Menuju konten utama

8 Tanda V-Belt Rusak pada Motor Matik dan Cara Merawatnya

Peka terhadap tanda-tanda v-belt rusak sangat penting bagi pengendara motor matic. Dengan begitu, pengendara bisa menghindari dampak v-belt motor putus.

8 Tanda V-Belt Rusak pada Motor Matik dan Cara Merawatnya
V Belt Motor. wikimedia commons/Simone

tirto.id - Sabuk-V atau v-belt menjadi salah satu komponen penting pada motor transmisi otomatis. Perannya mirip dengan rantai yang ada di motor persneling, menghubungkan gir di crankcase dan gir roda belakang.

Pada motor matik, v-belt berfungsi sebagai penghubung puli depan dan puli belakang. Banyak orang menyebut v-belt dengan istilah streng motor.

Sama halnya dengan rantai pada motor persneling, v-belt rusak juga merupakan keniscayaan, seiring motor matik tersebut digunakan. Namun, tidak banyak pemilik kendaraan yang memahami tanda v-belt rusak.

Jika pemilik motor kurang peka dan jarang memeriksa kondisi kendaraannya, masalah tersebut akan berdampak v-belt motor putus di tengah jalan. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas terkait ciri-ciri v-belt rusak dan cara merawatnya.

Tanda-Tanda V-Belt Rusak dan Cara Mengeceknya

Tanda v-belt rusak penting dipahami oleh pemilik kendaraan. Dengan begitu, dampak v-belt motor putus bisa terhindarkan. Simak beberapa ciri yang bisa dilihat jika streng motor rusak.

1. Muncul bunyi berdecit

Tanda v-belt rusak yang pertama adalah muncul bunyi mendecit pada boks CVT. Suara distorsi itu muncul jika streng motor sudah aus dan melar.

2. Tarikan motor tidak mulus

Ciri lain yang menunjukkan streng motor rusak adalah tarikan motor terasa tidak mulus, seperti tersendat. Ini terjadi akibat kondisi v-belt yang sudah aus. Selain itu, saat mulai melaju, muncul slip yakni laju motor tidak sesuai dengan putaran mesin.

Slip itu muncul karena v-belt tidak lagi menyalurkan putaran mesin secara maksimal ke roda belakang.

3. Jarak tempuh kendaraan sudah terlampau jauh

Pemilik kendaraan juga bisa melihat gejala melalui indikator jarak perjalanan. V-belt rusak juga bisa terjadi jika motor telah menempuh perjalanan panjang.

Semisal, sekali jalan, jarak tempuhnya mencapai puluhan atau lebih dari seratus kilometer tanpa berhenti. Jadi selain tanda fisik dan suara, sering melakukan perjalanan panjang seperti itu juga memungkinkan v-belt lebih cepat aus atau putus.

4. Patah atau retak

Tanda-tanda fisik yang bisa dilihat jika v-belt rusak adalah muncul retakan, patahan, atau keausan pada permukaan v-belt. Jika dilihat dari kondisi v-belt sebelum putus, biasanya ada retak-retak akibat getas.

Retak pada v-belt bisa terlihat pada saat belt ditekuk keluar. Sisi samping gerigi belt, juga terlihat lebih ramping atau tajam jika dibandingkan v-belt normal. Hal itu artinya v-belt mengalami aus akibat bergesekan dengan puli.

5. Kebocoran oli

V-belt yang terkena oli dapat membuatnya licin, mengakibatkan slip yang menyebabkan kinerja buruk. Kebocoran oli juga bisa menjadi tanda v belt rusak karena putarannya mengenai komponen lain.

6. Panjang berlebih dan aus

V-belt yang sudah terlalu panjang atau kendur dapat menyebabkan slip dan kurang efisien. Keausan dini biasanya disebabkan oleh kelebihan beban.

Faktor lainnya adalah as puli yang berkarat dan keringnya bearing puli. Hal ini membuat gerakan puli menjadi terhambat dan imbasnya kerja v-belt makin berat.

7. Kebakaran atau asap

Jika ada bau terbakar atau asap dari area mesin, ini bisa menjadi indikasi v-belt yang terlalu panas atau rusak.

8. Kerusakan pada pulley

Kerusakan pada pulley (roda) yang disebabkan oleh v-belt yang tidak berfungsi dengan baik.

Cara Merawat V Belt Motor Motor Matic

Tanda v-belt rusak dapat dipantau oleh pemilik motor secara berkala. Namun, di sisi lain, pengendara perlu memperhatikan beberapa hal untuk menghindari risiko v-belt rusak. Berikut beberapa cara merawat v-belt rusak motor matic.

1. Cek kondisi v-belt secara berkala

Lakukan pemeriksaan rutin terhadap v-belt setidaknya setiap 8.000-10.000 km. Pastikan tidak ada retakan, keausan berlebihan, atau tanda-tanda kerusakan lainnya.

2. Bersihkan ruang CVT

Ruang CVT (Continuously Variable Transmission) adalah tempat v-beltmotor matic bekerja. Jika ruang itu kotor, bersihkan agar tidak menyebabkan v-belt rusak.

3. Gunakan v-belt orisinal

Gunakan v-belt dan komponen CVT orisinal atau sesuai standar pabrikan. Komponen yang tidak orisinal sering kali memiliki kualitas yang lebih rendah dan cepat rusak.

4. Perhitungkan beban motor

Hindari membebani motor dengan barang atau penumpang melebihi kapasitas maksimal. Sebab, hal itu dapat membuat v-belt rusak dan cepat aus.

5. Hindari akselerasi mendadak yang terlampau sering

Menggeber gas secara mendadak atau terlalu sering akan memberikan tekanan besar pada v-belt, yang bisa mempercepat keausan atau menyebabkan v-belt putus. Sebaiknya, lakukan akselerasi secara bertahap agar beban pada v-belt lebih merata.

6. Jaga Kecepatan Stabil

Berkendara dengan kecepatan yang stabil lebih baik bagi v-belt, dibandingkan sering berganti kecepatan secara ekstrem.

7. Gunakan oli berkualitas dan tepat waktunya

Oli mesin yang berkualitas membantu menjaga performa transmisi CVT, termasuk v-belt.

8. Jaga kebersihan motor

Hindari penggunaan motor di daerah berlumpur atau berair dalam jangka waktu lama. Air atau kotoran dapat masuk ke dalam ruang CVT dan menyebabkan v-belt rusak atau aus lebih cepat.

Selain tips di atas, pemilik kendaraan juga perlu segera mengganti v-belt yang rusak. Lalu, ganti v-belt berapa km sekali?

Penggantian v-belt motor matik biasanya disarankan setiap 10.000 hingga 20.000 km, tergantung tipe motor dan cara penggunaannya.

Baca juga artikel terkait TIPS OTOMOTIF atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Gearbox
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Alexander Haryanto
Penyelaras: Fadli Nasrudin