Menuju konten utama

Viral Diduga Caleg Stres Usai Coblosan di Bengkulu, Ini Faktanya

Fakta video viral di media sosial yang menampilkan pria diduga calon legislatif atau caleg stres di Bengkulu.

Viral Diduga Caleg Stres Usai Coblosan di Bengkulu, Ini Faktanya
Ilustrasi stres. foto/istockphoto

tirto.id - Sebuah video menampilkan pria berteriak di dekat tempat pemungutan suara (TPS) viral di media sosial. Video tersebut pertama kali beredar di Facebook dan diduga terjadi di Bengkulu karena kemiripan logat.

Pengunggah video mengklaim bahwa sosok pria yang ada di dalam video adalah calon legislatif (caleg) yang stres usai coblosan. Video viral yang memuat narasi "Caleg stres" itu diunggah oleh pengguna akun Facebook Kevin Sablon Argamakmur.

Unggahan tersebut dirilis pada Kamis (15/2/2024) dan dengan cepat viral ke berbagai platform media sosial lain seperti Instagram, TikTok, dan X.

Video tersebut menunjukkan suasana di malam hari sebuah perumahan dengan seseorang pria berteriak-teriak. Teriakan pria tersebut tidak terdengar jelas, namun sebagian warganet menduga pria itu berteriak karena ingin barang miliknya dikembalikan.

Di dekat pria tersebut berteriak, tampak sebuah TPS yang masih ramai dengan aktivitas warga meski di malam hari. Pengunggah video tersebut menyebut bahwa sang pria sebagai caleg yang sedang stres.

Pengunggah mengatakan bahwa pria tersebut berteriak karena tidak memperoleh suara setelah pemungutan Suara Pemilu 2024 yang digelar Rabu (14/2/2024).

"Caleg stresguys, suara tidak keluar, suara tidak keluar," kata pengunggah dalam video tersebut.

Belakangan diketahui bahwa klaim pengunggah bahwa pria tersebut caleg tidaklah benar. Lantas, bagaimana faktanya?

Fakta Video Viral Caleg Stres di Bengkulu

Video viral soal caleg stres di Bengkulu tersebut ternyata tidak benar. Hal ini sudah dikonfirmasi langsung oleh pengunggah video, yaitu pemilik akun Facebook Kevin Sablon Argamakmur alias Kevin Megi Utama.

Melalui klarifikasi yang ia unggah di Facebook, Kevin menyampaikan permohonan maaf atas narasi salah yang ia sebarkan di media sosial.

"Saya atas nama Kevin Megi Utama, meminta maaf atas beredarnya video yang saya unggah kemarin malam, yang menyebabkan adanya kesalahpahaman dan keresahan di masyarakat," tulis Kevin, Jumat (15/2/2024).

Ia menjelaskan bahwa pria di video yang dia unggah bukanlah caleg stres, melainkan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Melalui kesempatan yang sama, Kevin mengklaim bahwa ia baru mengetahui pria tersebut sebagai ODGJ setelah video diunggah.

"Saya ingin mengklarifikasi bahwa video tersebut memang adalah orang ODGJ bukan caleg. Saya baru tahu kalo orang tersebut ODGJ setelah video tersebut beredar," katanya.

Menutup pernyataan klarifikasi tersebut, Kevin menyampaikan kembali permohonan maafnya, khususnya kepada pihak-pihak yang ia rugikan.

Berdasarkan pemantauan Tirto pada Sabtu (17/2/2024), Kevin telah menghapus video pria ODGJ tersebut dari Facebooknya. Sayangnya, video tersebut terlanjur beredar di berbagai media sosial dengan narasi yang salah.

Penyebab Kasus Caleg Stres Usai Pemilu

Terlepas dari video caleg stres usai pemilu di Bengkulu adalah salah, kasus serupa faktanya bukan hal baru di Indonesia. Kasus caleg stres kerap terjadi setelah periode pemilihan legislatif (pileg) berlangsung.

Menurut psikolog politik Hamdi Moelek, caleg rentan mengalami stres karena spekulasi mereka terhadap kemenangan terlalu tinggi. Hal ini menyebabkan individu berani mengambil tindakan agresif seperti meminjam uang dalam jumlah besar.

"Punya utang menumpuk karena mungkin ekspektasinya enggak realistis akan mengalami gangguan jiwa," kata Hamdi seperti yang dikutip dari Antara.

Menurut Hamdi caleg rentan mendapat stres adalah mereka yang punya banyak uang dan menghabiskannya untuk kampanye. Ia mengklaim bahwa caleg yang memiliki modal sosial besar cenderung memiliki modal materi yang kecil.

Sebaliknya, caleg yang memiliki modal materi besar cenderung memiliki modal sosial kecil. Oleh karena itu, Hamdi menyarankan bagi setiap caleg yang maju di pemilu untuk tetap realistis dalam meraih tujuannya.

Kondisi stres bisa menyebabkan para caleg mengalami gejala mental dan fisik. Gejala-gejala tersebut termasuk gelisah, sulit tidur, mudah tersinggung, sakit kepala, maag, sakit perut, dan nafsu makan berkurang.

Kondisi stres usai pemilu ini bisa diatasi dengan penanganan yang tepat, berupa dukungan orang terdekat hingga dukungan medis. Saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyiapkan beberapa fasilitas kesehatan untuk menampung penderita masalah kejiwaan usai pemilu.

"Kemenkes sudah menyiapkan beberapa rumah sakit jiwa dan rumah sakit umum yang punya layanan kesehatan jiwa seandainya ada ang harus dirawat karena masalah kejiwaan pasca-pemilu," kata Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kemenkes Obrin Parulian.

Penderita stres akibat pemilu juga bisa mengurangi stresnya dengan menerapkan langkah-langkah berikut:

  • Membatasi akses berita maupun media sosial;
  • Mendekatkan diri kepada Tuhan;
  • Memperbanyak kegiatan sosial atau berdonasi;
  • Makan makanan bergizi;
  • Berolahraga secara rutin;
  • Tidur cukup;
  • Mengalihkan fokus ke kegiatan lain atau melakukan hobi.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya