Menuju konten utama

Walkot Pariaman Ingin Daerahnya Masuk UNESCO Learning Cities

Walkot Genius Umar mengatakan dampak pembelajaran sepanjang hidup yang sangat nyata bagi Kota Pariaman.

Walkot Pariaman Ingin Daerahnya Masuk UNESCO Learning Cities
Konferensi internasional Inclusive Lifelong Learning Conference (ILLC) digelar di hotel Grand Hyatt di kawasan wisata Nusa Dua, Bali, Senin, 3 Juli 2023. tirto.id/Taher

tirto.id - Pemerintah Kota Pariaman bersedia menjadi kota learning city kedua di Indonesia dan menjadi bagian UNESCO Global Network of Learning Cities (GNLC). Pemkot Pariaman juga menilai Program Kartu Prakerja diakui memberi dampak ekonomi lewat pembelajaran sepanjang hayat.

“Alumni Prakerja dari Kota Pariaman juga bertindak sebagai penggerak lifelong learning dengan membawa minimum 3 anggota keluarganya untuk bergabung sehingga berkontribusi sekitar 24% pada perekonomian kota,” kata Walikota Pariaman Genius Umar, dalam keterangan konferensi pers penutupan Inclusive Lifelong Learning Conference (ILLC) di Bali.

Sebagai catatan, kota pertama yang menjadi GNLC adalah Kota Surabaya. Surabaya menerima status GNLC pada 2016 dan mendapat penghargaan UNESCO Learning City Award pada 2017.

Pemerintah Kota Pariaman mencatat partisipasi masyarakat setempat pada Program Kartu Prakerja berhasil memberikan kontribusi sebesar 8% pada PDB kota dan menjaga perekonomian kota tetap positif selama pandemi COVID-19 hingga saat ini.

Genius mengatakan dampak pembelajaran sepanjang hidup yang sangat nyata bagi Pariaman. Ia berharap UNESCO mau memasukkan kota di Sumatera Barat itu dalam jaringan UNESCO Learning Cities. “Mudah-mudahan kami bisa menjadi kota kedua di Indonesia setelah Surabaya," katanya.

Pihak UNESCO menyambut baik keinginan Pariaman untuk masuk dalam jaringan Learning Cities. "Dibutuhkan komitmen yang kuat dari pimpinan daerah untuk memastikan keberlanjutan dari pembelajaran sepanjang hayat di daerahnya,” kata Zakki Gunawan, Pelaksana Bidang Pendidikan UNESCO Jakarta.

UNESCO berharap terdapat pelaksanaan kebijakan pembelajaran seumur hidup yang komprehensif, mulai dari ruang belajar, kurikulum, materi pembelajaran dan lainnya.

"Tujuan dari Learning Cities ini adalah untuk menjadikan kota-kota Indonesia menjadi bagian dari kota maju di kancah internasional dimana hal ini merupakan faktor pendukung utama dalam ekosistem Lifelong Learning," ujar Zakki.

Nantinya kota-kota Learning Cities akan berjejaring dalam membagi ilmu dan strategi yang tidak hanya sektor pendidikan, tapi juga ekonomi. "Salah satunya misalnya dengan Busan, Korea Selatan," kata Zakki.

Direktur National Institute for Lifelong Education (NILE) Korea Selatan, Dae Joong Kang menambahkan, konsep learning cities sudah lama diterapkan di Korea sejak 20 tahun lalu. "Sebanyak 195 dari 226 kota di Korea telah menjadi learning cities dan 53 kota merupakan anggota GNLC," ujar Dae Joong Kang.

Sebagai kelanjutan dari ILLC dan melaksanakan komitmen yang tertuang dalam Bali Manifesto yang disahkan pada konferensi ini, UNESCO Institute for Lifelong Learning (UIL) akan mensosialisasikan pesan dan pembelajaran yang dibagikan dalam konferensi. Salah satunya adalah kesuksesan dari Program Kartu Prakerja kepada kota atau negara dalam jaringan UNESCO yang sedang mengembangkan program serupa.

Kolaborasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui Program Kartu Prakerja dan UNESCO dalam ILLC 2023 bertujuan mendorong lebih banyak ruang-ruang kolaboratif untuk pembelajaran sepanjang hidup di tingkat lokal. Diharapkan kampanye dan gerakan ini meluas sehingga dampaknya lebih meluas.

Baca juga artikel terkait PROGRAM PRAKERJA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz