Menuju konten utama

Waisak Hari Raya Agama Apa dan Bagaimana Memperingatinya?

Waisak adalah Hari Raya Agama Buddha, berikut ini cara memperingatinyan dan penjelasan tentang 4 Hari Raya Agama Budaya.

Waisak Hari Raya Agama Apa dan Bagaimana Memperingatinya?
Sejumlah biksu menerima derma atau sedekah dari warga saat prosesi Pidapata di Karawaci, Kota Tangerang, Banten, Sabtu (27/5/2023). Prosesi Pindapata merupakan rangkaian perayaan dari Tri Suci Waisak 2567BE/2023 yang jatuh pada 4 Juni 2023. ANTARA FOTO/Fauzan/foc.

tirto.id - Perayaan Hari Waisak merupakan tanggal penting bagi seluruh umat Buddha. Biasanya penetapan Hari Waisak tidak didasarkan pada tanggal setiap tahunnya, melainkan berdasarkan hitungan kalender Buddha yang pada umumnya terjadi di bulan Mei, demikian dikutip India Times.

Waisak adalah hari suci yang memperingati 3 peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama. Adapun 3 peristiwa penting tersebut ialah kelahiran, pencapaian kesempurnaan, dan wafatnya Siddhartha Gautama.

Mengenai kata Waisak berasal dari bahasa Sansekerta, yakni “Vaisakha” yang bermakna nama bulan dalam kalender Buddha.

Apa Itu Hari Raya Waisak?

Waisak atau Buddha Jayanti disebut juga dengan Buddha Purnima. Ini merupakan peringatan penting yang dirayakan pada Purnima Tithi, atau hari bulan Purnama di bulan Vaishakh oleh umat Buddha di seluruh dunia.

Selain itu, Buddha Purnima juga menandai ulang tahun kelahiran Sang Buddha yaitu seseorang yang dianggap sebagai guru spiritual ajaran Buddha. Sehingga ini semakin menegaskan jawaban tentang adanya pertanyaan seputar Waisak agama apa.

Cara Memperingati Hari Waisak

Di Indonesia, perayaan Hari Waisak dipusatkan di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Selain itu, proses ibadah juga berlangsung di sejumlah candi buddhis, misalnya: Candi Sewu, Candi Muara Takus, Candi Muara Jambi, dan Candi Sojiwan.

Biasanya umat Buddha akan menjalankan serangkaian kegiatan yang dilakukan bersama-sama.

Rangkaian Peringatan Tri Suci Waisak antara lain Bakti Sosial Kesehatan, pengambilan api abadi di Kabupaten Grobogan, pengambilan air berkah di Kabupaten Temanggung, Prosesi, Puja Bhakti Waisak, dan diakhiri Puja Pelita/offering lantern.

Berikut penjelasan tentang beberapa kegiatan saat memperingati Hari Waisak:

  • Pengambilan air berkat dari mata air (umbul) Jumprit di Kabupaten Temanggung dan penyalaan obor menggunakan sumber api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan.
  • Melakukan ritual "Pindapatta" yaitu ritual pemberian dana makanan kepada para biksu oleh masyarakat Buddha untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan kebajikan.
  • Samadhi pada detik-detik puncak bulan purnama. Penentuan Bulan Purnama ini adalah berdasarkan perhitungan falak, sehingga puncak purnama dapat terjadi pada siang hari.

Daftar Hari Besar Umat Buddha selain Waisak

Lantas apa saja hari besar agama Buddha dan kapan Hari Raya Agama Buddha tersebut diperingati? Berikut ini penjelasannya.

Seperti dikutip eperpus Kemenag, terdapat 4 Hari Raya Agama Buddha, yaitu hari Waisak, Asadha, Magha, dan Kathina, dengan rujukan dari Kitab Suci Tripitaka berbahasa Pali atau Tripitaka.

Untuk lebih memahaminya, simak penjelasan singkat tentang empat hari raya penting dalam agama Buddha beserta waktu perayaannya:

1. Hari Waisak

Seperti dijelaskan sebelumnya, Hari Raya Waisak memperingati tiga peristiwa utama dalam kehidupan Buddha Gautama, yakni kelahiran, pencerahan, dan wafatnya yang merefleksikan komitmen terhadap ajaran Buddha, serta menunjukkan belas kasih dan kemurahan hati.

Waisak biasanya dirayakan pada bulan purnama di bulan Waisak (antara bulan Mei atau Juni).

2. Hari Asadha

Hari Asadha disebut juga dengan Asalha Puja untuk memperingati khotbah pertama Buddha di Taman Rusa, Sarnath, di mana ia mengajarkan Dhammacakkappavattana Sutta kepada lima murid pertama.

Makna Hari Asadha adalah awal dari penyebaran Dharma dan pembentukan Sangha (komunitas biksu). Perayaannya berlangsung pada bulan purnama di bulan Asadha (biasanya Juli).

3. Hari Magha

Hari Magha Puja memperingati pertemuan 1.250 arahat yang tanpa undangan berkumpul untuk mendengar khotbah dari Buddha, yang dikenal sebagai Ovada-Patimokkha untuk memaknai prinsip-prinsip dasar moralitas Buddha.

Magha Puja dirayakan pada bulan purnama di bulan Magha (biasanya Februari atau Maret).

4. Hari Kathina

Hari Raya Agama Buddha yang keempat Kathina, yaitu hari setelah berakhirnya masa vassa (retret musim hujan). Umat Buddha memberikan jubah baru dan persembahan lainnya kepada para biksu sebagai simbol dukungan.

Peringatannya sendiri dilakukan selama satu bulan setelah berakhirnya masa vassa, yaitu sekitar Oktober atau November.

Baca juga artikel terkait WAISAK atau tulisan lainnya dari Wulandari

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Wulandari
Penulis: Wulandari
Editor: Alexander Haryanto
Penyelaras: Dhita Koesno