Menuju konten utama
Bahasa Indonesia

Pengertian Kritik Sosial, Jenis-jenis & Contohnya

Pengertian kritik sosial, jenis-jenis kritik sosial, dan contoh kritik sosial.

Pengertian Kritik Sosial, Jenis-jenis & Contohnya
Seniman jalanan memainkan angklung di samping mural "Illegallery" di kawasan Pojok Beteng Kulon, Yogyakarta, DI Yogyakarta, Rabu (5/4). Seni Jalanan karya seniman Yogyakarta Ismu Ismoyo tersebut berlatar belakang kontroversi atas aktivitas visual kota, mengkritisi ruang publik dengan ruang privat, legal dengan ilegal keberadaan seni jalanan. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/kye/17.

tirto.id - Kritik sosial adalah komunikasi yang berusaha disampaikan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang terlibat dalam lingkungan sosial tertentu.

Komunikasi ini ditujukan untuk memberi saran atau mengevaluasi keadaan yang sebenarnya.

Hantisa dalam artikel berjudul “Kritik Sosial dalam Kumpulan Puisi Aku Ingin Jadi Peluru Karya Wiji Thukul (Kajian Resepsi Sastra)” (2010, hlm. 33), kritik sosial berarti komunikasi di masyarakat yang tugasnya sebagai pengontrol.

Ranah kritik sosial tertuju pada kehidupan sosial di masyarakat tertentu yang sedang menjalankan proses bermasyarakatnya. Dengan begitu, individu yang mengkritik merasa ada yang kurang memuaskan, tak lazim, atau buruk.

Oleh sebab itu, kritik dikomunikasikan demi memperbaiki hal-hal yang tak memuaskan tersebut. Terkait isinya, ditulis berdasarkan fakta lapangan agar bisa dipertanggung jawabkan oleh pengkritik.

Lantas, apa saja jenis kritik sosial tersebut dan apa saja contohnya?

Jenis-Jenis Kritik Sosial dan Contohnya

Sudah disebut, kritik ditulis berdasarkan fakta-fakta tertentu agar dapat diakui sebagai kritik. Bukan hanya bentuk tulisan berupa fakta, namun kritik sosial juga bisa disajikan lewat karya sastra, film, lagu, dan berbagai hal lainnya.

Dengan media-media tersebut, keadaan sosial yang sebenarnya dan dirasa kurang memuaskan bisa dideskripsikan. Untuk jenisnya, kritik sosial terdiri dari berbagai macam bentuk.

Berikut ini jenis-jenis kritik sosial (Yulis Indah dkk., JIM PBSI, Vol. 3, No. 3, 2018, hlm. 285).

1. Kritik sosial ekonomi

Pada jenis ini, kritik sosial memfokuskan pembahasan ke sektor perekonomian yang dirasa kurang sesuai. Contohnya, perihal gaji buruh yang masih ada di bawah UMR (Upah Minimum Regional).

Melalui kritik berlandaskan data, pengkritik bisa mengungkapkan ketidaklaziman ini. Bahkan, bisa juga memberikan saran terkait penerapan yang baik demi kesetaraan upah pekerjanya.

2. Kritik sosial moral

Jenis kritik ini lebih mengacu ke perilaku baik atau buruk seorang manusia sebagai individu. Namun, karakter yang dimiliki oleh satu individu kadang juga dimiliki oleh individu lain.

Untuk contoh, sebut ada orang-orang yang sudah mulai melupakan cara hormat kepada orang yang lebih tua. Melalui kritik sosial, mereka bisa diingatkan untuk kembali menghormati.

3. Kritik sosial pendidikan

Masalah dalam kritik sosial ini lebih fokus ke bidang pembelajaran di suatu lingkungan. Sebagai contoh, sebut ada siswa SD yang tak bisa mengikuti pelajaran daring karena terkendala fasilitas.

Permasalahan ini sebenarnya merupakan sesuatu yang sulit. Namun, pasti terdapat orang yang mempunyai solusi tertentu. Ia bisa mengungkapkan pendapatnya lewat kritik sosial.

4. Kritik sosial agama

Isu fundamental ini kadang juga bisa menimbulkan permasalahan tersendiri dalam kehidupan masyarakat. Sebut saja ada contoh dari sebuah kelompok agama yang membahayakan kelompok lain karena merasa paling benar.

Melalui masalah itu, kritik sosial diluncurkan demi memberi pengaruh baik kepada khalayah umum. Bukan sekadar membela pribadi, tapi ditujukan demi kebaikan bersama dan mengingatkan bahwa keberadaan manusia sejatinya sama.

5. Kritik sosial politik

Maksud dari kritik sosial politik adalah mengungkapkan ketidakpuasan terhadap kondisi politik di lingkungannya. Untuk contohnya, sebut ada beberapa oknum yang melakukan money politik secara terbuka.

Akan tetapi, mereka tidak ditindak dengan semestinya. Oleh sebab itu, pengkritik melampirkan data dan pendapatnya demi menghilangkan kejanggalan tersebut.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada & Dhita Koesno
Penulis: Yuda Prinada