tirto.id - Kementerian Kesehatan Brazil mengumumkan ada 921 orang telah diduga terinfeksi penyakit demam kuning di mana 804 orang di antaranya terjadi di hanya di Negara Bagian Minas Gerais. Sebanyak 702 orang sedang diselidiki, dan 161 orang telah dikonfirmasi, sedangkan 58 penderita telah dikesampingkan.
Sejak wabah itu muncul, pihak berwenang Brazil mencatat ada 150 orang diduga meninggal akibat demam kuning, dan 60 orang di antaranya telah dikonfirmasi, sedangkan 87 orang lainnya masih diselidiki, serta tiga korban dinyatakan tidak terkait.
Kementerian Kesehatan Brazil menambahkan bahwa dari 60 korban meninggal, 53 di antaranya berasal dari di Minas Gerais saja. Minas Gerais adalah tempat wabah tersebut pertama kali muncul sebelum menyebar ke negara bagian lain, demikian laporan Xinhua dan dilaporkan kembali oleh Antara, Sabtu (4/2/2016). Empat orang juga dilaporkan telah meninggal di Espirito Santo dan tiga orang lagi meninggal di Negara Bagian Sao Paulo.
Bertambahnya jumlah kasus demam kuning memaksa pemerintah Negeri Samba itu untuk mengirim lebih dari delapan juta dosis vaksin ke negara bagian yang berisiko untuk berusaha mengendalikan krisis itu. Penyakit tersebut dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti, yang juga adalah pengantar virus demam berdarah, chikungunya dan Zika.
Kementerian Kesehatan mengatakan dalam sebuah laporan bahwa demam kuning kali ini adalah wabah dengan tingkat kematian tertinggi dalam 14 tahun, demikian seperti dilansir AFP, Rabu (25/2/2017). Demam kuning dibawa oleh monyet dan dapat menular ke manusia melalui gigitan nyamuk.
Penyakit itu dapat dicegah dengan vaksin biasa. Namun, kepala urusan penyakit menular Kementerian Kesehatan Eduardo Hage mengatakan bahwa 22 infeksi baru-baru ini dideteksi di negara bagian Espirito Santo, tempat vaksin tidak dilakukan karena daerah itu dianggap tidak terlalu berisiko.
Hage mengatakan demam kuning biasanya tidak menjangkau daerah nonvaksin perkotaan karena nyamuk yang menyebarkannya tidak terlalu banyak. Demam kuning menyebabkan badan menggigil, nyeri dan muntah. Pada kasus yang parah dapat mematikan, menyebabkan gagal ginjal dan hati serta perdarahan.
"Kami berada dalam keadaan waspada, tapi perlu panik," kata Hage.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan