Menuju konten utama

Vatikan Tengahi Kemelut di Venezuela

Vatikan akan bergabung dengan pemimpin negara Iberia dan Amerika Latin untuk segera menengahi konflik yang terjadi di Venezuela. 

Vatikan Tengahi Kemelut di Venezuela
Ilustrasi. Antara Foto/Reuters/Max Rossi.

tirto.id - Ernesto Samper, kepala perhimpunan negara Amerika Selatan (UNASUR) mengatakan bahwa Gereja Katolik Roma segera bergabung dengan pemimpin negara Iberia dan Amerika Latin untuk menjadi penengah pemerintah Venezuela dengan kelompok oposisi, yang berseteru,

"Berita menggembirakan bahwa petisi ini diterima kedua kubu. Kehadiran Gereja akan memperkaya, tidak hanya secara kerohanian, tapi juga secara politik," kata Samper, yang juga mantan presiden Kolombia pada Kamis (21/7/2016).

Konflik yang berkepanjangan di Venezuela terjadi di tengah krisis ekonomi, pemerintahan Presiden Nicolas Maduro berseteru sengit dengan kelompok koalisi oposisi Persatuan Demokratik.

Kelompok oposisi menguasai parlemen sejak 2015 dan menuntut referendum pada tahun ini demi menurunkan Maduro dari jabatannya. Mereka menyalahkan sang presiden atas inflasi besar, kelangkaan barang dan resesi, yang sudah berjalan tiga tahun.

Namun, Maduro yang menggantikan Hugo Chavez dalam pemilu 2013, menuding oposisi menjalankan upaya kudeta dan menegaskan bahwa referendum tidak akan digelar. Di sisi lain, Mahkamah Agung juga menggagalkan semua upaya legislatif menurunkan Maduro.

Di tengah keadaan tersebut, UNASUR bersama tiga kepala negara lain, dari Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero, dari Panama Martin Torrijos, dan dari Republik Dominika Leonel Fernandez--dalam beberapa pekan terakhir berupaya membawa kedua pihak di Venezuela ke meja perundingan.

Meski demikian, perseteruan terus bertambah parah. Sejumlah pemimpin oposisi bahkan menuding Maduro sengaja menggunakan perundingan UNASUR sebagai alat untuk tetap berkuasa.

Kelompok oposisi curiga terhadap UNASUR dan meminta penambahan penengah, termasuk di antaranya Vatikan. Baru-baru ini, Paus Fransiskus memainkan peran penting dalam memfasilitasi normalisasi hubungan Kuba dan Amerika Serikat.

Gereja menyatakan siap membantu menyelesaikan krisis di Venezuela.

Di Venezuela, pemimpin gereja setempat selama ini sangat kritis terhadap Maduro.

Kepala koalisi Persatuan Demokratik, Jesus Torrealba, mengatakan bahwa pihaknya akan menjawab undangan UNASUR untuk datang ke meja perundingan pada akhir pekan ini.

Namun, dia menambahkan bahwa kelompok oposisi masih bersikeras terhadap syarat-syarat perundingan; referendum posisi presiden, pemberian izin bagi bantuan humaniter internasional untuk masuk Venezuela, pembebasan tahanan politik, dan penghormatan terhadap proses legislasi.

Sejumlah pengamat mengatakan bahwa krisis ekonomi--yang menjadi awal krisis politik--di Venezuela disebabkan oleh kesalahan kebijakan Maduro. Namun pihak pemerintah berpendapat lain dengan menyalahkan rendahnya harga minyak dunia dan "perang ekonomi" yang diawali oleh kelompok oposisi dengan dukungan Washington.

Baca juga artikel terkait POLITIK

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Rima Suliastini
Editor: Rima Suliastini