tirto.id - Tanggul ambruk di Tempat Permakaman Umum (TPU) Cikutra, Kota Bandung, tepatnya di blok D dan F, dipicu oleh luapan air sungai Cidurian akibat intensitas hujan tinggi, pada Rabu (27/11/2024). Akibatnya, 20 makam terdampak dan dua jenazah tampak dari liang lahat yang rusak akibat banjir.
Proses evakuasi dilakukan petugas gabungan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (Ciptabintar) Kota Bandung. Mereka melakukan penggalian terhadap sejumlah makam terdampak. Langkah itu dilakukan guna merelokasi sejumlah jenazah ke tempat yang lebih aman.
Kepala Dinas Ciptabintar Kota Bandung, Bambang Suhari, menuturkan bahwa dua jenazah yang menyembul ke arah sungai akibat tanggul sungai ambruk sudah direlokasi langsung seusai kejadian ke area makam blok E3 TPU Cikutra.
“Sisanya kurang lebih 18 makam, sekarang sudah dilakukan proses evakuasi ke lahan yang memungkinkan, yakni di blok E3 di atas,” kata Bambang pada wartawan di lokasi, Kamis (28/11/2024).
Bambang mengatakan sejumlah ahli waris telah mengetahui proses relokasi tersebut, mereka juga meminta jenazah keluarganya untuk dipindah ke luar area TPU Cikutra.
Di antara ahli waris meminta agar makam keluarganya dipindahkan ke Kota Cimahi 3 orang, ke Jakarta 1 orang, dan yang dipindahkan ke blok F TPU Cikutra 1 orang.
Lebih lanjut Bambang menyebut, proses relokasi semua jenazah yang terdampak ini bisa cepat selesai. Sebagai besar jenazah akan dipindahkan ke blok E3, di dataran yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Bukan Pertama Kali
Tanggul ambruk di Sungai Cidurian bukan kejadian pertama kali. Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSADM) Kota Bandung, Didi Ruswandi, mengatakan kejadian ini merupakan kali ketiga.
Menurutnya, tak hanya faktor hujan deras, tapi juga dinding penahan sungai Cidurian yang melintasi TPU Cikutra berkelok dan mengalami penyempitan aliran air. Akibatnya, air limpahan sungai membesar dan membuat tanggul tak bisa lagi menahan limpahan air sungai.
"Kalau tidak disertai dengan peningkatan kapasitas resapan, itu mengakibatkan air alirannya makin besar," jelasnya.
Terpisah, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Dian Almaruf, mengatakan perlu peran masyarakat untuk tidak membuang sampah.
Dian menambahkan, faktor lain disebabkan seringnya sejumlah utilitas menyangkut di daerah hulu, seperti pipa-pipa air atau kabel yang membuat sampah tersangkut.
“Yang buang sampah ke sungai di atas itu tidak apa-apa. Tapi yang kena jadi di hilir. Jadi mohon disampaikan bahwa kita juga harus menjaga bersama. Tidak ada superman yang ada super team, termasuk masyarakat,” terangnya.
Penulis: Akmal Firmansyah
Editor: Irfan Teguh Pribadi