tirto.id - Sabtu pagi, 2 Mei 2020, Rika Maris Chairunnisa sudah bersolek dan mengenakan kebaya. Tak lupa pula ia menyiapkan toga wisuda yang menjadi kebanggaannya.
Maris bisa bernapas lega. Lulusan Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) itu akhirnya mengikuti wisuda meski dilakukan secara online atau daring.
Dia sempat khawatir wisuda di kampusnya ditiadakan akibat pandemi virus Corona atau COVID-19.
"Sudah sempat kepikiran sih, soalnya waktu lagi mengurus revisi terakhir itu pas ada berita Corona masuk Jakarta. Jangan-jangan pas nanti wisuda virusnya sudah sampai Solo," kata Maris kepada reporter Tirto, Sabtu (2/5/2020).
Dari rumahnya di Sukoharjo, Jawa Tengah, Maris didampingi ibunya sudah bersiap di hadapan gawai sejak pukul 08:00 WIB. Prosesi wisuda dilaksanakan dengan telekonferensi via aplikasi WebEx.
Di tempat terpisah, rektor beserta wakil rekor dan senat universitas duduk di barisan paling depan Auditorium GPH Haryo Mataram, kampus UNS, Surakarta, Jawa Tengah.
Sedangkan kursi yang semestinya untuk tempat duduk wisudawan dan wisudawati dibiarkan kosong. Para mahasiswa yang diwisuda hanya terlihat di layar monitor.
Prosesi wisuda dilaksanakan secara simbolis oleh Rektor UNS Jamal Wiwoho. Sementara peran memindahkan tali toga yang biasanya dilakukan rektor digantikan oleh orang tua atau wali.
Saat nama Rika Maris Chairunnisa dipanggil, ibunya spontan memindahkan tali toga dari kiri ke kanan. Hal itu menjadi tanda Maris sudah sah diwisuda.
"Saya bersyukur meskipun harus daring karena kondisi saat ini enggak memungkinkan untuk wisuda biasa," kata Maris.
Dia juga bersyukur tak perlu banyak persiapan untuk bisa mengikuti wisuda daring di UNS.
"Alhamdulillah enggak seribet dan seriweuh wisuda pada umumnya, cuma euforianya memang enggak dapat kayak foto-foto, lalu bertemu langsung teman atau adik tingkat di depan rektorat gitu," ujarnya.
Rasa syukur juga diungkapkan wisudawati dari Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNS, Iin Romadhani. Perempuan asal Solo itu mengaku bisa mengikuti wisuda dengan sederhana.
"Malah senang dengan adanya wisuda online karena tak perlu dandan ke MUA (make up artist), pakai wedges ataupun dengan segala kerepotannya," kata Iin saat dihubungi reporter Tirto, Sabtu (3/5/2020).
Iin mengatakan dirinya cukup menyiapkan gawai dan kuota internet yang cukup. Ia tak perlu mengenakan pakaian macam-macam lantaran bakal ditutupi Toga.
Meski begitu, Iin menilai ada beberapa hal yang mesti diperhatikan oleh kampus saat menggelar wisuda daring.
Pertama, kata Iin, soal paket perlengkapan wisuda yang dikirim ke mahasiswa. Ia mengatakan teman-temannya ada yang mendapat toga dengan salah ukuran hingga kekurangan selempang.
Selanjutnya, Iin kecewa lantaran belum menerima ijazah dan transkip nilai beserta legalisirnya yang dijanjikan UNS. Ia mengatakan dokumen-dokumen tersebut mestinya dikirim bersama perlengkapan wisuda.
"Sebelumnya diinfokan (kampus) kalau sudah jadi akan dilampirkan dalam paket tapi kenyataannya baik legalisir ijazah dan transkrip nilai belum ada," kata dia.
Jadwal Wisuda Mundur Akibat Corona
Jadwal wisuda di Universitas Sebelas Maret sempat ditunda untuk mencegah penyebaran virus Corona atau COVID-19.
Rektor UNS Jamal Wiwoho mengatakan wisuda periode II tahun 2020 dijadwalkan pada 25 April lalu. Namun karena pertimbangan pandemi COVID-19, maka UNS memutuskan perubahan jadwal dan tata upacara wisudanya.
"Tanpa mengurangi keabsahan dan kekhidmatan wisuda, tata upacara perhelatan wisuda UNS periode ll harus dilaksanakan dengan telekonferensi atau via aplikasi Webex dengan tetap memperhatikan Protokol kesehatan," kata Jamal saat membacakan sambutan wisuda.
Wakil Rektor UNS Ahmad Yunus melaporkan ada sekitar 259 mahasiswa yang diwisuda secara daring. Ia mengatakan 76 wisudawan lulus dengan predikat cumlaude.
"Sejak berdirinya Universitas Sebelas Maret Sampai dengan wisuda pada hari ini, jumlah lulusan sebanyak 187.029 alumni," kata Yunus saat menyampaikan laporan soal penyelenggaraan wisuda daring.
Dalam kesempatan berbeda, Koordinator Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia Ubaid Matarmadji mengapresiasi langkah UNS menggelar wisuda daring. Ia mengatakan langkah ini sebaiknya diikuti oleh kampus-kampus lainnya.
"Pandemi jangan sampai menghalangi proses wisuda karena itu adalah hak mahasiswa yang harus ditunaikan," kata Ubaid kepada reporter Tirto, Sabtu (3/5/2020).
Meski begitu, Ubaid mengingatkan pelaksanaan wisuda daring mesti dilakukan secara fleksibel. Ijazah tetap harus diberikan kepada mahasiswa yang lulus meski tak mengikuti wisuda daring.
"Untuk daerah yang bermasalah dengan jaringan internet, ijazah harus tetap bisa dikeluarkan meski tanpa adanya prosesi wisuda massal," kata dia.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Gilang Ramadhan