tirto.id - Kepala Kantor Wilayah Kementeriam Hukum dan HAM Bali, Jamaruli Manihuruk mengatakan 91 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kerobokan berstatus tanpa gejala menjalani isolasi di aula lapas dan blok kuta, setelah dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19.
"Dari 627 warga binaan dan tahanan yang reaktif, 91 orang hasil swabnya positif. Dan semuanya dalam kondisi sehat tanpa gejala apapun," ujar Jamaruli di Lapas Kerobokan, Bali, Senin (26/10/2020) dilansir dari Antara.
Setelah 91 warga binaan menjalani 14 hari isolasi, mereka akan kembali melakukan swab test (tes usap). Jika hasil negatif maka warga binaan akan dikembalikan ke dalam selnya masing-masing.
Jamaruli mengatakan bahwa 60 warga binaan yang dinyatakan positif tersebut menjalani isolasi di aula lapas. Sedangkan 31 orang lainnya diisolasi di blok kuta dalam Lapas Kerobokan. Untuk kapasitas dari aula tersebut memuat sekitar 300 orang.
"Aulanya besar dan memadai, besar juga tempatnya. Kalau digabung nanti bahaya, malah bercampur dengan yang sehat. Makanya kami tempatkan sendiri. Aulanya besar sekali menampung 300an dan terisi 60 orang," jelasnya.
Selain itu, juga ada tujuh warga asing yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan diisolasi bersama WBP lainnya.
Jamaruli mengatakan penanganan yang telah dilakukan berdasarkan hasil tes usap COVID-19 yang positif tersebut diantaranya menjalani isolasi, dipastikan rutin mengkonsumsi vitamin, berolahraga, dan berjemur untuk mendukung proses penyembuhan.
Selain itu, pihak lapas bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Badung untuk pemeriksaan kesehatan warga binaan yang positif secara rutin.
Bahkan, Jamaruli mewajibkan pegawai Lapas Kerobokan untuk mandi sebelum memasuki area lapas. Kebijakan ini berlaku mulai hari ini, Senin (26/10/2020) dengan telah menyiapkan fasilitas mandi khusus untuk pegawai.
"Jadi jangan sampai nanti dari pegawai, yang boleh keluar masuk malah membawa [virus corona]. Jadi untuk mencegah itu diwajibkan mandi nantinya," katanya.
Sebelumnya pada Kamis (22/10), di Lapas Kerobokan ada 627 warga binaan dan enam pegawai yang reaktif, sedangkan di Lapas Perempuan ada 58 WBP dan 14 pegawai yang reaktif. Dari hasil tes cepat COVID-19 tersebut, kemudian dilanjutkan dengan tes usap COVID-19 secara bertahap.