Menuju konten utama

Wenny Minta Polisi Periksa Intensif Pelaku Penembakan Gedung DPR

Wenny Warouw meminta polisi memeriksa intensif para pelaku penembakan gedung Nusantara I DPR, karena menurutnya terdapat sejumlah kejanggalan pada kasus tersebut.

Wenny Minta Polisi Periksa Intensif Pelaku Penembakan Gedung DPR
Dua orang tersangka kasus "peluru nyasar" ditunjukkan kepada wartawan saat keterangan pers pengungkapan kasus di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (16/10/2018). ANTARA FOTO/Reno Esnir.

tirto.id - Anggota DPR Fraksi Gerindra, Wenny Warouw meminta kepolisian memeriksa secara intensif pelaku penembakan gedung Nusantara I DPR.

"Orangnya harus dibawa ke lokasi (lapangan tembak Perbakin dan Gedung DPR) ya, Siapa dia si Imam? Siapa itu Riki? Tanya mereka dari mana," kata Wenny, di lantai 20 Gedung Nusantara I DPR, Rabu (17/10/2018).

Sebab, menurut Wenny, terdapat kejanggalan dari latar belakang kedua pelaku tersebut. Menurutnya, informasi yang didapatinya dari Polda Metro Jaya, kedua pelaku tersebut merupakan PNS Kementerian Perhubungan.

"Kok jam kerja latihan nembak? gitu loh," kata Wenny.

Selain itu, menurut Wenny, kedua pelaku tersebut juga mengaku bukan anggota Perbakin. Padahal, menurut data yang dimilikinya, keduanya terdaftar sebagai anggota Perbakin.

Wenny pun menunjukkan sertifikat Perbakin atas nama kedua orang tersebut kepada wartawan lengkap dengan tandatangan Ketua Harian Pengurus Besar Perbakin Yapto S. Soerdjo Soemarsono.

Tak cuma itu, Wenny juga menunjukkan sertifikat dari IPSC Indonesia milik kedua pelaku tersebut yang ditandatangani Direktur Regional IPSC Indonesia, Bambang Trihatmodjo.

"Nanti tolong tanya ke pak Yapto sama Bambang Tri apa benar punya murid seperti ini gitu loh, karena beliau yang tanda tangan sertifikatnya ini," kata Wenny.

Lebih lanjut, kata Wenny, dalam kejadian ini kejanggalan juga terdapat dari asal senjata yang digunakan pelaku. Menurutnya, dari keterangan polisi, senjata tersebut dipinjam kedua pelaku dari dua orang berinisial A dan G.

"Pertanyaanya, apa pemilik itu mengizinkan dipakai oleh pelaku? Kalau ambil dari gudang gimana ambilnya?" kata Wenny.

Penyidikan terhadap pelaku ini, kata Wenny, penting guna mengetahui kemungkinan terdapat pelaku lain. Sebab, saat ini suda ada empat ruangan anggota DPR di Gedung Nusantara I yang terkena tembakan.

"Berarti ada 4 target. Berapa peluru yang akan dikeluarin? Apa dari satu senjata?" kata mantan Penyidik Polri ini.

Empat ruangan yang terkena tembakan adalah milik Wenny sendiri di lantai 16, Anggota Fraksi Golkar di lantai 13, Anggota Fraksi Demokrat Vivi Sumantri Jayabaya di lantai 10, dan Anggota Fraksi PAN Totok Daryanto di lantai 20. Semuanya di Gedung Nusantara I DPR.

Ruangan Wenny dan Bambang ditembak pada 15 Oktober 2018. Wenny saat itu berada di ruangannya dan menerima tamu. Sementara di ruangan Bambang, peluru hampir menembus kepala stafnya dan mengakibatkan jilbab yang bersangkutan tembus.

Sedangkan, Vivi dan Totok sedang tak berada di ruangan saat penembakan terjadi. Penembakan baru diketahui hari ini oleh staf keduanya saat mengecek ruangan.

Baca juga artikel terkait PENEMBAKAN atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Hukum
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yandri Daniel Damaledo