tirto.id - Kementerian Pertanian (Kementan) berkolaborasi dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) mengupayakan target swasembada pangan seperti yang diamanatkan Presiden Prabowo Subianto.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengatakan kolaborasi ini juga akan menggandeng sebanyak 50 hingga 60 universitas ahli bidang pertanian dari seluruh Indonesia untuk menghadirkan inovasi serta teknologi. Bahkan, menurutnya, pemerintah sudah menghasilkan lima memorandum of understanding (MoU) atau penandatanganan nota kesepahaman bersama kepada lima universitas.
Lima universitas tersebut adalah Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Sumatera Utara (USU), dan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).
“Salah satu contoh ada benih dari IPB, benih padi IPB 3S itu produktivitasnya 13 ton. Mungkin kalau di lapangan bisa 10 ton, itu luar biasa,” tutur Amran saat ditemui di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (29/10/2024).
Amran juga menyampaikan bahwa kolaborasi ini tidak hanya sebatas pengembangan bibit, tetapi juga meliputi berbagai sektor di pertanian dan peternakan.
“Yang terpenting sekarang adalah ada sumber daya alam, ada teknologi, kemudian ada milenial 52 persen. Mahasiswa, alumni-alumni, ini kami optimalkan sehingga menghasilkan produksi terbaik untuk sektor pangan,” tuturnya.
Selain itu, Amran juga menyebutkan ada kontrak benih jagung dengan Universitas Hasanuddin. Dia menyebut benih jagung yang diproduksi bisa sampai 10 ton.
“Ini luar biasa untuk sektor pertanian. Kita butuh teknologi baru dari kampus yang ada di seluruh Indonesia. Jangan kita tergantung pada negara lain,” tegas Amran.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, menyampaikan Kemendikti Saintek mendukung upaya Kementan dalam mewujudkan swasembada pangan
“Kami sampaikan kepada mereka semua (universitas) bahwa silakan bantu pemerintah dalam swasembada pangan, di mana para peneliti yang ahli-ahli itu gunakanlah ilmu yang dikembangkan, inovasinya untuk kemajuan pertanian di Indonesia,” tuturnya.
Satryo mengatakanm, kementeriannya akan mendukung program ini dengan menyediakan peneliti yang ahli di bidang pertanian untuk mengembangkan inovasi terbaru.
“Kami di Dikti Saintek memberikan keleluasaan dosen dan mahasiswa untuk melakukan program-program yang mendukung swasembada pangan, tapi dalam hal yang sama juga dia mampu meningkatkan pengetahuan dan keahliannya,” ujarnya.
Satryo optimistis kolaborasi ini dapat mempercepat swasembada pangan yang diharapkan Presiden Prabowo.
“Dan kami di sini mencoba untuk membuktikan bahwa kalau kita kerja sama, saling melengkapi, insyaAllah swasembada pangan yang diharapkan presiden dapat terwujud,” pungkas Satryo.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Irfan Teguh Pribadi