Menuju konten utama

4 Tips Mengatur Gaji Agar Cukup Hingga Tanggal Tua

Besar atau kecil gaji sebenarnya tidak akan cukup untuk menjamin kecukupan semua kebutuhan, lantas bagaimana cara mengatur keuangan yang baik?

4 Tips Mengatur Gaji Agar Cukup Hingga Tanggal Tua
ilustrasi uang. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Belakangan ini, populer perbincangan tentang gaji yang layak untuk hidup di kota tertentu. Kendati begitu sebenarnya, tidak ada jawaban yang pasti.

Lantaran, kebutuhan, tujuan, dan gaya hidup setiap orang berbeda-beda. Seperti yang dicuitkan dalam tweet viral di Twitter terkait gaji yang tidak cukup.

Guna menjawab persoaln itu, dibutuhkan pengetahuan bahwa menemukan cara yang tepat untuk mengelola keuangan perlu dilakukan sedari dini. Lantas, bagaimana cara mengatur gaji agar cukup hingga akhir bulan?

Tips Mengatur Gaji Agar Cukup Hingga Tanggal Tua

Dikutip dari laman Kementerian Keuangan Republik Indonesia, besar atau kecil gaji sebenarnya tidak akan cukup untuk menjamin kecukupan semua kebutuhan.

Maka itu, dibutuhkan kemampuan untuk mengelola keuangan guna membantu kebutuhan saat ini dan masa depan. Berikut tips mengatur gaji agar cukup hingga tanggal tua.

1. Tentukan formula 40 - 30 - 20 - 10

Formula 40 - 30 - 20 - 10 berarti, 40 persen dari gaji dialokasikan untuk kebutuhan hidup dan biaya bulanan, seperti untuk makan, transportasi, listrik, air, kuota internet, dan sebagainya.

Kemudian, 30 persen dari gaji dialokasikan untuk kebutuhan sarana, seperti cicilan kendaraan, cicilan rumah, dan utang bila ada.

Dalam hal ini perlu dipastikan agar membayar utang terlebih dahulu dan upayakan agar tidak menambah utang bila utang sebelumnya belum dibayarkan. Lalu, 20 persen dari gaji dialokasikan untuk ditabung.

Tabungan ini bisa ditandai sebagai tabungan biaya pendidikan anak di kemudian hari. Meski begitu, bagian ini juga bisa dibuat lebih rinci, seperti investasi, tabungan, dan sebagainya.

Selanjutnya, presentase 10 persen dari gaji dialokasikan untuk membayar zakat atau bersedekah. Dana tersebut bisa juga disisihkan sebagai dana cadangan untuk kebutuhan yang bersifat darurat.

2. Daftar presentase alokasi gaji

Sebenarnya, alokasi gaji bulanan busa dilakukan, seperti 45% untuk kebutuhan pokok; 20% untuk membayar cicilan atau utang; 25% untuk ditabung; 10% untuk uang harian.

Kendati begitu, presentase yang dipakai akan sangat fleksibel tergantung dengan kebutuhan dan cara untuk mengalokasikannya. Dengan adanya presentasi ini, Anda akan lebih terbantu untuk mengalokasikan penghasilan secara lebih detail.

3. Tentukan dana darurat

Dana darurat adalah dana yang sengaja disiapkan untuk mengantisipasi berbagai kondisi darurat yang membutuhkan dana tunai dengan segera. Misalnya, saat tiba-tiba terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau tiba-tiba jatuh sakit dan memerlukan rawat inap yang tidak ditanggung oleh asuransi.

Selain itu, bisa pula mengantisipasi kejadian-kejadian tak terduga dalam kehidupan sehari-hari, seperti mobil mogok, ban bocor, kecelakaan, dan sebagainya.

Jika tidak menyiapkan dana darurat, sebaiknya hindari diri dari berutang atau memakai uang tabungan yang sudah ada tujuan penggunaannya di masa mendatang.

4. Tentukan kebutuhan atau keinginan

Bagi sebagian orang, membedakan kebutuhan atau keinginan tidaklah mudah. Lantaran, seseorang bisa menjadi berutang bila tidak bisa mengontrol pengeluarannya.

Sebenarnya, kebutuhan dan keinginan merupakan hal yang berbeda. Misalnya, saat ingin membeli laptop yang sebenarnya sudah memenuhi kebutuhan.

Kendati begitu, oleh karena ingin mengutamakan kemewahan maka akhirnya tetep membeli laptop yang secara harga lebih mahal. Padahal, biaya untuk membayar kos lebih penting daripada itu. Maka itu, pengetahuan tentang perbedaan kebutuhan dan keinginan sangatlah penting.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Ekonomi
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Nur Hidayah Perwitasari