP betul-betul mempertimbangkan figur yang memahami ideologi daripada sekadar menghitung angka hasil survei.

Pernyataan itu disampaikan Adian merespons apakah lebih mempertimbangkan kader sekaligus mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), atau melirik mantan Gubernur DKI Jakarta sekaligus petahana terkuat saat ini di Pilkada Jakarta, Anies Baswedan. Ahok dan Anies sendiri tercatat memiliki elektabilitas mentereng berdasar hasil sejumlah lembaga survei.

"PDI Perjuangan itu kalau memilih kepala daerah, memilih presiden, memilih caleg, dan sebagainya, itu lama. Kenapa lama? Karena dipertimbangkan banyak, gagasan, pemahaman, ideologi, kecintaan pada republik. Jadi, tidak cuma sekadar menghitung angka survei, dukung, angkat surveinya bagus," kata Adian di INews Tower, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2024).

Menurut Adian, hal yang percuma hasil survei tinggi jika tidak memiliki pemahaman ideologi yang bagus. Adian berkata survei tinggi belum tentu didukung PDIP.

"Survei bagus, tapi kalau pemahaman ideologinya dia tidak bagus, belum tentu kita dukung," ucap Adian.

Adian mengatakan syarat lain untuk didukung PDIP ialah memiliki pemahaman yang bagus tentang bernegara dan mengelola negara.

"Survei bagus, tapi kalau kemudian dia tidak memiliki gagasan yang bagus tentang bernegara, dia tidak tahu bagaimana mengelola negara, dia tidak tahu bagaimana dan tidak punya konsep bagaimana mengurangi kemiskinan, bagaimana menyiapkan, membuka lapangan pekerjaan. Tapi modal dia cuma survei doang, ngapain kita dukung?" tutur Adian.

Adian berkata figur yang diusung PDIP nantinya harus memenuhi syarat yang disebutnya itu. "Nah, ini, kan, harus komplit, karena semua pilihan itu akan dipertanggungjawabkan dan semuanya dibayar oleh rakyat," kata Adian.

Ketika ditanya langkah PKS mengusung pasangan Anies-Sohibul Iman, Adian berkata hal itu menjadi hak partai politik sesuai dengan konstitusi. PDIP, kata dia, hanya menyambut gembira dengan parpol yang sudah mengusung pasangan secara resmi meskipun belum didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Partai politik memilih calon-calonnya untuk dimajukan sebagai kandidat juga sebuah langkah konstitusi. Jadi bagaimana dengan PKS, bagaimana dengan Bang Sohibul, dengan Anies, dan sebagainya. Kita gembira aja. Always happy," tutur pria yang juga Anggota DPR ini.

Baca juga artikel terkait PILKADA JAKARTA 2024 atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Andrian Pratama Taher