tirto.id - Nurul Istikharah, 15 tahun, salah satu korban gempa yang ditemukan selamat dari timbunan reruntuhan bangunan di Perumahan Nasional Balaroa, Palu Barat, Kota Palu akhirnya berhasil dievalusi Tim SAR sekitar pukul 23.00 WIB, Minggu (30/9/2018) malam kemarin.
Nurul mengalami hipotermia dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Palu. "Sudah evakuasi jam 11 malam tadi," ujar Novry Wullur, anggota Basarnas Kepada Tirto hari ini, Senin (1/10/2018).
Ia mengatakan, Nurul berhasil dievakuasi setelah tim Basarnas dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berjibaku mengangkat korban dari reruntuhan rumah bercampur lumpur selama 21 Jam. Nurul bertahan hidup dalam genangan air selama 3 hari dua malam.
Saat ini, Nurul masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara Kota Palu. Ia mengalami hipotermia setelah air bercampur lumpur dan reruntuhan bangunan menjepit tubuhnya selama lebih dari 48 jam.
Nurul juga merupakan satu korban selamat di Perumahan Nasional Balaroa setelah gempa dan tsunami menerjang kota Palu pada Jumat, 28 September 2018. Selain itu, Nurul juga merupakan salah satu dari 90 orang yang dilaporkan hilang oleh pihak keluarga. Diperkirakan, masih banyak korban lain yang kini masih tertimbun reruntuhan Perumnas Balaroa.
Sebelumnya, Nurul dan ibunya, Risni (42 tahun) sempat tertimbun reruntuhan rumah. Nurul berhasil selamat, sementara nyawa ibunya tak terselamatkan.
Tim Basarnas sempat kewalahan dalam mengevakuasi Nurul karena kakinya terjepit beton dan seluruh tubuhnya tertimbun lumpur dengan genangan air yang membanjiri hingga leher.
Dalam proses evakuasi itu, sesekali Tim SAR melantunkan ayat-ayat Alquran sambil mengangkat badan Nurul dari timbunan lumpur. Saat ia tak sadarkan diri, anggota Basarnas juga sempat menepuk bagian leher belakang Nurul dan memberikan minyak kayu putih agar Nurul kembali sadar.
Penulis: Arbi Sumandoyo
Editor: Alexander Haryanto