Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Ada Subvarian XBB, Eks Pejabat WHO Sarankan Pakai Vaksin Bivalen

Vaksin bivalen dinilai dapat memberi perlindungan dari varian-varian lama serta varian Omicron saat ini.

Ada Subvarian XBB, Eks Pejabat WHO Sarankan Pakai Vaksin Bivalen
Seorang tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Astra Zeneca saat vaksinasi booster di UPT Puskesmas Cibiru, Bandung, Jawa Barat, Rabu (6/4/2022). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.

tirto.id - Mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengusulkan agar Indonesia mempertimbangkan penggunaan vaksin COVID-19 bivalen. Hal ini menyusul adanya kasus COVID-19 akibat subvarian Omicron XBB di beberapa negara.

“Makin banyak negara (termasuk Singapura di utara kita dan Australia di selatan kita) yang menyediakan vaksin bivalen untuk rakyatnya. Akan baik kalau kita juga mempertimbangkan penggunaan vaksin bivalen sekarang ini,” ujar Tjandra melalui keterangan tertulisnya yang ditulis Senin (17/10/2022).

Menurut dia, vaksin bivalen berbeda dengan vaksin yang saat ini digunakan di Indonesia. Vaksin tersebut merupakan perkembangan terbaru vaksin COVID-19 yang dapat memberi perlindungan terhadap varian-varian yang lama serta varian Omicron sekarang ini.

Mantan Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Penyakit (P2P) dan Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes tersebut menerangkan bahwa subvarian XBB sudah merebak ke beberapa negara. Hingga Jumat, 14 Oktober 2022, India telah melaporkan kasus COVID-19 akibat XBB bahkan sampai ke empat negara bagiannya yaitu Maharashtra (lima kasus), Odisha (33 kasus), Bengala Barat (17 kasus), dan Tamil Nadu (16 kasus).

“Kita ingat dulu varian Delta juga mulanya merebak di India dan kemudian meluas juga di negara kita,” tutur Tjandra.

Dia menyebut bahwa di India diperkirakan ada tujuh persen subvarian XBB dari kasus COVID-19 di negara tersebut dan dikhawatirkan terus meningkat. Bahkan di Singapura dilaporkan 55 persen kasus baru COVID-19 mereka adalah akibat subvarian XBB.

Baca juga artikel terkait VAKSIN COVID-19 atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri