tirto.id - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengutuk perbuatan para kelompok intoleran yang merusak rumah ibadah. Ia mengatakan perbuatan tersebut adalah sebuah tindak kejahatan.
"Aparat kepolisian harus segera melakukan tindakan hukum dan menjaga situasi di lokasi kejadian agar kembali kondusif," kata Zulkifli kepada wartawan di Kupang, Minggu (31/7/2016), saat ditanyai sikapnya terhadap aksi anarkistis bernuansa agama yang terjadi di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara, Jumat (29/72016).
Zulkifli yang berada di Kota Kupang untuk melantik Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional (DPW-PAN) Nusa Tenggara Timur itu menyampaikan kondisi kehidupan masyarakat yang toleran tentu akan selalu diusik oleh sejumlah kelompok intoleran untuk kepentingan perpecahan dalam masyarakat.
Hal itu akan dilakukan dengan sejumlah cara dan langkah, agar meski hanya hal sepele namun bisa berbuntut luas dan mengganggu kehidupan keberagaman anak bangsa.
Untuk itu, penting bagi anak bangsa terus menjaga dan merawat nilai dan semangat kebhinekaan dalam konteks Pancasila, agar semakin kuat dan tetap tegar meski diusik oleh sejumlah isu bernuansa agama dan suku serta ras sekalipun.
Kehidupan Bhineka Tunggal Ika yang sejak dulu sudah menjadi bagian dari sendi kehidupan anak-anak bangsa ini, harus tetap dipelihara dan dijaga untuk sebuah keutuhan kehidupan sosial kemasyarakatan yang lebih baik.
Dalam konteks tersebut, Ketua Umum DPW PAN itu mengatakan untuk tetap merawat kebhinekaan, maka warga dan setiap anak bangsa harus tetap menjunjung tinggi rasa toleransi dan semangat kerja sama dalam konteks membangun komunikasi antarsesama.
Dengan demikian maka setiap ujian konflik yang dicobai oleh kelompok intoleran, akan mudah ditepis, dengan semangat kebhinekaan dalam khasana komunikasi yang terbuka dan jujur.
Kelompok masyarakat yang ada di daerah, diminta untuk terus membangun komunikasi melalui sejumlah momentum bersama. Bisa melalui forum komunikasi lintas agama, adat dan budaya atau dengan cara lainnya.
Dengan demikian, maka terciptalah toleransi dan saling menghargai antarkelompok di tengah masyarakat. "Jika sudah saling menghargai dan menjunjung tinggi keharmonisan, saya kira gangguan apapun yang berbau sara akan ditepis dan bahkan akan dilawan," katanya.
Dalam konteks kejadian di Tanjungbalai, dia mendesak aparat kepolisian untuk segera mengambil tindakan hukum untuk yang terlibat dan telah mengganggu keutuhan anak bangsa di daerah itu.
Penegakan hukum penting untuk bisa memberikan nilai jera bagi masyarakat, agar tidak lagi terjadi.
"Saya berharap seluruh anak bangsa terus merawat kebersamaan untuk kedamaian karena kasus bernuansa sara gampang terpicu dan meluas. Saya berharap tidak lagi terjadi di seluruh wilayah NKRI tercinta ini," katanya.
Aksi anarkistis bernuansa agama terjadi di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara, Jumat (29/7/2016). Sekelompok pemuda dari agama tertentu telah merusak tempat ibadah umat agama lain.
Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Rina Sari Ginting mengatakan, aksi itu berawal dari seorang warga yang merasa terusik dengan suara panggilan speaker dari sebuah rumah ibadah.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan situasi di Tanjungbalai sudah aman usai terjadinya kerusuhan. Masyarakat sudah beraktivitas normal.
"Situasi di Tanjungbalai sudah kondusif. Sudah terkendali. Kapolda ada di sana beserta TNI dan masyarakat. Silakan terus melakukan aktivitas secara normal," kata Tito di Mapolda Sumut.
Tito juga meminta masyarakat tak terprovokasi dengan isu-isu negatif terutama melalui media sosial. Kerukunan antarumat beragama di Sumut harus terus dijaga.
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo