tirto.id - Minggu (7/10/2018) merupakan hari ke-sembilan pasca gempa dan tsunami yang melanda wilayah Palu dan sekitarnya. Kegiatan ekonomi perlahan mulai aktif. Salah satunya terlihat pada antrean pembelian gas yang panjang di Jalan Sis Al-Jufri, Palu, Sulteng.
Antrean gas 3kg itu sudah dimulai sejak matahari terbit pagi hari. Ketika reporter Tirto melewati daerah itu pukul 10.30 WITA, antrean sudah panjang mengular sejauh kurang-lebih 200 meter dari perempatan jalan hingga ke salah satu rumah yang menjadi tempat posko pembelian gas.
Hendrawati, 45 tahun, mengaku sudah mengantre sejak pukul tujuh pagi, dan baru saja selesai membeli saat diwawancarai Tirto pukul 10.35 WITA.
"Saya sudah mengantri untuk beli gas dari jam tujuh pagi. Antrean ini sudah dari kemarin sebenarnya, tapi saya baru mulai hari ini," kata Hendrawati pada Minggu (7/10/2018) pagi.
Kendati masih dapat dibeli dengan harga normal, yaitu Rp16ribu, lanjut Hendrawati, namun masyarakat masih dibatasi dengan pembelian satu gas untuk satu kepala keluarga saja. Hal tersebut mengingat agar keluarga lain dapat membeli gas dan mencegah monopoli gas.
"Biar kebagian ke semua warga," katanya.
Pagi itu, jajaran Polres Palu juga melakukan pantauan dan pengamanan guna memastikan ke masyarakat bahwa keadaan telah aman dan masyarakat bisa menjalani kegiatan sehari-hari dengan tenang.
"Silakan, masyarakat melapor ke pihak berwenang jika terjadi hal-hal yang mengganggu masyarakat. Kriminalitas, kejahatan, dan sebagainya," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo yang ikut berkeliling pagi itu.
Data dari BNPB, per hari Minggu (7/10/2018), setidaknya terdapat 1.763 jiwa meninggal dunia, 2.632 jiwa luka berat di rumah sakit, 265 jiwa hilang, dan 152 jiwa tertimbun bangunan.
Juga terdapat 62.359 pengungsi yang tersebar di 147 titik, 66.926 rumah rusak, dan 2.736 sekolah rusak.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Yandri Daniel Damaledo