tirto.id - Pemerintah Indonesia akan memanfaatkan ketegasan Presiden Filipina Rodrigo Duterte guna membantu membebaskan Warga Negara Indonesia (WNI) Anak Buah Kapal (ABK) yang disandera kelompok perompak Abu Sayyaf.
"Kita tahu Presiden Filipina yang baru, Duterte itu tegas. Jadi kita minta pemerintah Filipina untuk melepaskan sandera itu," kata Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla di Jakarta, Jumat (5/8/2016).
Lebih lanjut Wapres menjelaskan, aparat di Indonesia harus belajar dari upaya pembebasan sandera sebelumnya, guna menyelamatkan 10 WNI yang disandera itu.
"Tentu para pengusaha (pemilik kapal) di samping pemerintah berbicara dengan pemerintah Filipina. Mungkin saja pengusaha bernegosiasi dengan para penyandera," ujar Jusuf Kalla.
Selain itu, kata Wapres, upaya semua pihak tersebut juga bisa mencegah kasus penyanderaan tidak berulang lagi.
"Sekarang kita serahkan kepada pemerintah Filipina agar mereka menyelesaikan. Sama saja kalau ada penyanderaan di Indonesia, tentu pemerintah Indonesia yang akan menyelesaikannya," kata Wapres menambahkan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menyatakan bahwa pihaknya tidak akan pernah berkompromi dengan kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
Pihaknya tidak akan mengalah dengan membayar tebusan, meskipun ada ancaman yang dilontarkan pihak penyandera 10 ABK berkewarganegaraan Indonesia itu.
Oleh sebab itu, Wiranto meminta pemerintah Filipina membantu upaya pembebasan para sandera.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto