Menuju konten utama

Wartawan Metro TV Laporkan Pemukulan di Aksi 112 ke Polisi

Dua jurnalis Metro TV dan satu pertugas keamanan yang mengawal keduanya melaporkan kasus pemukulan yang menimpa mereka saat meliput Aksi 112 ke Polres Metro Jakarta Pusat.

Wartawan Metro TV Laporkan Pemukulan di Aksi 112 ke Polisi
Seseorang mengibaskan bendera hitam saat ribuan massa mengikuti aksi 112 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (11/2/2017). Tirto.id/Andrey Gromico.

tirto.id - Reporter senior Metro TV, Desi Fitriani dan Kamerawan Metro TV, Ucha Fernandez, serta Yaudi, rekan keduanya yang merupakan petugas keamanan, melaporkan kasus pemukulan kepada mereka saat meliput Aksi 112 di Masjid Istiqlal, ke Polres Metro Jakarta Pusat.

Mereka melayangkan laporan itu selang tak lama seusai kasus pengusiran, yang disertai dengan pemukulan, terhadap mereka pada Sabtu siang.

"Tadi siang laporan, terus visum. Saat ini sedang di-BAP (penyusunan Berita Acara Pemeriksaan) di Polres Metro Jakarta Pusat," kata Desi di Jakarta, pada Sabtu (11/2/2017) seperti dikutip Antara.

Desi dan Ucha melaporkan kasus pemukulan itu di Laporan Polisi Nomor: 230/K/II/2017 Restro Jakpus tertanggal 11 Februari 2017.

Rekan Desi, Ucha menjelaskan kasus ini berawal ketika dia, Desi serta Yaudi melaksanakan tugas peliputan Aksi 112 dengan memasuki pintu samping gerbang Al Fatah di Masjid Istiqlal, Jakarta.

"Desi menyuruh saya ditemani Yaudi mengambil gambar di dalam masjid (Istiqlal)," ujar Ucha.

Sayangnya, baru saja ketika Ucha dan Yaudi hendak membuka sepatu untuk masuk dan mengambil dokumentasi gambar di dalam masjid, terdengar teriakan "usir Metro" dari peserta Aksi 112.

Saat itu, Ucha dan Yaudi juga melihat Desi telah dikerubuti massa yang menggiring dia ke arah samping Masjid Istiqlal.

Ucha dan Yaudi segera menyusul Desi sehingga kemudian massa menggiring ketiganya ke halaman Masjis Istiqlal.

Selanjutnya, kata Ucha, seseorang dari massa itu menyuruh dan mengawal ketiganya keluar dari halaman masjid.

Kemudian, dalam posisi berbaris dari depan ke belakang, Ucha, Desi dan Yaudi diteriakki massa. Saat dikawal keluar masjid itulah terjadi insiden pemukulan kepada mereka.

Ucha dipukul empat kali pada perut bagian kiri dan leher belakang, serta ditendang bagian paha kanan dan betis kiri.

Sementara Desi, kepalanya dipukuli oleh massa Aksi 112 dengan kayu bendera.

Menurut Ucha, usai dipukuli, ada personel TNI yang menarik dan mengamankan tiga karyawan Metro TV itu ke Gereja Katedral Jakarta. Setelah itu mereka melaporkan kasus ini ke Polres Metro Jakarta Pusat.

Kamerawan Global TV, Aldino Yusuf, yang sedang mengambil gambar di Gereja Katedral, juga sempat menyaksikan peristiwa dua jurnalis Metro TV tadi digiring masuk ke dekat lokasi dia meliput. Aldino spontan mengarahkan kameranya ke Desi, Ucha dan Yudi.

Tapi, tak lama setelah itu, sejumlah orang yang berseragam mirip militer, namun bewarna putih, mengelilinginya sembari berteriak memprotes pemberitaan media yang selama ini tak menyertakan kata "Habib" bila membahas pentolan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab.

"Tiba-tiba sebagian massa kerubungin saya dengan teriak-teriak." Aldino menirukan kata-kata mereka, "Kalau menulis berita yang benar, jangan hanya nama Rizieq tapi pakai kata Habib-nya. Semua media televisi harus sopan panggil dengan Habib Rizieq-nya."

Beruntung, Aldino tak mengalami kekerasan fisik, sebagaimana dua jurnalis rekannya, dan sebatas menerima ancaman verbal.

Baca juga artikel terkait KEKERASAN TERHADAP WARTAWAN atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Hukum
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom