tirto.id - Warga mengaku trauma usai simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyerang Markas FPI sekaligus Posko Pemenangan Capres-Cawapres 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, di Jalan Wates Km 9, Dusun Ngaran, Desa Balecatur, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta, Minggu (7/4/2019) sekitar pukul 11.30.
Salah seorang warga sekitar lokasi kejadian, Anton Prabu (40) mengatakan, saat terjadi penyerangan ia tengah menerima tamu yang turut membawa anaknya.
"Tadi siang pas nyapu di depan rumah. Ada tamu saya bawa anak, mereka kan lewat mau kampanye di Kulonprogo. Tiba-tiba mereka berhenti [lalu] dilempari batu sampai masuk ke gang rumah, sampai depan halaman rumah. Ada mobil yang dihantam batu besar, mobilnya jenis jeep," ungkap dia ditemui di rumahnya Jalan Wates Km 8, Gamping, Sleman, Minggu (7/4/2019) malam.
Diketahui, Tim Kampanye Daerah (TKD) Paslon 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin sedang menggelar kampanye di Alun-alun Kulonprogo, Minggu (7/4/2019).
Massa PIDP dari Sleman konvoi ke lokasi kampanye di Kulonprogo melewati posko Pemenangan 02 dalam jumlah ratusan mengendarai sepeda motor.
Ia menyaksikan, simpatisan PDIP diperkirakan ratusan orang mengendarai sepeda motor. Tindakan anarkis simpatisan PDIP ini, kata dia, tidak ada korban jiwa, namun membuat trauma.
"Hanya shock sampai trauma. Ada anak kecil [di rumah]. Anak saya shock. Coffeshop punya keluarga [Bambang Tedy, ormas FPI] dilempari batu. Sebelum kejadian sempat ada simpang siur dengar akan ada aksi," ungkap dia.
Dari pantaun Tirto di lokasi kejadian pukul 20.00 WIB, kondisi di lokasi kejadian sudah kondusif. Sejumlah personel kepolisian dari Brimob berjaga dengan senjata lengkap.
Anton berencana melaporkan ke polisi terkait kejadian ini, karena membuat warga terganggu. "Kalau setelah ini akan lapor, karena ada perusakan, tamu saya sampai trauma," imbuh dia.
Ketua PDIP D.I Yogyakarta, Bambang Praswanto mengatakan, tindakan simpatisan PDIP ini dilatari provokasi, sehingga terjadi pembalasan dan bentrok fisik.
"Di situ ada pancingan dan provokasi yang mengakibatkan pembalasan [simpatisan PDIP] dan bentrok fisik. Kita serahkan kepada aparat kepolisian agar mengusut tuntas supaya adil," kata dia saat dikonfirmasi Tirto, Minggu (7/4/2019).
Ia menolak berkomentar lebih lanjut terkait pemicu provokasi. Ia menyerahkan kasus ini kepada polisi. "Sudahlah itu komen saya saat ini. Cukup dulu," lanjut Bambang.
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Zakki Amali