Menuju konten utama

35 BUMN Patungan Salurkan Listrik ke Rumah Tangga Tidak Mampu

Diharapkan, pada 16 Agustus 2018 ini, akan ada 14 ribu rumah tangga yang terpasang listrik.

35 BUMN Patungan Salurkan Listrik ke Rumah Tangga Tidak Mampu
Menteri BUMN Rini Soemarno. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso.

tirto.id - Sebanyak 35 perusahaan pelat merah bersinergi untuk membiayai penyambungan listrik bagi rumah tangga tidak mampu di sekitar Jawa Barat bagian selatan dan Banten. Jumlah masyarakat kurang mampu yang dipilih untuk mendapatkan listrik ditetapkan berdasarkan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno mengatakan, sampai saat ini masih banyak warga yang mengakses listrik dari rumah tetangganya (levering). Alasan sebagian besar warga tidak menyambungkan listrik secara resmi karena mahalnya biaya instalasi dan penyambungan listrik yang berkisar Rp900 ribu hingga Rp1,1 juta.

"Melalui program sambung listrik kali ini, PLN memberi potongan harga sebesar 50 persen untuk biaya penyambungan listrik, dan sisa biaya akan dibayarkan oleh sinergi BUMN yang turut terlibat," kata Rini di Kementerian BUMN Jakarta pada Selasa (7/8/2018).

Dalam mewujudkan program tersebut, para perusahaan BUMN sepakat untuk bersinergi guna menjamin terlaksananya penyambungan listrik yang didanai dari dana program “BUMN Hadir Untuk Negeri”. Dana ini bersifat sponsorship dan bukan berasal dari dana Corporate Social Responsibility (CSR).

Program ini dilaksanakan berdasarkan Surat Kementerian BUMN No. S-114/S.MBU/07/2018, tanggal 13 Juli 2018, perihal Program Elektrifikasi Jawa Barat Bagian Selatan dan Banten. BUMN diminta untuk berkontribusi mengalirkan listrik ke wilayah yang ditetapkan Kementerian BUMN.

Rini menyebutkan, di Jawa Barat saja ada 317 ribu rumah tangga yang belum tersambung listrik. Diharapkan, pada 16 Agustus 2018 ini, akan ada 14 ribu rumah tangga yang terpasang listrik. Sementara pada 28 Oktober 2018 diperkirakan akan ada 103 ribu rumah tangga. Menurut Rini, dibutuhkan biaya sebanyak Rp 56,9 miliar untuk merealisasikan program tersebut.

"Target saya, ini masih terus-menerus, sampai Maret tahun depan. Plus di Banten ini harus tersambungkan. Karena ada juga yang masih pakai teplok, sebulan mereka beli minyak tanah sampai Rp40 ribu lebih. Lebih mahal dari pada mereka bisa pakai listrik," ujar Rini.

Rumah tangga kurang mampu yang mendapat bantuan program sambung listrik gratis ini akan mendapatkan sambungan listrik PLN berdaya 450 Volt Ampere (VA) dengan tarif bersubsidi dan sistem layanan prabayar.

PLN mencatat, saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Barat berada di level 96,79 persen dengan jumlah kartu keluarga (KK) yang belum dialiri listri masih mencapai 334.260 KK.

Untuk diketahui, 35 BUMN yang bersinergi untuk membiayai program tersebut antara lain: PLN, Telkom, BRI, Pertamina, Bank Mandiri, BNI, Angkasa Pura II, Pelindo III, BTN, Pupuk Indonesia, Wijaya Karya, PT PP, PGN, Waskita Karya, Pegadaian, PTPN III, Antam, Jasa Marga, Jasa Raharja, Taspen, Airnav, Askrindo, Jasindo, ASDP Indonesia, Perum Bulog, Jamkrindo, Biofarma, Semen Indonesia, Hutama Karya, Kereta Api Indonesia, Dahana, Perhutani, Pindad, Pos Indonesia dan Jiwasraya.

Baca juga artikel terkait LISTRIK atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Alexander Haryanto