tirto.id - Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti mengatakan, sebanyak 95,65 persen warga Indonesia telah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. Hal ini diungkap dalam di kegiatan Refleksi Satu Dekade Penyelenggaraan Jaminan Sosial di Indonesia yang digelar pada Kamis (11/1/2024).
"Persentase peserta JKN dibandingkan jumlah penduduk indonesia tahun 2023, 95,75 persen sudah daftar JKN," kata Ali di Gedung Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta Pusat.
Meski demikian, ia mengakui bahwa tak semua peserta BPJS Kesehatan tergolong sebagai peserta yang aktif atau patuh membayar tagihan per bulannya.
Di satu sisi, Ali menyebutkan, Indonesia tergolong sebagai salah satu negara yang bisa dengan cepat meraih angka di atas 90 persen terkait cakupan jaminan kesehatan. Kata dia, Jerman membutuhkan waktu hingga 127 tahun agar cakupan jaminan kesehatannya mencapai 100 persen.
Sementara itu, Belgia membutuhkan waktu hingga 118 tahun. Negara yang membutuhkan waktu singkat untuk mencapai cakupan jaminan kesehatan mencapai 100 persen adalah Korea Selatan, yakni 12 tahun.
Karena itu, ia mengucapkan apresiasi atas tercapainya cakupan jaminan kesehatan di atas 90 persen dalam waktu 10 tahun.
"Paling cepat Korea Selatan untuk mencapai UHC [Universal Health Coverage] perlu waktu 12 tahun. Indonesia, 10 tahun, [cakupan jaminan kesehatan] sudah mencapai lebih dari 95 persen, ini luar biasa," kata Ali.
Ia menambahkan, pada 2023, sebanyak 267.311.566 orang menjadi peserta BPJS. Sementara itu, 10 tahun lalu atau pada 2014, hanya 133.423.653 orang menjadi peserta BPJS.
Kemudian, pada 2023, 1,6 juta orang per hari menggunakan BPJS Kesehatan. Menurut Ali, jumlah ini meningkat pesat, jika dibandingkan pada jumlah pengguna BPJS Kesehatan pada 2014.
"Total pemanfaatan per tahun pada 2023, 606,7 juta. Tahun 2014, total pemanfaatan per tahun 92,3 juta," tutur Ali.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Anggun P Situmorang