Menuju konten utama

10 Tahun Kamisan, Jokowi Diminta Tuntaskan Kasus HAM

Semangat keluarga korban untuk mencari keadilan tidak akan pernah surut karena rasa duka mereka adalah semangat untuk terus berjuang.

10 Tahun Kamisan, Jokowi Diminta Tuntaskan Kasus HAM
Anggota Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) Sumarsih menggelar aksi Kamisan di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (3/11). Dalam aksi ke-466 tersebut JSKK meminta Presiden Joko Widodo konsisten menyelesaikan pelanggaran HAM berat masa lalu dan menghapus nama mantan Presiden Soeharto dari daftar calon pemberian gelar pahlawan karena dinilai bertanggung jawab atas sejumlah kasus pelanggaran HAM. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus mengambil langkah untuk menuntaskan kasus-kasus Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh inisiator Tim Gabungan Pencari Fakta Kerusuhan Mei 98, Ignatius Sandyawan Sumardi dalam peringatan 10 tahun Aksi Kamisan yang digelar di depan Istana Merdeka guna mengenang para korban pelanggaran HAM.

Lebih lanjut ia menjelaskan, semangat keluarga korban untuk mencari keadilan tidak akan pernah surut karena rasa duka mereka adalah semangat untuk terus berjuang.

"Kenangan melihat anak keluarga korban, itu membuka kembali luka. Tapi dari pengalaman mendampingi, saya menyadari tumpukan luka menjadi energi yang luar biasa," kata Sandyawan dikutip dari Antara, Kamis (19/1/2017).

Sementara itu, istri dari almarhum Munir, Suciwati mengatakan dilakukannya aksi ini karena tak ingin adanya pembungkaman terhadap generasi-generasi yang ingin berbicara tentang kebenaran.

"Selama 10 tahun kami berdiri di sini...Kami bersama-sama terus melawan karena cinta, karena kami tidak mau anak-anak kami ketika bicara kebenaran kemudian ditembak," kata Suciwati Munir.

"Kami tak mau ada lagi yang seperti Munir, Wawan, Wiji Thukul, yang tidak jelas di mana mereka berada. Kita harus terus melakukan perlawanan. Kita harus terus melawan dengan cinta kasih," lanjutnya.

Selain itu, Maria Katarina Sumarsih, Ibunda Bernardinus Realino Norma Irawan (Wawan, mahasiswa Universitas Atma Jaya Jakarta yang tewas pada peristiwa Semanggi I) juga menghaturkan terima kasih kepada pemuda-pemudi yang melanjutkan Kamisan secara terus-menerus.

Aksi Kamisan ke-477 dimulai pada pukul 15.30 WIB dan dihadiri sejumlah tokoh seperti Koordinator KontraS Haris Azhar, Melanie Subono, Jaya Suprana dan para keluarga korban.

Selain aksi bungkam, aksi tersebut juga diselingi hiburan musik dari grup band simfoni dan pameran foto menggunakan kaleng kerupuk.

Acara yang dihadiri lebih dari seratus orang itu sudah digelar sebanyak 477 kali sejak 18 Februari 2007. Aksi diam mematung di depan Istana Merdeka mengenakan payung hitam sebagai simbol duka lara, perlindungan dan keteguhan hati kali ini dimulai satu jam lebih awal untuk mendengarkan testimoni dari para tokoh dan keluarga korban pelanggaran HAM.

Baca juga artikel terkait AKSI KAMISAN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Hukum
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto