tirto.id - Penyakit asam lambung bisa terjadi secara tiba-tiba, seperti ketika Anda sedang beraktifitas dan mengalami sakit di ulu hati atau terasa nyeri di bagian perut, bisa jadi asam lambung Anda sedang naik.
Lalu apa sebenarnya asam lambung dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Dikutip laman WebMD, di dalam pintu masuk perut terdapat katup yang merupakan cincin otot yang disebut sfingter esofagus bagian bawah (LES).
Biasanya LES menutup segera setelah makanan melewatinya. Apabila LES tidak menutup sepenuhnya atau terbuka, maka asam yang diproduksi lambung dapat naik ke kerongkongan.
Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit di dada seperti sensasi terbakar yang disebut mulas.
dr. Neneng Ratnasari, praktisi dan dokter spesialis penyakit dalam RSUP Sardjito, melalui laman Universitas Gajah Mada mengungkapkan penyakit asam lambung berkaitan dengan kondisi stres atau kecemasan.
Meki demikian, tidak semua dipicu oleh faktor makanan atau gangguan pada lambung. Jadi pastikan kondisi kesehatan mental Anda tidak terganggu atau tidak dalam kondisi stres.
Sementara itu, dikutip dari situs Dinkes Kalbar, kandungan asam lambung adalah asam yang terdiri dari klorida, natrium klorida, dan asam klorida yang berguna untuk mencerna makanan dan enzim pencernaan untuk memecah protein dalam tubuh.
Sifat dari asam lambung adalah korosif, sehingga dapat membunuh bakteri dan juga berisiko merusak lapisan pelindung lambung.
Penyebab Asam Lambung pada Tubuh
Kondisi asam lambung dikatakan normal ketika pH asam di tubuh berkisar antara 1-3. Jika pH asamnya melebihi normal, maka dapat terjadi gangguan pada lambung.
Menurut WebMD, faktor penyebab asam lambung bisa terjadi adalah berasal dari makanan dan minuman yang memicu asam naik, seperti :
- Mengonsumsi makanan besar atau berbaring tepat setelah makan;
- Kelebihan berat badan atau obesitas;
- Mengonsumsi makanan berat dan berbaring dengan telentang atau membungkuk di pinggang;
- Ngemil mendekati waktu tidur;
- Makan makanan tertentu seperti jeruk, tomat, cokelat, mint, bawang putih, bawang merah atau makanan pedas dan berlemak dapat memicu asam lambung naik berlebih;
- Minum minuman tertentu, seperti alkohol, minuman berkarbonasi, kopi atau teh, dan merokok.
Buah yang Baik untuk Penderita Asam Lambung
Menurut Dr. Rommel Tickoo seorang konsultan penyakit dalam dari Food NDTV, refluks asam dapat diatasi dengan menghindari makanan pedas dan asam serta memilih makanan yang dapat membantu menetralkan kelebihan asam.
Pilihlah makanan kecil, karena makanan besar mengisi perut dan memberi tekanan pada segmen intra-abdomen (LES), membuat refluks dan GERD terjadi.
Berikut ini beberapa buah yang direkomendasikan dapat mengurangi efek refluks asam pada lambung:
1. Pisang
Pisang yang berwarna kuning merupakan sumber potassium, serta, vitamin C, antioksidan dan fitonutrien. Serat dalam pisang meningkatkan pencernaan dan mengurangi refluks.
2. Pepaya
Pepaya mengandung vitamin K, beta-karoten, kalsium dan juga merupakan sumber vitamin A.
Selain itu, juga mengandung enzim papain yang dapat membantu meningkatkan pencernaan dan mengurangi rasa terbakar pada jantung.
3. Semangka
Semangka mengandung antioksidan, vitamin C, vitamin A, dan asam amino.
Karena kandungan airnya yang tinggi, buah semangka dapat membantu pencernaan dan menetralkan asam di perut, serta mengurangi refluks.
4. Buah Ara atau Buah Tin
Buah tin mengandung gula alami, mineral, potassium, kalsium dan zat besi. Kandungan seratnya dapat membantu pergerakan usus dan gangguan pencernaan.
5. Apel
Apel mengandung vitamin A,C,D,B-16 dan B-12 serta kalsium, zat besi dan magnesium.
Kandungan tersebut dapat membantu buang air besar secara teratur dan dapat mengurangi asam serta menenangkan perut.
6. Buah Persik
Buah kecil berbulu halus ini mengandung kalsium, zat besi, magnesium, vitamin A,B6,B12, dan C. Kandungan asamnya yang rendah, sangat baik untuk penderita refluks asam atau asam lambung.
Jadi bagi Anda yang menderita asam lambung atau GERD, sebaiknya selalu membawa bekal buah-buahan yang direkomendasikan di atas agar selalu aman dan terjaga.
Pastikan kondisi perut tidak kosong dan disarankan mengonsumsi makanan sedikit demi sedikit atau tidak dalam jumlah besar sekaligus, agar tidak memberikan tekanan pada lambung dan berisiko asam lambung naik ke kerongkongan.
Penulis: Citra Sari
Editor: Dhita Koesno