Menuju konten utama

Berencana Impor KRL dari Cina, KAI Minta Suntikan Modal Rp1,8 T

Salusra Wijaya mengatakan kebutuhan anggaran tersebut untuk mendukung peremajaan dan pengadaan aset kereta rel listrik (KRL).

Berencana Impor KRL dari Cina, KAI Minta Suntikan Modal Rp1,8 T
Sejumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) Commuterline Jabodetabek berjalan keluar dari gerbong usai tiba di Stasiun Jakarta Kota, Jakarta, Jumat (12/4/2024). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/pras.

tirto.id - PT Kereta Api Indonesia (Persero) meminta persetujuan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,8 triliun untuk tahun anggaran 2025. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAI, Salusra Wijaya, mengatakan, kebutuhan anggaran tersebut untuk mendukung peremajaan dan pengadaan aset kereta rel listrik (KRL).

Secara khusus, pengadaan trainset KRL didorong karena beberapa kereta sudah tidak dapat difungsikan dari segi usia, sehingga faktor keamanan sangat mendesak untuk diganti dengan trainset baru.

“Beberapa kereta sudah enggak bisa difungsikan, jadi safety, security maupun pelayanan kita sekarang sangat berbeda sekali sehingga ini benar-benar sifatnya urgent untuk penggantian kereta, penggantian dan penambahan kereta," kata Salusra dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (9/7/2024).

Salusra menjelaskan, terdapat perubahan skema pengadaan KRL, karena sebelumnya pihaknya tidak mengimpor trainset dalam keadaan baru. Namun, saat ini terdapat kebijakan yang tidak membolehkan melakukan impor trainset armada bekas, seperti contoh dari Jepang.

“Sehingga harus melalui pengadaan baru atau impor baru yang nilainya 10 kali lebih mahal,” kata dia.

“Kami mohon untuk bisa mendapatkan penyertaan modal negara tahun 2025 sebesar Rp1,8 triliun untuk tambahan pengadaan tersebut," imbuh Salusra.

Dia juga menegaskan bahwa penambahan kereta sangat diperlukan untuk menghindari kelebihan kapasitas, baik di stasiun maupun di dalam kereta.

Menurut catatan KAI, sepanjang 2023, rata-rata jumlah pengguna komuter Jabodetabek pada hari kerja mencapai 830 ribu orang per hari.

Dari data Juni 2024, rata-rata pengguna harian meningkat menjadi 987 ribu. Hingga ke depannya, jumlah penumpang diperkirakan akan terus naik setiap tahunnya dengan rata-rata kenaikan sebesar 6 persen per tahun antara 2024-2027.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Asdo Artriviyanto, menjelaskan bahwa pihaknya menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan armada KRL pada 2024.

Saat ini, dia menjelaskan KCI memiliki 108 rangkaian kereta, dengan 17 rangkaian di antaranya dalam keadaan perawatan dan peremajaan. Akibatnya, pada akhir 2024, hanya tersisa sekitar 89 rangkaian, sementara kebutuhan operasional mencapai 101 rangkaian.

Kekurangan 12 rangkaian ini berpotensi menimbulkan penumpukan penumpang dan ketidaknyamanan bagi para pengguna KRL di Jabodetabek.

Sebagai jalan keluar masalah, Asdo mengatakan bahwa KCI akan mengimpor tiga rangkaian kereta baru dari Cina pada semester I-2025. Selain itu, delapan rangkaian kereta impor lain akan tiba pada semester II-2025, yang juga didatangkan dari Cina.

Sementara itu, Asdo juga menjelaskan, KCI akan melakukan retrofit dua trainset kereta di dalam negeri yang akan siap digunakan pada semester II-2025. Di sisi lain, KCI juga menerima 12 rangkaian kereta baru dari INKA pada semester II-2025, dan empat rangkaian lagi pada 2026.

Baca juga artikel terkait KAI atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Bisnis
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Abdul Aziz