tirto.id - Vice President Aksi Cepat Tanggap, Ahyudin mengatakan, sebanyak 253 relawan dari seluruh Indonesia yang sudah berada di Palu, Sulawesi Tengah akan fokus menyelamatkan korban gempa dan tsunami di wilayah itu. Selain akses komunikasi, kata dia, yang paling butuhkan oleh masyarakat terdampak gempa adalah bantuan logistik berupa makanan.
"1.000 ton beras diberangkatkan dari Sulawesi Selatan dengan waktu perjalanan 18 jam. Hari Sabtu nanti, bersama TNI juga akan berangkatkan 1.000 ton beras dari Surabaya," ungkap Ahyudin dalam konferensi pers ACT di Menara 165, Jakarta Selatan, Senin (1/10/2018)
Selain pasokan logistik, ia menyatakan, penguasaan teritorial bencana juga akan menjadi fokus. Para relawan itu akan dimobilisasikan untuk mengetahui semua lokasi terdampak bencana di Sulawesi Tengah.
Ahyudin menilai, salah satu kendala yang menghambat proses pengiriman bantuan saat ini adalah tidak tersedianya penerbangan ke Palu. Sehingga, pengiriman bantuan harus dilakukan melalui jalur darat.
"Angkutan darat masih bisa diandalkan untuk membawa logistik yang cepat dan masif, pesawat Hercules sekalipun tidak bisa mengangkut logistik dalam skala yang besar," kata Ahyudin.
Sejauh ini, sampai dengan Senin, (1/10/2018) ACT mencatat setidaknya sudah ada 1.203 warga dikabarkan meninggal dunia, 540 orang luka berat, dan lebih dari 16.000 orang mengungsi. Angka ini berbeda dengan data yang dimiliki oleh Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Berdasarkan data terakhir hingga pukul 13.00 siang, Senin (1/10/2018), kata Sutopo, jumlah korban jiwa yang meninggal dunia sebanyak 844 orang.
"744 orang sudah teridentifikasi. Jenazah terus datang tapi harus terus diidentifikasi. Di Kabupaten Donggala ada 11 orang, kabupaten Parigi Mountong 12 orang, di Sigi yang juga mengalami kerusakan kami belum mendapat informasi. Data ini data sementara yang pasti akan terus bergerak," lanjut Sutopo.
Sementara korban yang mengalami luka berat ada 632 orang dan sedang dirawat di rumah sakit. Jumlah pengungsi sebanyak 48.025 jiwa dan tersebar di 103 titik. “Ini hanya untuk kota Palu. Kita belum tahu yang di Donggala, di Palitintong, dan Sigi," kata Sutopo.
Penulis: Atik Soraya
Editor: Alexander Haryanto