Menuju konten utama

5 Penyebab Sakit Kepala Saat Puasa dan 8 Cara Mengatasinya

Penyebab sakit kepala saat berpuasa di antaranya karena tubuh masih dalam masa adaptasi hingga tubuh mengalami dehidrasi.

5 Penyebab Sakit Kepala Saat Puasa dan 8 Cara Mengatasinya
Ilustrasi sakit kepala. iStockphoto/Getty Images

tirto.id - Sakit kepala saat puasa bukan hal baru lagi, sebab hampir semua orang yang pernah berpuasa pasti mengalaminya.

Laman Springer menjelaskan bahwa rasa sakit intensitas ringan sampai sedang tersebut umumnya muncul setelah berpuasa 16 jam, namun sembuh kembali setelah 72 jam usai berbuka.

Orang yang sering mengalami gangguan sakit kepala lebih mungkin menderita gejala ini lagi saat berpuasa, dibanding orang yang jarang mengalaminya saat tidak puasa.

Kegiatan berpuasa saat Ramadhan adalah kewajiban untuk seorang muslim, dan harus dilakukan selama 29 hingga 30 hari. Di sisi lain, umat Kristiani juga memiliki tradisi berpuasa yang sama-sama bermakna menahan diri dari makan dan minum dalam jangka waktu tertentu.

Sama halnya juga dengan orang yang menjalaniintermittent fasting, atau beberapa orang yang mengidap masalah kesehatan tertentu dan harus berpuasa.

Dalam beberapa penelitian, puasa terbukti memberikan manfaat kesehatan dalam jangka panjang. Namun efek samping jangka pendek yang kerap dikeluhkan adalah munculnya rasa sakit di kepala ketika sedang menjalankannya, juga rasa lelah, lemas, dan lain-lain.

Penyebab Sakit Kepala Saat Berpuasa

Mengapa sakit kepala sering diderita oleh orang yang berpuasa? Laman Pavilion Health Today menulis alasan dari timbulnya rasa pusing tersebut adalah akibat dari,

1. Tubuh masih dalam masa adaptasi

Biasanya rasa sakit kepala tersebut muncul di awal-awal periode puasa karena saat itu tubuh masih dalam masa adaptasi.

2. Perubahan pola makan

Saat puasa tentu terjadi perubahan pola makan, pola tidur dan pola aktivitas yang menyebabkan tubuh memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri.

3. Tubuh mengalami dehidrasi, lapar dan kurang nutrisi

Perubahan kadar gula dalam darah, menimbulkan hipoglikemia atau berkurangnya kadar gula dalam darah.

4. Bagi perokok, kurangnya asupan nikotin

Kurangnya asupan nikotin bagi perokok juga jadi alasan mengapa terjadi sakit kepala saat puasa. Tubuh yang sudah adiksi dengan nikotin akan bereaksi dengan merasakan tidak nyaman di kepala.

5. Kurang asupan kafein

Pada orang yang terbiasa mengonsumsi kafein, tubuhnya memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan berkurangnya asupan kafein.

Berbagai hal di atas menyebabkan pembuluh darah di area kepala membesar atau juga mengecil dalam waktu singkat. Pelebaran atau pengecilan pembuluh darah ini yang menyebabkan muncul rasa sakit.

Biasanya pembuluh darah di area dahi yang terasa paling menyakitkan ketika melebar, sehingga untuk meringankannya, Anda dapat memijat ringan daerah dahi dan sekitarnya.

Tips Mencegah Sakit Kepala Saat Puasa

Bagaimana cara mencegah sakit kepala di saat puasa? Berikut beberapa tips kesehatan yang dirangkum dari berbagai sumber:

1. Batasi aktivitas fisik berlebih yang membuat tubuh mengalami dehidrasi dan kekurangan energi.

2. Hindari paparan matahari terik, agar cairan tubuh tidak banyak habis. Gunakan topi atau payung jika terpaksa beraktivitas.

3. Pijat area leher dan kepala serta rileks untuk meredakan ketegangan otot dan pembuluh darah kepala. Ini membantu mengurangi rasa sakit.

4. Saat sahur dan buka, perbanyak minum air putih atau minuman yang mengandung ion agar tubuh kembali bugar.

5. Makan makanan bergizi seimbang agar tubuh tak kekurangan nutrisi. Disarankan untuk mengonsumsi buah dan sayur, serta gandum utuh. Makanan tersebut berserat tinggi sehingga mengenyangkan lebih lama.

6. Berolahraga ringan untuk melancarkan peredaran darah.

7. Konsumsi obat pereda sakit kepala jika sakit kepala tidak tertahankan. Lakukan di saat sahur atau berbuka puasa.

8. Kurangi asupan minuman berkafein serta rokok, untuk memudahkan tubuh beradaptasi dengan kondisi puasa.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari