tirto.id - Sebuah video lawas Prabowo Subianto yang sedang berkampanye sedang menjadi bahan lelucon. Sejumlah warganet terlacak membagikan potongan video berdurasi 13 menit 25 detik dengan judul “Special Event: Menteri-2 Kabinet Prabowo”.
Potongan video tersebut ramai beredar di Facebook. Salah satunya disebar oleh akun fanpage dengan nama “Barisan Relawan Jokowi” pada 21 April 2019 pukul 12:06 PM. Unggahan itu disertai teks komentar: “Mentri Kabinet Plesiden...plesidenan... Ada nama Ahmad Dani juga”
KLAIM
Potongan video itu memperlihatkan bahwa Prabowo sedang berbicara di sebuah acara kampanye. Di situ, Prabowo menyebut berbagai nama dan sosok orang, beberapa di antaranya sedang duduk di podium bersamanya, sebagai “menteri-menteri kabinet Prabowo”.
Keterangan grafik teks video di bagian bawah menuliskan “Special Event: Menteri-2 Kabinet Prabowo." Sebuah grafik teks lain (kanan transparan) memberi tanda bahwa video tersebut milik salah satu media di Indonesia. Tertulis dalam bahasa Inggris “Property of CNN Indonesia.” Anehnya, pada sisi kanan atas, grafik teks video menuliskan sebuah alamat situs judi online.
Benarkah informasi itu?
FAKTA
Video Merupakan Hasil Suntingan
Pemeriksaan fakta menemukan hasil bahwa potongan video yang beredar adalah hasil suntingan dari terbitan CNN Indonesia pada 13 April 2019. Video aslinya memiliki durasi lebih lama, yakni 18 menit 33 detik.
Teks judul video dan lokasi telah diubah. Pada video aslinya, judul grafik teks menyebut: “Special Event: Kampanye Akbar Prabowo-Sandi”. Ada teks kecil di kiri atas memberikan informasi lokasi kegiatan, yakni “Surabaya, Jawa Timur”.
Artinya, keterangan teks pada potongan video “Special Event: Menteri-2 Kabinet Prabowo” yang beredar di media sosial cenderung mendorong informasi yang mengundang tafsiran berbeda dari video aslinya.
Nama Ahmad Dhani
Pada video CNN Indonesia yang terbit 13 April 2019 (versi durasi 18 menit 33 detik) Prabowo memang menyebut nama dan profil Ahmad Dhani. Prabowo saat itu hendak menyebutkan nama-nama yang mendukung dirinya secara alfabetikal, mulai dari huruf A. Secara spontan, ia membahas Ahmad Dhani. Prabowo menyebut Ahmad Dhani sedang dipenjara, sehingga tidak dapat hadir di acara tersebut.
Di struktur Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Ahmad Dhani memang masuk sebagai juru kampanye nasional. Sekalipun tersangkut masalah hukum, Ahmad Dhani sendiri tidak dicoret dari BPN.
Adapun kutipan soal Ahmad Dhani dalam video adalah (mulai menit ke 1:25):
“Baik, saya akan kenalkan tim, dan ini disusun secara alfabetikal, urutan abjad, ya. Jangan ada yang tersinggung. Dari A [hadirin tepuk tangan], sayang Ahmad Dhani dipenjara [hadirin sorak-sorai dan tepuk tangan]. Tapi yang masukin dia dipenjara konyol, orang tidak bersalah dimasukkan ke penjara. Orang itu jadi pahlawan. Jadi, nanti Ahmad Dhani berterima kasih ke si konyol itu. Karena nanti Ahmad Dhani nantinya terkenal, tersohor, pahlawan. Coba dia enggak dimasukkan ke penjara, mungkin banyak yang enggak terlalu suka sama dia [...] Saya kenalken Ahmad Riza Patria, Wakil Ketua Komisi II DPR RI; Alex Yahya Datoek [...]”.
Berdasarkan kutipan itu, Prabowo tidak secara tegas membahas soal calon menteri untuk Ahmad Dhani.
Bukan Menteri, tapi Tim Pakar/Tim Kerja
Apakah tepat informasi yang menyebut Prabowo dalam video itu sedang menyebutkan nama-nama “menteri-menteri kabinet”?
Video terbitan videoCNN Indonesia pada 13 April 2019 (versi durasi 18 menit 33 detik) memang menuliskan tambahan keterangan judul “Prabowo Kenalkan 'Calon Menteri', Siapa Saja” sebagai judul di unggahan arsip YouTubenya. Namun, dalam konteks teknik pemberitaan media, orang perlu pula memahami bahwa "calon menteri" di situ diberi tanda petik, ia tidak harus dipahami dalam arti calon menteri yang sebenarnya.
Prabowo, pada Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto di Surabaya, Jumat, (12/4/2019), memang menyebutkan sejumlah nama-nama itu sebagai "putra-putri terbaik bangsa". Konteksnya, nama-nama yang disebut itu adalah tim pakar/tim kerja yang selama ini mendukungnya selama kampanye pemilihan umum presiden (pilpres) dengan kerelaan.
Video terbitan CNN Indonesialainnya dengan durasi lebih panjang (versi durasi 46 menit 9 detik) dapat menunjukkan konteks itu. Prabowo sempat berujar (mulai menit ke 14:57):
“[...] Saudara-saudara, jadi di belakang saya, dan di samping saya sehari-hari, adalah putra-putri terbaik bangsa ini. Ada yang mungkin tidak bisa hadir, atau sedang menuju, menuju ke sini. Ya, jadi ada yang sedang di luar daerah, dan sebagainya. Ini belum lengkap. Jadi merekalah, yang mau benar-benar ikut, barisan akal sehat [hadirin sorak-sorai], barisan yang cinta tanah air. Saya tidak tanya apakah mereka berasal dari mana, saya tidak pernah cek mereka partai mana. Hampir semua partai kami, tapi ada yang tidak berpartai, ada yang profesional, ada yang bisa pakai dasi, ada yang enggak bisa pakai dasi [hadirin sorak-sorai]. Ada anak-anak muda juga, tapi kita bergabung secara alamiah. Saya tidak bikin iklan, 'dicari putra-putri terbaik yang mau mendukung Prabowo-Sandiaga.' Tidak. Mereka datang sendiri. Delapan bulan kita berjuang sudah, dan mereka tahu, disini ini ‘paket hemat’.”
Konteks tersebut dapat diperjelas dengan membandingkan beberapa pemberitaan media terkait event yang sama. TV One menggunakan istilah “tim kerja” dalam pemberitaannya. Sementara itu, Harian Surya, harian lokal di Surabaya, menggunakan istilah “tim pakar”.
Pembaca juga dapat membandingkan acara tersebut dengan kegiatan kampanye Prabowo sebelumnya. Di Semarang, Jawa Tengah (15/2/2019), seperti diberitakan Antara, Prabowo sempat memperkenalkan puluhan pakar ekonomi, infrastruktur, energi dan pangan serta SDA dan lingkungan hidup, yang menurutnya dapat membantunya mewujudkan program. Konteksnya pun tidak sebagai calon menteri, tapi lebih sebagai tim pakar yang selama ini membantu dan mendukungnya.
KESIMPULAN
Melalui penelusuran fakta ini, didapat kesimpulan bahwa potongan video Prabowo yang diunggah oleh fanpage Facebook “Barisan Relawan Jokowi” pada 21 April 2019 adalah informasi gubahan dan yang tidak disertai penjelasan konteks. Informasi dari video terbitan CNN Indonesia itu telah disunting sehingga menjadi disinformasi.
Editor: Maulida Sri Handayani