Menuju konten utama

Ada Anggota FPI Dukung Jokowi, Munarman: Tetap Dukung Prabowo

Jubir FPI Munarman menuding LSI Denny JA salah mengartikulasikan anggota ormas Islam dalam survei, sehingga ada responden yang mendukung Jokowi-Ma'ruf.

Ada Anggota FPI Dukung Jokowi, Munarman: Tetap Dukung Prabowo
Ketua Bidang Keorganisasian Front Pembela Islam (FPI) Munarman. [Foto/fpi.or.id]

tirto.id - Front Pembela Islam (FPI) merespons survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang menyebut ada anggota ormas Islam ini mendukung paslon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019.

Menurut Juru Bicara FPI, Munarman, survei tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Ia menyebut LSI Denny JA berbohong dan menghayal, sehingga melanggar prinsip ilmu statistik.

"Kalo ngibul dan menghayal jangan yang kebangetan gitu deh. Itu sudah bisa disebut survey collar crime [atau] menyalahgunakan ilmu statistik," ujar Munarman saat dikonfirmasi reporter Tirto, Kamis (4/4/2019).

Survei LSI Denny JA periode 18-26 Maret 2019 melibatkan 1.200 responden. Responden dengan basis ormas Islam dari FPI berjumlah 0,9 persen dengan hasil sebanyak 41,2 persen-47,6 persen memilih Jokowi-Ma'ruf, sedangkan pemilih paslon 02, Prabowo-Subianto sebesar 52,4 persen-58,8 persen.

Respon berbasis ormas Islam sesuai survei LSI Denny JA, mayoritas pemilih NU ke Jokowi-Ma’ruf Amin. Sedangkan mayoritas pemilih Muhammadiyah, FPI, dan PA 212 ke Prabowo-Sandi.

Munarman membenarkan kesimpulan survei ini. Ia menyebut, FPI mendukung Prabowo-Sandiaga dalam Pilpres 2019.

"LSI Denny JA memang sudah sering berkoar-koar kalau mereka sudah menerima paket lengkap program survei berbayar dari paslon 01. Termasuk dalam paket ini adalah pembentukan opini melalui engineering survei dan produk meme. Namun, dalam sejumlah survei, LSI Denny JA disebut tidak akurat," ujar Munarman.

Munarman mengklaim, tidak ada satu pun anggota FPI menjadi responden LSI Denny JA. Hal ini bertolak belakang dengan hasil survei tersebut. Ia menduga, ada kesalahan informasi dalam penggunaan diksi FPI dalam survei ini.

"Itu adalah secara sengaja missleading informasi. Penggunaan diksi FPI dan tidak satu pandangan dengan pimpinan FPI. Pola-pola penyesatan berfikir seperti ini hanya bisa dilakukan di kalangan orang orang dungu. Orang-orang yang gak bisa membedakan antara pembentukan opini dan persepsi dengan fakta. Intinya, pola kerja permainan opini seperti yang dilakukan oleh LSI Denny JA ini hanya laku di kalangan kaum tak bernalar," imbuh dia.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Zakki Amali