tirto.id - Di jagat maya beredar kabar soal ulat berbulu yang diklaim sangat berbisa dan telah membunuh 16 anak-anak. Salah satu akun Facebook bernama “Lufiya Fiya Fiya” menyebarkan narasi itu disertai video dengan durasi 15 detik, berisi rekaman sejumlah ulat berbulu berada di atas daun.
Menurut unggahan, ulat-ulat tersebut memiliki bulu yang tebal, sehingga anak-anak akan mengira ulat tersebut merupakan seekor burung.
“Ini adalah ulat ya bukan burung mati,, ulat amerika katanya,, dia bentuknya seperti burung yang mati,, sudah 16 jiwa yang melayang,, kebanyakan adalah anak-anak, karena mereka mengira ini adalah burung mati,, setelah dipegang mereka akan mengalami gatal-gatal dan kepala pusing, lalu muntah-muntah,” tulis akun pengunggah, Kamis (22/2/2024).
Video itu juga dibagikan oleh akun Facebook lain, seperti dapat dilihat di unggahan akun “Son To”. Akun tersebut menarasikan seolah-olah ulat ini berada di Indonesia dan menyebut kalau racunnya melebihi bisa ular. Disebutkan, anak-anak yang memegang ulat itu mengalami kejang lalu meninggal.
Per Senin (26/2/2024), video yang diunggah akun Facebook “Lufiya Fiya Fiya” sudah ditonton sebanyak 528 ribu kali, memperoleh 507 reaksi emoji dan 179 komentar.
Video identik juga bisa dijumpai di TikTok dan YouTube.
Lantas, bagaimana faktanya? Apa benar ulat itu muncul di Indonesia?
Penelusuran Fakta
Tim Riset Tirto menelusuri klaim ini dengan memasukkan kata kunci "ulat Amerika di indonesia" ke mesin penelusuran Google. Rupanya, narasi soal ulat bulu ini mulanya muncul di kalangan warga Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
Namun demikian, Kepolisian Resor (Polres) Pamekasan Madura telah menyatakan kabar itu hoaks. Wakapolres Pamekasan, Kompol Andy Purnomo, memastikan ulat ini tidak dijumpai di Indonesia.
"Itu kabar yang tidak benar dan mohon masyarakat agar tidak percaya hal tersebut," katanya, mengutip Tempo, Minggu (25/2/2024).
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga sudah menyatakan klaim ini hoaks dan menyebut ulat bulu yang tampak dalam video merupakan jenis puss caterpillar (ulat kucing) atau ulat asp.
Tirto kemudianmenelusuri terkait ulat kucing yang disebut berasal dari Amerika Serikat (AS) ini.
Dilansir NPR, ulat kucing dapat ditemukan di negara bagian AS, seperti New Jersey, Florida, hingga Texas. Sebagai salah satu ulat paling berbisa di AS, kebanyakan ulat tersebut dijumpai ketika secara tidak sengaja jatuh dari pohon atau ketika orang sedang membuang dedaunan di sekitar rumahnya.
Ulat tersebut dapat tumbuh hingga panjang sekitar 1 inci dan ditutupi bulu berwarna abu-abu dan oranye, yang memiliki kelenjar racun di dasarnya, menurut Institut Ilmu Pangan dan Pertanian Universitas Florida.
Meski rasa sakit yang disebabkan oleh sengatan ulat kucing ke setiap orang bervariasi, ahli etimologi Molly Keck dari Texas A&M AgriLife Extension Service mengatakan, racun tersebut bisa berbahaya bagi individu yang menderita reaksi ekstrim terhadap gigitan serangga.
“Beberapa mungkin hanya mengalami ketidaknyamanan lokal yang berlangsung dalam waktu singkat. Yang lain mungkin mengalami gejala yang lebih parah seperti anafilaksis atau perlu mencari pertolongan medis,” kata Keck, seperti dikutip NPR.
Pada 2014 silam, National Geographicmelaporkan, ulat kucing saat itu sempat membuat orang-orang di AS bagian timur harus dirawat di rumah sakit, tetapi tak ada keterangan soal tewasnya 16 anak-anak akibat sengatan ulat tersebut.
Ahli Entomologi Univeritas Florida, Don Hall, mengatakan sengatan ulat kucing terasa seperti sengatan lebah, hanya saja lebih parah.
“Seberapa parah sengatannya tergantung di mana Anda tersengat dan berapa banyak duri yang menempel di kulit Anda. Orang yang pernah tersengat di tangan mengatakan rasa sakitnya bisa menjalar hingga ke bahu dan berlangsung hingga 12 jam,” kata Hall, menukil National Geographic.
Mongabay lewat unggahan Instagramnya juga menyebut korban ulat kucing bisa mengalami gejala seperti sakit kepala, demam, mual, muntah, kejang, dan sakit perut.
Kesimpulan
Hasil penelusuran fakta yang sudah dilakukan menunjukkan kalau ulat dalam video yang beredar merupakan puss caterpillar atau ulat kucing. Ulat itu dapat ditemukan di Amerika Serikat, yakni di negara bagian New Jersey, Florida, hingga Texas.
Pada 2014 silam, National Geographic melaporkan, ulat kucing saat itu sempat membuat orang-orang di AS bagian timur harus dirawat di rumah sakit, tetapi tak ada keterangan soal tewasnya 16 anak-anak akibat sengatan ulat tersebut.
Menyoal narasi ditemukannya ulat kucing ini di Indonesia, Polres Pamekasaan Madura menyatakan kabar itu hoaks. Wakapolres Pamekasan, Kompol Andy Purnomo, memastikan ulat ini tidak dijumpai di Indonesia.
Dengan begitu, klaim ulat kucing AS ditemukan di Indonesia dan telah menewaskan 16 anak-anak bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Editor: Farida Susanty