tirto.id - Majas sinisme adalah bentuk gaya bahasa yang berfungsi untuk menyampaikan sindiran secara tegas dan langsung. Biasanya majas sinisme digunakan untuk mengungkapkan ketidakpuasan maupun kritik terhadap suatu hal.
Menurut Gorys Keraf dalam Diksi dan Gaya Bahasa (2010), majas sinisme merupakan gaya bahasa sindiran yang mengkritik pemikiran atau menyangsikan ketulusan hati dari seseorang. Dari segi isi, majas sinisme sering mengandung ejekan.
Berbeda dengan majas ironi yang bersifat halus dan implisit, majas sinisme lebih lugas dan cenderung keras. Gaya bahasa ini sering muncul dalam berbagai jenis teks sebagai sarana menyampaikan penilaian kritis ataupun mempertegas pandangan.
Selain menjadi bagian teks tertentu, banyak juga contoh majas sinisme dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di media sosial. Agar lebih mengenal gaya bahasa tersebut, simak 60 contoh majas sinisme dalam teks anekdot, puisi, hingga percakapan sehari-hari di sini.
5 Contoh Majas Sinisme dalam Teks Anekdot
Teks anekdot adalah cerita dalam bentuk singkat yang umumnya memuat unsur humor dan sindiran. Berbagai bentuk majas dari gaya bahasa sindiran sering muncul dalam teks anekdot, tak terkecuali sinisme. Berikut contoh majas sinisme dalam teks anekdot:
- 1. Warga: Pak, kenapa jalan di desa ini jelek tapi tak kunjung diperbaiki?
- Petugas: Jalan kan untuk dilewati, bukan untuk dilihat, Bu.
- 2. Siswa: Pak, kenapa nilai saya jelek?
- Guru: Mungkin karena saya terlalu jenius untuk mengerti logika jawabanmu.
- 3. Pasien: Obatnya kenapa mahal sekali, Dok?
- Dokter: Kesehatan itu mahal harganya, Bu.
- 4. Teman: Laptop kamu kok lemot banget?
- Pengguna laptop: Iya, dia lagi menikmati masa pensiunnya.
- 5. Wartawan: Apa pendapat Bapak tentang isu korupsi?
- Politisi: Ah, itu kan sudah tradisi, tidak perlu dibesar-besarkan.
15 Contoh Majas Sinisme dalam Puisi
Majas sinisme dalam puisi sering digunakan untuk mengungkapkan kritik tajam dari sang pengarang. Banyak puisi dengan muatan kritik sosial menggunakan majas sinisme.
Berikut 15 contoh majas sinisme dalam puisi yang diambil dari karya-karya Wiji Thukul seperti "Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu," "Bunga dan Tembok," dan "Sajak Suara" yang penuh dengan ungkapan sindiran:
- "Apa guna punya ilmu kalau hanya untuk mengibuli."
- "Apa gunanya banyak baca buku kalau mulut kau bungkam melulu."
- "Di mana-mana moncong senjata berdiri gagah."
- "Kongkalikong dengan kaum cukong."
- "Di desa-desa rakyat dipaksa menjual tanah tapi, tapi, tapi, tapi dengan harga murah."
- "Kami adalah bunga yang tak kau kehendaki tumbuh."
- "Engkau lebih suka membangun rumah dan merampas tanah."
- "Engkau lebih suka membangun jalan raya dan pagar besi."
- "Kami adalah bunga yang dirontokkan di bumi kami sendiri"
- "Di mana pun tirani harus tumbang!"
- "Sesungguhnya suara itu tak bisa diredam"
- "Mulut bisa dibungkam, namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang"
- "Apabila engkau memaksa diam aku, siapkan untukmu: pemberontakan!"
- "Sesungguhnya suara itu bukan perampok yang ingin merayah hartamu"
- "Mengapa kau kokang senjata dan gemetar ketika suara-suara itu menuntut keadilan?"
40 Contoh Majas Sinisme dalam Kehidupan Sehari-Hari
Penggunaan majas sinisme tidak hanya ditemukan dalam teks, tetapi juga percakapan sehari-hari. Berikut 40 contoh majas sinisme dalam kehidupan sehari-hari yang sering terdengar di percakapan:
- “Pintar sekali kamu ya, sampai-sampai semua pekerjaanmu selalu gagal.”
- “Ruang kelas ini benar-benar luas, sampai kita harus berhimpitan.”
- “Terima kasih banget sudah membantu, bantu nambah kerjaan maksudnya.”
- “Wah, keren banget ya jadi bos, cuma duduk sambil minum kopi.”
- “Luar biasa, kamu berhasil membuat solusi yang malah menambah masalah.”
- “Terima kasih sudah membantu, meskipun hasilnya malah tambah kacau.”
- “Ini hasil rapat terbaik yang pernah ada, karena semua diam.”
- “Listrik mati lagi? Luar biasa PLN kita, selalu tepat mati di waktu penting.”
- “Kamu ini benar-benar ahli, ahli membuat masalah!”
- “Hebat sekali hidupmu, kerjaan cuma rebahan tiap hari.”
- “Wah, harga tiket konsernya murah banget, cuma setengah gaji!”
- “Kita sangat beruntung, jalan raya ini seperti sungai saat hujan.”
- “Kalau semua seperti kamu, dunia pasti kacau dalam sehari.”
- “Internet kita super cepat, cepat hilangnya.”
- “Cita-citamu bagus sekali, sampai-sampai terdengar seperti mimpi siang bolong.”
- “Proyek ini sukses besar, kalau tujuan kita adalah gagal total.”
- “Negeri ini benar-benar aman, aman dari kesejahteraan.”
- “Kamu rajin sekali belajar, makanya nilai kamu nol besar.”
- “Kamu layak dipromosikan, tapi ke posisi yang lebih jauh dari tanggung jawab.”
- “Kamu itu memang yang terbaik dalam urusan mencari alasan.”
- “Kerjamu cepat sekali, sampai semua orang harus menunggumu.”
- “Kamu pandai banget bicara, sampai lupa bertindak.”
- “Mobil ini sangat hemat, karena jarang dipakai.”
- “Laporannya bagus banget, seperti karya anak TK yang baru belajar nulis.”
- “Rumahmu nyaman sekali, sampai tikus pun betah tinggal.”
- “Pemerintah sangat peduli pendidikan, buktinya sekolah mahal.”
- “Negara ini kaya, makanya rakyatnya miskin.”
- “Kamu ini benar-benar multi-talenta, bisa gagal di banyak bidang sekaligus.”
- “Hebat ya kamu, selalu punya solusi yang tidak membantu.”
- “Kereta api ini sangat modern, makanya sering terlambat.”
- “Proyek ini sukses besar, kalau tujuan kita adalah gagal total.”
- “Sistem IT kita hebat, data hilang tanpa jejak.”
- “Serius banget dandan, padahal cuma ke warung.”
- “Kantor ini punya suasana kerja yang hangat, karena AC-nya rusak.”
- “Hebat ya, kamu bisa tidur nyenyak sementara yang lain kerja keras.”
- “Wah, prestasimu luar biasa, juara satu dari belakang.”
- “Kamu perhatian banget, sampai lupa dengan kebutuhan orang lain.”
- “Kerja di sini memang enak, ya? Bisa santai-santai sambil tidur.”
- “Pakaianmu sangat modis, mirip sekali dengan kain pel di rumah.”
- “Kampus kita hebat, terkenal karena hal-hal yang tidak penting.”
Jika dipakai dengan tepat, majas sinisme dapat menjadi alat efektif untuk menyampaikan kritik. Namun, ketika penggunaannya berlebihan atau ditempatkan dalam konteks kurang tepat, penyebutan majas sinisme berisiko melukai perasaan orang lain dan memicu salah paham.
Penulis: Patrick Rendi Avianto
Editor: Addi M Idhom